MOJOKERTO, GESAHKITA COM— Jahe asal India dan Myanmar dalam jumlah 287 Ton dimusnakan Badan Karantina Pertanian di Mojokerto, Jumat (26/3/2021). Selain memang, jahe sejumlah tersebut tidak memenuhi persyaratan katantina serta berpotensi membawa hama penyakit ke Indonesia.
Wisnu Haryana selaku Sekretaris Barantan Jawa Timur, menjelaskan, secara administrasi impor jahe asal India dan Myanmar telah memenuhi syarat.
Akan tetapi, usai dilakukan penelitian di laboratorium mengandung organisme pengganggu tumbuhan yang dapat membahayakan keberadaan tanaman jahe di indonesia.
“Jahe dari india tidak bersih dan mengandung tanah, bisa membawa organisme pengganggu tumbuhan yang membahayakan tanaman di Indonesia. Kalau sampai masuk RI berbahaya. Kita punya lahan jahe. Kalau sampek kena di kita akan mengganggu produksi jahe di Indonesia,” ucapnya Jumat (26/3/2021).
Wisnu mengatakan, alasan pemusnahan tersebut guna menjaga kemampuan produksi jahe nasional. Menurutnya, jika terserang hama asal luar negeri yang belum ada sebelumnya, maka potensi kerugian pada tingkat produksi akan cukup besar.
“Perkiraan kami bisa mencapai Rp3,4 triliun rupiah. Ini belum termasuk biaya upaya eliminasi yang bisa memakan waktu entah berapa tahun dan biaya ekonomi lainnya yang harus ditanggung,”jelasnya.
Untuk diketahui, pemusnahan jahe impor ini bukan pertama kali dilakukan. Pada minggu lalu, Badan Karantina Pertanian juga memusnahkan 108 ton jahe karena kasus sama.
Berdasarkan hasil penelitian, jahe impor tersebut masih bercampur tanah dan mengandung bakteri serta virus nematoda berjenis aphelenchoides-fragarariae. Bakteri dan virus tersebut dapat membahayakan lahan pertanian jahe di Indonesia.
Ratusan Ton jahe impor tersebut didatangkan tiga perusahaan, yakni PT Indopark dari Jambi; PT Putra Jaya Abadi dari Palembang dan PT Mahands Surabaya. Setelah dikeluarkan dari kontainer, ratusan ton jahe impor tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar di incenerator bersuhu tinggi, sehingga bakteri dan virus ikut musnah.(pur)