SURABAYA, GESAHKITA COM—Kerap terdengar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj terus mengendors tokoh-tokoh muda nasional untuk menjadi calon presiden (capres).
Hal tersebut juga ditanggapi oleh Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jawa Timur yang menilai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih jauh.
Bendahara Umum PW IKA PMII Jatim Firman Syah Ali di Surabaya mengatakan bukan kali pertama, Said Aqil mengendors Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi capres.
Begitu bertemu dengan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Kiai Aqil mendorong Cak Imin jadi capres. Saat satu meja dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kiai Said setuju jika Khofifah maju sebagai capres 2024.
“Tapi tahun 2024 masih lama. Bisa jadi, Pak Kiai Said Aqil Siradj sendiri nanti yang menjadi capresnya,”, Selasa (6/4).
Pengurus Harian PWLP Ma’arif NU Jatim ini mengatakan, memang Kiai Aqil terus mengendors tokoh muda untuk maju jadi capres. Namun, bukan berarti dia bakal kehilangan peluang. Di kalangan NU sendiri tak hanya satu dua tokoh yang layak maju sebagai capres.
Terbukti pada Pilpres 2019 lalu, tokoh NU yang juga mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin terpilih sebagai Wakil Presiden. Ke depan, harus ada tokoh NU yang maju sebagai capres dengan pertimbangan bisa terpilih menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Diketahui, dalam pembukaan Acara Muktamar Pemikiran Dosen PMII di Tulungagung, Senin (5/4), Kiai Said menyebut Cak Imin sebagai bakal calon presiden pada Pilpres 2024.
“Itu disebut sebagai ramah-tamah politik antartokoh yang sedang bertemu dalam sebuah forum,” kata Firman Syah.
Begitu juga ketika satu forum dengan Anies Badwedan di acara peletakan batu pertama Gedung PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, 31 Januari 2020. Said Aqil menyebut Anies Baswedan sebagai Gubernur Indonesia. Senada, dia juga mendorong Khofifah dalam forum yang berbeda.
Cak Firman panggilan Akrab Firman Syah Ali mengingatkan, pernyataan Kiai Said Aqil itu bersifat personal, bukan merupakan produk resmi Muktamar Pemikiran Dosen PMII. “Pernyataan beliau bersifat personal, bukan hasil rapat PBNU, dan bukan pula menjadi produk resmi Muktamar Pemikiran Dosen PMII,” ujarnya.
Menurut dia, para dosen PMII sama sekali tidak terpengaruh dengan statemen tersebut dan tetap fokus bermuktamar menyusun beberapa hasil pemikiran yang solutif dan aplikatif untuk bangsa dan negara.
Walaupun tahun 2024 masih lama, kata mantan aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ini, cukup wajar jika semua organisasi kemasyarakatan ingin kader terbaiknya bisa maju pada Pilpres 2024. Namun, kader terbaik IKA PMII banyak sekali, bukan hanya satu nama yang tentunya bisa digadang masuk bursa capres mendatang.
Dia menyebut kader terbaik IKA PMII, seperti Kiai Said, Hj Khofifah Indar Parawansa, Yaqut Cholil Qoumas, Ali Masykur Musa, Marzuqi Mustamar, dan Ahmad Muqowam. Namun, kata dia, dalam forum Muktamar Pemikiran Dosen PMII yang kental suasana intelektualnya sebaiknya ditunda dahulu bicara soal politik.
Cak Firman berharap para muktamirin tetap fokus pada proses kecendekiaan yang sedang berlangsung 2 hari ini. (irf/pur)