Berita hari ini, Situs terpercaya dan terupdate yang menyajikan informasi kabar harian terbaru dan terkini indonesia.
Indeks
selamat natal dan tahun baru hut ri

Tingkatkan Lagi Kinerja Pemerintahan, Bupati Askolani Sambangi Banyuwangi

BANYUWANGI, GESAHKITA COM–Keberhasilan Pemkab Banyuwangi meraih prestasi sebagai kabupaten dengan kinerja terbaik se-Indonesia ”mengundang” perhatian banyak daerah lain di tanah air. Tidak sedikit kepala daerah, baik bupati maupun wali kota yang datang langsung ke Bumi Blambangan untuk mengetahui kiat-kiat keberhasilan pemerintah kabupaten the Sunrise of Java.

Bupati Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Askolani Jasi baru in sambangi Banyuwangi didampingi jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) serta jajaran Pemkab Banyuasin. Rombongan asal Sumsel ini pun diterima langsung Bupati Ipuk Fiestiandani di Pendapa Sabha Swagata Blambangan Rabu (15/9) dikutip gesahkita com dari radar banyuwangi.

Dituturkan  Bupati Askolani kepada Bupati Ipuk bahwa kunjungannya kali ini ingin belajar inovasi Banyuwangi, khususnya terkait kinerja pemerintahan.

Bupati Askolani (Kanan) bersama Bupati Ipuk (kiri)
Bupati Askolani (Kanan) bersama Bupati Ipuk Fiestiandani(kiri)

”Kabupaten Banyuasin baru berumur 19 tahun, masih belia hasil pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin. Karena itu, kami ingin belajar bagaimana Pemkab Banyuwangi bisa membawa daerahnya menjadi kabupaten dengan kinerja terbaik di Indonesia,” kata Askolani.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah menetapkan Banyuwangi sebagai peringkat pertama kabupaten/kota dengan kinerja terbaik di Indonesia. Hal itu berdasar hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) Kemendagri untuk tahun 2019 terhadap Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Banyuwangi yang ditetapkan meraih status ”sangat tinggi”.

Secara bertahap, hasil evaluasi kinerja Pemkab Banyuwangi terus menanjak. Pada 2010 di posisi 156 dari seluruh daerah di tanah air, meningkat ke posisi 20 pada 2015, lalu 2016 di posisi 16, 2017 di posisi ke-6, hingga tahun 2018 lalu di ranking 4. Dan tahun 2019 lalu, Banyuwangi menjadi yang pertama.

Askolani berharap pasca kunjungan kerja ini dapat ditindaklanjuti dengan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara kedua belah pihak. ”Harapan kami, inovasi yang ada di Banyuwangi bisa direplikasi di Kabupaten Banyuasin,” katanya.

Sementara itu, Bupati Ipuk mengatakan selama sepuluh tahun ini Banyuwangi berhasil mengubah citra daerah menjadi semakin positif berkat kerja keras dan kolaborasi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan berbagai elemen masyarakat. Mulai tokoh agama, tokoh masyarakat, maupun organisasi masyarakat (ormas).

”Inovasi dan kolaborasi menjadi kunci perubahan di Banyuwangi. Tanpa inovasi kita pasti akan tertinggal. Untuk itu, inovasi terus diinternalisasi agar menjadi budaya di jajaran pemerintahan,” tuturnya.

Ipuk menambahkan, inovasi terus dilakukan pemkab untuk perbaikan kinerja pemerintahan. Salah satu yang dilakukan pemkab adalah lewat program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa). Setiap pekan, Ipuk tinggal di desa seharian, dari pagi sampai petang untuk mengurai berbagai urusan warga.

”Ini adalah cara kami bersama Wakil Bupati Sugirah untuk menjemput bola berbagai urusan warga.  Selain tetap mengoordinasikan program skala kabupaten, kami langsung berupaya menuntaskan urusan warga di desa itu. Ada urusan yang solusinya jangka pendek, bisa cepat. Ada yang perlu waktu seperti infrastruktur,” ungkpanya.

Berdasar data lintas dinas, jumlah urusan yang mendapat solusi selama Ipuk berkantor di sepuluh desa sejak awal dilantik tersebut mencapai 20.000 urusan dari berbagai sektor tersebut.

”Ada anak terancam putus sekolah, langsung diatasi. Ada masalah transportasi untuk petugas kesehatan di daerah yang geografisnya sulit, teratasi juga,” jelasnya.

Untuk pemulihan sektor ekonomi, lanjut Ipuk, pemkab juga punya program Warung Naik Kelas (Wenak). Program ini memfasilitasi warung-warung rakyat untuk ”naik kelas”, dengan peralatan yang lebih memadai, melalui dukungan dari pemerintah daerah. ”Kami juga menyalurkan bantuan tunai kepada PKL yang terdampak selama pelaksanaan PPKM Darurat. Ada sekitar 6.900 lebih PKL yang mendapatkan bantuan senilai Rp 300 ribu,”tandasnya.(ind/pur)

 

Tinggalkan Balasan