Berita hari ini, Situs terpercaya dan terupdate yang menyajikan informasi kabar harian terbaru dan terkini indonesia.
Indeks
selamat natal dan tahun baru hut ri
Jatim, News  

Kadisbun Jatim Sampaikan Komoditas Unggul, Akui Beberapa Menurun Akibat Pandemi

SURABAYA, GESAHKITA COM—Sebagai upaya melindungi warga dari Penyebaran Covid 19, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur terus tak henti memberi imbauan dan  informasi mengenai protokol kesehatan khususnya untuk pekerja di lapangan. Seperti pada sektor perkebunan kopi yang selama ini sudah berjalan. Sebelum bekerja para petani selalu dicek suhu serta di-rapid test untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19.

Hal tersebut disampaiakn Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur, Karyadi, kepada localhost/server/gkx Jawa Timur melalui Whatsapp, Kamis, (21/01/2021).

Menurut Karyadi, program perkebunan dari instansi yang ia pimpin sudah berjalan dan menuai hasil lumayan. Kendati begitu, dirinya membenarkan jika pandemi Covid 19 berdampak buruk pada industry kopi di wilayah nya itu.

“Kita akui harga kopi di Jawa Timur menjadi turun 20 hingga 30 persen dan dan ekspor menjadi lambat,” tuturnya.

Dia menyebut jenis Kopi yang berdampak itu, di antaranya adalah kopi Arabika, kopi Robusta dan kopi Excelsa.

Meski begitu katanya, kopi Arabika ditanamnya di ketinggian 800-900 keatas, dari sektor perkebunan masih berjalan dengan lancar. Selain itu ia juga mengakui bahwa setiap tahun kopi sudah menghasilkan sekitar 60.000 ton dengan konsumsi Jawa Timur 45 ribu ton.

Pada kesempatan singkat itu juga, Kepala Dinas Perkebunan Jatim itu, sempat menyampaikan rasa bangganya terhadap perkebunan tebu di Wilayah Jawa Timur. Tebu sendiri di Jawa Timur sudah menghasilkan gula 1 juta 46 ton setiap tahunnya.

Karyadi menjelaskan, dari sektor perkebunan tebu, yang paling penting kelancaran dalam proses ke pabrik serta penggilingan tebu agar tidak ada batasan serta hambatan dalam produksi.

Sedangkan, untuk sektor perkebunan Kakao juga masih lancar dan setiap tahunya Kakao di Jawa Timur produksinya sekitar 30 ribu ton. Bagi Karyadi,  Kakao kalau diolah dengan baik yang bisa menjadi nilai tambah tinggi. Karena dia melihat hasil panen Kakao yang sehat setiap 2 minggu sudah berbuah dan bisa dipetik oleh petani.

Seperti diketahui, Produksi Kakao di Jawa Timur sudah diolah di pabrikan yang berada di Mojokerto, Kediri, Trengalek dan Madiun yang sudah menghasilkan 50 varian seperti macam-macam coklat hingga sampai permen.

“Seba itu lah menjadikan nilai pendapatan Kakao sangat tinggi dan Kakao juga banyak diekspor. Harga Kakao untuk yang kering dijual Rp 35 ribu per I kg, ”tandasnya. (pur)

Tinggalkan Balasan