Berita hari ini, Situs terpercaya dan terupdate yang menyajikan informasi kabar harian terbaru dan terkini indonesia.
Indeks
selamat natal dan tahun baru hut ri

Pada Situs Makam Gede Ing Suro Tampak Pernah Ada Akulturasi Budaya

Situs Makam Gede Ing Suro sebagai kota tuo Palembang

PALEMBANG, GESAHKITA COM—Kompleks pemakaman Ki Gede Ing Suro merupakan situs cagar budaya mengadung akulturasi budaya salah satu nya pada desain bangunan yang ada yakni  memiliki struktur mirip bangunan candi bercorak Hindu/Buddha. Di area pemakaman yang berlokasi di Jalan Ratu Sianum Lorong H Umar, Kelurahan 1 Ilir Kecamatan Timur II Palembang Sumatera selatan.

Dalam diskusi dan ziarah makam terungkap Situs Makam Gede Ing Suro sebagai kota tuo Palembang, diskusi dan ziarah makam di area situs makam Situs Makam Gede Ing Suro dalam rangkaian mengunjungi dan menziarahi makam makam pendiri kerajaan dan Kesultanan Palembang Darussalam.

Ziarah dan diskusi makam ini diinisiasi oleh Kesultanan Palembang Darussalam bekerjasama dengan Paguyuban Pujakesuma Sumatera Selatan.

Diskusi dipandu oleh Vebri Al-Lintani dengan narasumber, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R M Fauwaz Diradja SH Mkn,  SH., MKn, Hernoe Roesprijadji, SIP., MH., MSi, Penasehat Paguyuban Keluarga Besar Pujakesuma; dan Kms.Ari Panji, SPd., MSi.

Sumber KPD Foto Doc.jpg 1
Sumber KPD Foto Doc

RM Fauwaz Diradja, SH., MKn selaku pewaris Kesultanan Palembang Darussalam mengatakan “Makam ini merupakan situs dan jejak sejarah yang harus kita jaga bersama. Sudah sepatutnya kita menziarahinya dan mengurus dan menjaga makam dan makam dan lingkungan,” ujar Sultan Mahmud Badaruddin IV ini.

“Sudah sepatutnya kita menziarahi sekaligus mengurus dan menjaga makam dan lingkungan,” ujar Sultan Mahmud Badaruddin IV ini.

” ia berharap kedepannya, hasil dari diskusi ini, akan mendapatkan solusi dan langkah yang konkrit untuk menjaga dan memperlakukan makam para leluhur kerajaan Palembang yang notabenenya adalah pendiri dari kota Palembang ini,” Kata Fauwaz Diraja.

Ketua Paguyuban Pujakesuma Hernoe Roesprijadji mengatakan “kegiatan diskusi dan ziarah makam ini yang dilakukan di situs makam Gede Ing Suro adalah kegiatan kedua dalam rangkaian kegiatan ziarah dan Diskusi Makam, sebelumnya kita telah berziarah kemakam Ario Damar, kegiatan ini dalam rangka pelestarian budaya agar kedepannya generasi muda menjadi lebih peduli akan sejarah nenek moyang mereka yang telah bersusah payah menorehkan sejarah berdiri kota Palembang ini, kegiatan podiif lainnya kita bisa memetik pelajaran dari para pendiri ubtuk diterapkan dalam hidup sehari hari “, ungkap Hernoe.

Menurut Kemas Ari Panji makam atau situs ini ditemukan oleh Belanda pada tahun 1934 setelah kemerdekaan ada jedah, setelah itu pengelolaan situs ini diambil alih oleh Balai Cagar Budaya yang belokasi di provinsi Jambi. Menurut Kms Ari Panji “Ki Gede Ing Suro merupakan tokoh utama dibalik berdirinya Kerajaan/Kesultanan Palembang. Setelah wafat pada tahun 1587, beliau dimakamkan di sebuah daerah yang kini berada di Kelurahan I Ilir, kota Palembang. Setelah beliau dimakamkan, berturut-turut dimakamkan para pembesar Demak lainnya dan keluarganya, hingga mencapai 38 makam. Kompleks pemakaman ini kemudian dikenal sebagai Taman Purbakala Ki Gede Ing Suro”, Jelas Ari.

“Kompleks makam berupa bangunan fondasi yang terdiri dari tiga bangunan utama. Bangunan pertama memiliki luas 54 meter persegi, dengan tinggi 1,2 meter. Bangunan ini berdiri diatas dua lapik, lapik pertama berukuran 7 meter x 3,7 meter. Lapik kedua berukuran 16 meter x 11 meter. Diatasnya berdiri batur dengan tangga masuk yang berada di sisi selatan. Pada dinding batur terdapat panil berbentuk bujursangkar berpola hias geometris. Pada teras makam terdapat dua nisan dari kayu persegi pipih.” kata Ari Panji

Hadir dalam diskusi dan ziarah makam diantaranya Sekretaris MUI Sumsel Kyai Haji Ayik Farid Alay Idrus, Saudi berlian Pembina Adat Sumsel, Ketua Pengurus Masjid Sultan Agung KH Ahmad Fauzie Dzakkiyan, Komunitas Baca Buku Palembang, Asosiasi Guru Sejarah Sumsel, Forum Palembang Bangkit, Komunitas Ziarah Makam, Forum Kerukunan Mahasiswa Palembang (FKMP), dan pemerhati sejarah kota Palembang.(*)

Sumber : Media Center Kesultanan Palembang Darssalam

Tinggalkan Balasan