selamat menunaikan ibadah puasa selamat menunaikan ibadah puasa selamat menunaikan ibadah puasa hari jadi kota pasuruanisra miraj hut oku selatan, hari jadi oku selatan
News  

Halimantori S Ag, Lurah Sukajadi Dikenal Sebagai Penceramah Ternyata Pengalaman Pahit Menempahnya

BANYUASIN, GESAHKITA COM–“Pendidikan yang baik untuk anak itu sebagai orang tua kita baik nya tidak memaksakan bahwa anak bersekolah untuk bekerja namun bersekolah atau kuliah, mereka  menerima pendidikan, untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan kepandaian di bidang tertentu yang memiliki nilai untuk bisa bekerja,”

Begitu diungkapkan Halimantori S Ag yang merupakan Lurah Kelurahan Suka Jadi, Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin saat dibincangi di ruang Kerja nya, pada Jumat, (03.09/2021)

Meski perbincangan soal  pendidikan ini bukan la ranah kapasitas dia membidangi pendidikan, namun latar belakang kehidupan selalu menyimpan  motivasi pembelajaran, betapa masa lalu ternyata menempah Sang Lurah untuk berbuat lebih lagi dengan posisi nya saat ini, sebagai wakil Pemerintah di tingkat paling bawah yakni bergaulnya dia dengan para ketua RW dan RT di wilayah itu.

Belasan tahun menjadi tenaga honorer daerah (Honda) kala itu tak membuat Halimantori gerah ataupun bermalas malas untuk berbuat baik, sudah menikah juga dianugrahi 5 orang putra putri, namun mana ada surut semangatnya meski jalan becek menuju Desa Sri Menanti dan juga Desa Suka Tani Kabupaten Banyuasin, harus ia tempuh sebab dia diinginkan kehadirannya oleh masyarakat.

Bayangkan 350 ribu Rupiah gaji ia kantongi per bulan dari hasil  bekerja tenaga Honda 2005 silam. Dia juga memutar otak dan tenaga nyambi ketika tidak dalam jadwal menjadi penyuluh, dia rela bekerja sebagai sopir pribadi bahkan mau mau nya mangkal sebagai tukang ojek.

Sarjana Agama lulusan UIN Raden Fatah Palembang ini tetap istiqomah.

Pernah terbersit di diri bapak 6 anak ini, rasa nya mau mundur saja, kendala geografis sebegitu keras ada lagi preman memungut pajak jembatan 2000 rupiah per sekali lewat saban minggu, dia tak gentar diajak kompromi memahami posisi dia  sebagai orang yang ditunggu warga desa menyampaikan kebaikan Agama.

Halimantori S Ag Lurah Kelurahan Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin
Halimantori S Ag Lurah Kelurahan Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin Saat Dibincangi Awak media

Ditanya ke dirinya selain kisah menyentuh ia lalui sebagai tenaga Honda (Sarjana penggerak program keagamaan) begitu penuh dengan tantangan, mungkinkah ada rasa suka gembira di hati kala itu?

Halimantori mengaku banyak sekali suka nya, diantara nya banyak kenal dengan masyarakat masyarakat senang dan selalu menunggu kehadirannya.

“Bayangkan mereka saking senang nyo masyarakat aku  dienjuk beras sampai sebanyak 2 pikul  dan mano  biso bawak balek dengan motor, terpakso 2 kali angkat minggu depan nyo lagi, “beber Halimantori.

Perbincangan dengan Lurah Sukajadi ini, yang mungkin  satu satu nya Lurah memiliki kemampuan sebagai penceramah begitu cair pada ba’dah Asyar itu.

Masyarakat seputaran wilayah Serong hingga Pangkalan Balai hingga beberapa wilayah perairan Banyuasin sangat tak asing dengan Halimantori ini,  bahwa Lurah Sang Penceramah begitu disebut sebagian warga.

Sang lurah mengaku bersyukur jika diingat perjuangan menjadi tukang ojek hingga sopir pribadi dia mau kerjakan lalu menempatkan istiqomah sebagai pamungkas sebagai hamba terhadap yang punya kuasa, tetap saja dia terus mendatangi warga punya hajatan, yasinan selalu bergandengan dengan RW dan RT nya di wilayah itu.

Dalam perjalanan Pak Mantori sendiri bisa kah membagi kesimpulan sebenarnya apa makna pendidikan sendiri? Begitu pertanyaan lagi diutarakan ke dia  lagi.

“Hikmah dari semua ini yang bisa dipetik sebagai pembelajaran adalah ketika mendidik anak jangan terlalu ditekankan mereka sekolah atau kuliah karena untuk bekerja tapi tekankan anak menuntut ilmu sehingga ilmu akan terpakai atau berguna dan terpakai untuk diri sendiri dan orang lain,” bebenya lagi

Mantori juga mengaku saat ini sudah menjadikan anak nya si sulung dan yang kedua, sebagai sarjana ini tidak memaksakan anak nya untuk bekerja namun memprioritaskan kepandaian mereka.

Apakah itu juga prinsip yang bapak peroleh dari orang tua Bapak juga?

Betul, Jadi mindset (cara berfikir) kepada anak itu bahwa bersekolah bukan untuk dapat kerja tapi untuk punya ilmu punya wawasan untuk mendapatkan pekerjaaan. Dengan begitu ketika dimana dibutuhkan,  mereka akan bisa karena ilmu mereka miliki,”ungkap nya.

“Wong tuo aku dulu buto hurup (Illiterate, red)  tapi mereka galak nyekolahke aku, mako kito  pacak ngaji (Membaca Quran, red) dengan dio sekolah jadi lebih ke motivasi ( orang tua sebaiknya menanamkan hal tersebut ke anak anak mereka),”tambahnya.

Ditanya ke dia lagi, lantas adakah relevansi sebagai penyuluh kala itu terhadap posisi dia sebagai Lurah yang jelas jelas harus melayani masyarakat yakni ujung tombak pelayan publik tingkat administrasi pemerintahan?

“Oh tentu saja sangat terkoneksi, “timpal Halimantori seraya menyebutkan di kantor kelurahan jelas jelas sifat pekerjaan sosial berhubungan dengan manusia dan pelayanan.

“Agama kita mengajarkan tentang hubungan yakni ada hablum minallah dikenal sebagai kesalehan individu atau ibadah mahdhah, hablum minannas merupakan kesalehan sosial atau ibadah ghair mahdhah. Dan ini urusan melayani urusan kita sebagai manusia tetap kita lakukan dengan memberi nasehat kepada pegawai di kantor ini bahkan juga ke mereka sangat mengurus surat,”terangnya.

“Saat mereka mengurus surat mau cerai atau mau bersengketa kita memberikan pencerahan begini loh di hadapan Allah jika melakukan ini dan itu, “ungkap Lurah Suka Jadi itu.

“Kemudian juga, “imbuhnya, “Saya selalu mengingatkan anak anak kantor ini ketika melayani harus ihklas kita disumpah untuk melayani dengan bekerja ikhlas InsyaAllah rejeki itu datang entah tanpa diduga duga, “ujar dia.

Mantori yang mengaku sempat mondok di Pesantren Ariyadh 13 Ulu Palembang sekitar tahun 1983 ini sepakat jika pepatah bernilai  pendidikan juga bahwa buah jatuh tidak jauh dari batang  itu dimakanakan dalam nilai agama jika menyuruh anak shalat maka kita juga harus shalat dan juga perbuatan yang baik lain nya.

Sebab kata Mantori orang tua la guru yang baik itu di rumah tangga, anak anak selalu mencontoh yang paling dekat dengan  kita.

“Alhamdulillah enam anak aku pacak ngaji galo aku dak sadar itu tau tau la pacak galo,”imbuh nya.

Apakah hal tersebut hikmah karena bapak berbuat baik kepada masyarakat? “ Entah wallahu a’lam” ”jawabnya mengelak menjaga hati nya dengan sanjungan.

Program Banyuasin Bangkit Adil dan Sejahtera

Sebagai ujung tombak Pemkab Banyuasin dengan Program Unggulan Bangkit Adil dan Sejahtera di mana ada 7 program pokoknya, yang salah satu nya itu Banyuasin Religious Halimantori menilai sangat baik adanya dan Pak Askolani dan Pakde Slamet termasuk berhasil merealisasikan itu, ungkapnya.

“Banyuasin religious banyak sekali yang dirasakan manfaat di masyarakat dan juga instansi cukup merasakan program banyuasin religious ini kita lihat contoh ngaji, yasinan di malam Jumat, serta secara individu Pemkab menganjurkan Shalat Dhuha, sebab itu wajar di tiap dinas mak ini ari ado musholah nyo, “beber Mantori.

“ Mereka, sambung nya, “Tiap kantor dinas memiliki mushola, maka sebelum masuk kerja diusahakan untuk shalat dhuha meminta rejeki dan keberkahan,”ucapnya.

Itu baik adanya, “ Karena Allah Akan memberikan kita rezeki  tanpa disangka sangka, Pemkab benar itu meski pegawai tetap butuh keberkahan “katek guno” banyak tapi dak berkah saya secara pribadi sangat mendukung dan meski di kelurahan anak anak saya dorong dan ingatkan mereka, “tutup Halimantori.(*)

Editor : Arjeli Sy Jr

Uploader :Apri

 

 

Leave a Reply