PALEMBANG, GESAHKITA COM—Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera selatan rilis Ekonomi Sumsel Meningkat 5,71 Persen. Data yang merupakan hasil dari rataan pertumbuhan ekonomi Sumsel sepanjang 2019 lalu, terutama sebelum Pandemi covid 19, meski begitu tercatat dari hasil data BPS selama tahun 2020 ekonomi Sumsel mengalami Kontraksi.
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi hingga 5,71 Persen di masa Pandemi merupakan hasil kerja tim Pemerintah Provinsi bersama rakyat, kata Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (HD), di Griya Agung, Jumat Malam (06/08/2021).
Formulasi Membangun Daerah
HD menyebutkan bahwa perlu adanya formulasi termasuk juga bekerja bersama rakyat dalam membangun Sumsel ini. Diakuinya bahwa Pemprov akan tetap memberikan energi dan motivasi positif kepada rakyat. Dengan begitu ide membangun segala sektor itu akan dilahirkan, ” ungkap Herman Deru.
“Dengan bekerja bersama sama itu akan bisa melahirkan pemikiran – pemikiran kreatif untuk bisa diterapkan bersamam sama termasuk dengan para pelaku ekonom ,” ungkap Deru.
Herman Deru menganggap hal hal tersebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumsel selain Kemudahan administrasi dan perizinan, pemberian fasilitas kepada pelaku ekonomi, termasuk juga hal hal penyemangat lainnya yang ia nilai sebagai dorongan positif kepada pelaku usaha.
Seperti diketahui selama kurun waktu masa pandemi kegiatan semacam panen raya, peluncuran arena wisata, dibukanya sentra kuliner dan berbagai macam pembangunan infrastruktur terus diupayakan dengan begitu tetap ada geliat ekonomi meski bergeraknya secara merayap.
“Alhamdullillah Syukur Sumsel dianugrahi SDA yang berlimbah, namun disayangkan jika tidak dikelolah dengan baik, maka dibutuhkan pemimpin yang mau mengintervensi, memberikan solusi,”tambah HD.
HD memberikan contoh yang baru baru ini dimana Pemkab Banyuasin gerakan melalui dorongan Solusi Bibit Padi, dalam hal ini Pemprov diajak terlibat langsung mengatasi. “ Maka dorongan positif harus diberikan sebagai penyemangat pelaku usaha misalnya dengan panen raya dan sebagainya, “beber HD.
Analogi Dirigen Untuk Seorang Pemimpin
Akan hal tersebut agar mudah dipahami Gubernur Sumsel itu menyampaikan dengan mengambil contoh dengan perumpaman seorang pemimpin lagu. HD menjelaskan bahwa pemimpin itu terkadang dibutuhkan perannya sebagai seorang pemimpin lagu (dirigen, red).
Dimana, menurutnya seorang dirigen tahu betul kapan lagu akan dimulai dan diakhiri, serta berikut nada dan irama nya kapan harus naik dan turun.
“Coba bayangkan bagaimana seorang dirigen itu, semua bergerak, gesture, mimic (ekspresi wajah, red) semua anggota badan harus bergerak, sehingga tercipta la alunan dan irama yang sama dan disitulah adanya fungsi penyemangat seorang dirigen, “kata HD.
Keselarasan tersebut, kata HD hendaknya dilakukan dengan oleh pemimpin termasuk hal dibidang ekonomi.
“Pertumbuhan ekonmi harus diciptakan pemimpin harus memberikan spirit dan semangat,”timpal HD.
HD menyebutkan pelaku ekonomi itu bukan hanya para pedagang dan pelaku UMKM saja bahwa para pembeli dan konsumen juga adalah bagian dari pelaku ekonomi itu sendiri.
“Selain pedagang dan pelaku UMKM harus didorong untuk membuat produk dan pelayan yang berkualitas dan seterus nya, Konsumen dan pembeli atau pemakai jasa juga harus diberi edukasi diberi pencerahan maka pasar itu diciptakan dengan begitu dampak baik nya cukup luas dimana nantinya ada peluang kerja dan sebagainya, “beber HD lagi.
Penggunaan Istilah Bisa Menjadi Penyemangat Sekaligus Melemahkan
HD yang dinilai sangat konsen (perhatian, red) dengan penggunaan istilah dibidang tertentu digunakan masyarakat sangat berkeinginan bahwa masyarakat juga hendak nya menjadi terbiasa juga sehingga ada peran edukasi dan tidak terjadi simpang siur maksud nya.
HD memberikan contoh yang lainnya dimana dirinya merasa terpanggil untuk untuk mengusulkan istilah PPKM dengan menggunakan level yang sebelum nya dengan menggunakan kata Darurat.
“Istilah darurat, “sebut HD, “Dalam pandangan awam selalu diistilahkan negatif, dan paling mudah ditebak ialah kondisinya sudah gawat. “Karena ini istilah (darurat,red) melemahkan, orang mau masuk lemah, beli lemah, jual lemah,”Ungkap Herman Deru.
Karenanya, istilah PPKM mikro dan darurat diganti, menjadi PPKM level 1 hingga 4, berdasarkan kasus penyebaran Covid19 di masing-masing daerah. “Kalau lah darurat sama seperti dengan IGD,”kata HD.
Dengan penggantian istilah tersebut, diharapkan masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dan juga memberikan rasa aman dan nyaman dalam melakukan aktivitas ekonomi meski ada penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Kesemuanya, usaha bersama untuk mengurangi penyebaran kasus Covid-19 di masyarakat. Selain itu, HD mengingatkan bahwa majunya perekonomian di daerah tak lepas dari kemudahan berusaha yang difasilitasi oleh pemerintah setempat kabupaten Kota di Sumsel.(irfan)