MUARADUA, GESAHKITA COM–Penampakan di sungai Selabung dalam sepekan menjadi fenomena alam baru bagi warga di 8 Desa di kecamatan Tiga Dihaji yang menggantungkan hidup mereka sehari hari disana.
Ratusan tahun mereka hidup di sepanjang lebih kurang 15 kilometer semenjak zaman nenek moyang mereka belum pernah merasakan apa yang mereka rasakan dalam pekan belakangan ini.
Awal fenomena alam mulai tampak di Sungai Selabung ini, dalam hitungan jam terjadi penyurutan atau berkurangnya volume air yang mengaliri sungai itu, namun berselang beberapa jam terjadi lagi peningkatan lagi volume air.
Akan tetapi, meski volume nya air naik, namun tidak dalam jumlah volume yang sama saat sebelum surut. Artinya Saat ini terjadi pengurangan volume air sungai selabung.
Secara struktur wilayah Kabupaten Oku Selatan bukan lah wilayah yang dekat dengan laut, malahan Kabupaten tersebut berada pada kategori dataran tinggi Provinsi Sumatera Selatan. Jadi sungguh aneh jika terjadi hal yang mirip mirip dengan daerah lain yang mengalami pasang surut nya air sungai.
Bukan hanya itu kemarin, Kamis, (10/06/2021) sekitar selepas tengah hari, dimana warga sedang beraktivitas di sungai, mulai mencuci, mandi dan memanfaatkan dengan aktivitas lainnya, warga dikejutkan dengan surut nya Air Sungai yang benar benar kerontang, sehingga dasar sungai bagian palung dasarnya bisa ditapaki (berjalan) dengan bebas.
Hal lain juga yang juga menakutkan lagi, di dasar sungai selabung yang dalam keadaan kering itu kini dihampari bebatuan dan itu menjadi Fenomena baru juga.
Salah satu warga yang berhasil di temui di lokasi kejadian, TB(43) mengungkapkan fenomena berubahnya Alam Sungai selabung ini akibat dari aktivitas Pembangunan Waduk Tiga Dihaji yang berada di Desa Sukabumi Kecamatan Tiga Dihaji telah berjalan hampir 3 tahun lebih semenjak tahun 2018 hingga saat ini.
TB mengaku sangat terganggu dengan kejadian ini. Menurutnya ia tidak sendirian merasakan was was hampir semua warga merasakan khawatir dan cemas.
“Bisa saja sewaktu waktu Air tiba tiba naik jika terjadi amblas waduk penahan di hulu sungai, “ketus nya singkat.
Ditanya jika sosialisasi atau pemberitahuan dari pihak proyek selama pembangunan itu berjalan, ia mengaku tidak mendengar hal itu.
“Tidak ada pemberitahuan bahkan pemdes setempat sepertinya diam saja,”bebernya. TB juga tidak mengerti diam nya Kades memang tidak tahu menahu soal tersebut atau seperti apa.
Seperti diketahui Posisi pembangunan Waduk Tiga Dihaji berada di bagian hulu sungai Selabung sementara terdapat 8 desa berada di bagian hilir sungai itu.
Hal ini dikeluhkan warga Desa yang berada di hilir sungai selabung dengan aktivitas keseharian mereka mengandalkan air dari sungai selabung satu satunya untuk mencuci,mandi hingga mengkonsumsi air minum
Timbul (47) warga Desa Kota Agung mengatakan dirinya dan warga Desa dari dahulu hingga sekarang mengandalkan air Selabung untuk beraktivitas keseharian dan kini mereka harus menahan rasa cemas ketika ingin ke sungai selabung.
“Sungai ini satu satunya kehidupan warga untuk mandi , mencuci dan mengkonsumsi air minum , sekarang airnya agak bau dan kotor dalam waktu yang sering, kalau dahulukan ketika hujan saja baru kotor tapi itu pun tidak bau seperti ini,” ucap nya
Lebih jauh ia bercerita hal ini sudah sering terjadi, semenjak adanya aktivitas pembangunan Waduk Tiga Dihaji.
“Iya, mas di hulu sana ada pembangunan waduk dan setiap hari batu batu tanah jatuh ke sungai akibat adanya ledakkan ,” ucapnya
“Kami dihilir ini kena dampak nya saja, mana jalan kampung kami ini sudah setahun ini rusak dan ketika aktivitas kendaraan lewat debu debunya masuk kedalam rumah kami ,” pungkas nya.
Dari pantauan awak media di lokasi Pembangunan Waduk Tiga Dihaji adanya penyempitan sungai yang diakibatkan oleh Material batu dan tanah hasil Blasting (Peledakan) oleh pihak Perusahaan jatuh ke sungai membuat aliran air tersendat dan terjadi genangan air di bagian hulu sungai Selabung yang berada di titik area Outlet penolak dimana titik tersebut dilakukan Blasting ( Peledakan), sampai berita ini diturunkan dari pihak kontraktor belum ada yang bisa dihubungi.(Hanafri)