JAKARTA, GESAHKITA COM–Jika ingin Menikah saat kondisi keuangan masih pas-pasan tidak ada salahnya. Toh, rejeki bisa dicari bersama. Bagi Anda yang ingin segera memiliki rumah setelah menikah namun kondisi keuangan masih belum pas-pasan, sebaiknya anda simak tips berikut ini:
- Simpan kado pernikahan
Sudah menjadi sesuatu yang lumrah di Indonesia, saat menghadiri pesta pernikahan para tamu akan membawa kado berupa perlengkapan rumah tangga atau amplop yang berisi sejumlah uang.
Nah, uang hasil pemberian para tamu ini sebaiknya ditabung. Kendati nominalnya tidak seberapa, tetapi paling tidak bisa menambah pundi-pundi dana untuk uang muka rumah.
- Atur gaji bulanan
Sebelum tanggal gajian tiba, biasakanlah untuk menghitung berapa besar penghasilan yang didapat bulan ini.
Memang, nominal gaji biasanya tetap. Tapi siapa tahu bulan ini suami/istri mendapat insentif, uang lembur, atau bisa saja salah satu teman mengembalikan uang yang pernah ia pinjam.
Dari total penghasilan bulanan suami-istri, sisihkan 25-30 untuk tabungan rumah. Artinya, hanya ada 70-75 uang dari gaji yang boleh dipergunakan untuk keperluan rumah tangga.
- Alokasikan ke investasi lain
Bila merasa sulit menabung karena takut uangnya terpakai, maka Anda bisa mencoba mengalihkan dana ke bentuk investasi emas maupun reksa dana.
Contoh; jika gaji gabungan (suami dan istri) adalah Rp10 juta per bulan, maka 25-nya atau Rp2,5 Juta bisa diubah menjadi emas batangan atau logam mulia 24 karat seberat 5 gram. Sementara jika berinvestasi dengan reksa dana dan sejenis nya.
- Tinggal bersama orang tua
Bagi pasangan baru, tinggal bersama orang tua dahulu tidak ada salahnya jika kondisi rumah orang tua mendukung.
Tetapi, ini Anda lakukan hanya selama periode menabung, agar Anda tak perlu mengeluarkan uang untuk mengontrak atau kos.
- Cari perumahan sesuai kemampuan
Anda harus memasang target menabung, misalnya satu atau dua tahun. Pasalnya, harga rumah rata-rata naik secara konsisten. Jika rencana menabung terlalu lama, dikhawatirkan harga sudah rumah naik cukup drastis sehingga tidak terkejar oleh tabungan Anda.
Karena itu, untuk rumah pertama, tak ada salahnya jika mencari di kawasan kota satelit atau kawasan penyangga kawasan ekonomi utama. Harga rumah di kawasan ini relatif lebih terjangkau.