SURABAYA, GESAHKITA COM–– Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya menggelar pelatihan bertajuk Training Safety Journalist and Security yang di ikuti tak kurang dari 20 jurnalis dari berbagai platform.
Pelatihan ini telah digelar selama sepekan, mulai dari 25 September 2021 hingga 30 September 2021. Dan digelar melalui kerjasama antara AJI Surabaya dengan AJI Indonesia serta USAID dan Internews.
Sekretaris AJI Surabaya, Yulianus Andre Yuris mengatakan bahwa pelatihan ini digelar karena jurnalis dianggap membutuhkan tambahan keterampilan untuk menghadapi situasi-situasi yang mengancam keselamatannya.
“Jurnalis seringkali harus turun dalam liputan-liputan yang berisiko, seperti di lokasi bencana dan lokasi unjuk rasa. Karena itu, jurnalis membutuhkan tambahan keterampilan untuk mencegah hal-hal yang membahayakan jiwanya ketika melakukan tugas jurnalistik,” kata Andre melalui pernyataan tertulis.
“Jurnalis juga masih menghadapi ancaman-ancaman kekerasan, seperti yang terjadi pada jurnalis Tempo, Nurhadi, yang saat ini kasusnya sudah masuk tahapan persidangan,” sambung dia.
Dia menambahkan, dalam rangkaian pelatihan, jurnalis juga mendapatkan tambahan pengetahuan dari dua mentor yang telah menjalani tahapan training of Trainer yang diselenggarakan AJI Indonesia.
Pelatihan tersebut juga mendatangkan dua narasumber tamu, yakni pengacara Salawati Taher dari LBH Lentera yang merupakan pengacara mitra AJI Surabaya, serta pakar hukum Pers, Herlambang P Wiratraman.
“Materi-materi yang dibagikan meliputi cara-cara aman meliput bencana, meliput konflik, juga cara menghindari pelecehan seksual, hingga menghindari ancaman-ancaman digital yang saat ini juga makin kerap terjadi. Peserta juga dilatih bagaimana cara mengatasi apabila menjadi sasaran ancaman kekerasan,” ucap Andre(Panjinasional/pur)