SURABAYA, GESAHKITA COM— Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti mengatakan, saat penyusunan APBD 2020 pada November 2019 (sebelum pandemi) diproyeksi Silpa sebesar Rp 1,18 triliun, namun hanya terealisasi Rp 316,61 miliar.
Sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) APBD Kota Surabaya 2020 di masa awal pandemi COVID-19 memperlemah kekuatan APBD 2021.
“Kondisi Silpa tersebut tentu memperlemah kekuatan anggaran APBD 2021,” kata Reni, Rabu (11/8).
Reni menambahkan, tahun pertama pandemi sangat berdampak pada sektor ekonomi, sehingga target pendapatan tidak tercapai.
Hal tersebut menurutnya, berbeda saat sebelum pageblug pada 2019, yang mana tercapai hingga 100,36 persen. Secara umum, APBD Surabaya 2021 sebesar Rp 9,83 triliun.
Sementara pada postur anggarannya untuk segi pendapatan senilai Rp 8,63 triliun dengan proyeksi kontribusi terbesar dari PAD mencapai Rp 5,53 triliun.
Tercatat pada total pendapatan pada semester I-2021 terdiri atas pemasukan PAD, transfer pusat, transfer provinsi dan transfer lainnya senilai Rp 3,56 triliun. Atau baru 41,45 persen dari total target tahun ini, Rp 8,66 triliun.
Sementara, untuk realisasi belanja daerah hingga semester I-2021, sebesar Rp 2,90 triliun dari proyeksi awal Rp 9,83 triliun atau baru mencapai 29,48 persen. Mengenai realokasi (refocusing) anggaran penanganan COVID-19 pada 2021 di Surabaya, yang semula dianggarkan Rp 577,88 miliar, hingga awal Agustus 2021, baru terserap Rp 284,99 miliar (49,32 persen). (pur)