JAKARTA, GESAHKITA COM—Terlalu lama aku bekerja untuk dirimu, bertutur ke semua orang akan kebagusan mu namun kini aku jadi tak lagi bimbang untuk menyatakan bahwa aku berhenti bertutur akan kebaikan mu yang semu itu.
Aku sedari awal memahami bahwa kerja kerja pada sudut kemunafikan (Hypocrisy) itu akan muncul kemudhoratan pada akhirnya.
Apa la daya bagi orang seperti ku ini yang tidak memiliki sisi yang patut diandalkan selain memang ada keterlanjuran menceburkan diri dengan segala gaya hidup yang aku lakoni ini.
Semua orang aku amati dengan gamblang saja meluncurkan kata kata tak pantas dari mulut mulut mereka yang amis menghardik diriku dan bahkan di media social aku rasakan ketukan jari jemari mereka saat menulis pada keypad hape pintar mereka seperti mengiris ngiris hati ini kalimat kalimat mereka sungguh menyakitkan.
Mereka mencerca ku bahwa mau mau nya dengan bersusah payah menciptakan narasi narasi baru saban hari, tiap pagi dan sore demi kebagusan mu.
Mereka sesungguhnya mengetahui bahwa aku hanya memilih untuk mengungkapkan sisi baik dari mu saja, sedangkan sisi buruk mu aku simpan rapat rapat dan mereka tidak terima.
Mereka menilai aku tidak jujur bahkan aku dikategorikan kerja pada sudut munafik.
Aku membelah diri bahwa aku memungut upah untuk itu. Dan bahkan aku membantah mereka kalian mau bayar aku berapa jika aku hanya berdiam saja untuk menutupi mulutku.
Bahwa sejujurnya aku menyaksikan bahwa kalian juga lebih parah lebih munafik dari pada diriku yang hanya berkarya pada sudut kecil munafik itu. (**)
Penulis : Angin