PALEMBANG, GESAHKITA COM—Bagi “ Wong Palembang” Perang 5 (Lima) Hari 5 (Lima) Malam (5H5M) sangat lah tidak asing terdengar di telingah, apa lagi ketika kisah bermuatan Heroic tersebut dikaitkan dengan hal hal bernilai martabat bangsa di mata dunia.
Selain memang cerita utama dibalik perang yang tidak sedikit memakan pengorbanan jiwa harta dan air mata ini, sebab tidak rela nya kekuasaan bangsa penjajah ingin menguasai kembali tanah jajahan maka yang perlu juga diperhatikan betapa Kuat Sumpah Persatuan Indonesia yang kini disebut “NKRI Harga Mati”.
Untuk mengenang peristiwa sacral bagi Warga Kota Palembang, Sumatera Selatan akan pentingnya mengingat akan kegagahan TNI dan Warga Kota Palembang Sumsel kala itu, digelar lah pawai kebangsaan untuk memperingati pertempuran lima hari lima malam (5H5M) antara tentara Indonesia dengan Belanda yang jatuh pada tanggal 1-5 Januari 1947.
Acara yang sangat meriah dan penuh hikmat tersebut melibatkan komunitas sepeda onthel dan penggemar jip tua dipusatkan di bundaran air mancur Masjid Agung Sultan Mahmud Badarudin Jayo Wikramo Palembang, Sabtu, (01/01/2022) pagi.
Berhasil diwawancara di sela acara tersebut yakni Yanti Gani yang merupakan keluarga pelaku sejarah serta tokoh penting dalam peristiwa perang tersebut mengatakan dirinya bersama keluarga pejuang dan sejumlah komunitas memanfaatkan momentum Tahun Baru memperingati perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari upaya Belanda untuk menguasai kembali Indonesia.
Seperti diketahui juga Pertempuran 5H5M di Palembang merupakan peristiwa perlawanan tentara Indonesia (TRI, Kini TNI) terhadap serangan pasukan tentara Belanda (NICA) yang terjadi selama lima hari berturut-turut sejak tanggal 1 hingga 5 Januari 1947.
Kota Palembang merupakan salah satu wilayah strategis Indonesia yang menjadi tujuan Belanda untuk kembali menguasai karena kekayaan alamnya serta potensi sebagai pusat pemerintahan, kekuatan militer, dan kegiatan politik maupun ekonomi di Sumatera Selatan.
“Bagi masyarakat Palembang, pertempuran itu menjadi momentum perjuangan mereka untuk mempertahankan tanahnya agar tindakan penjajahan tidak terulang kembali pascaproklamasi kemerdekaan Indonesia,” ujar putri pahlawan nasional A.K Gani itu.
Sementara itu hadir juga Tokoh Masyarakat Sumsel, Drs Ramlan Holdan yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa sejumlah peristiwa penting dalam berdiri nya Negara Kesatuan Indonesia sudah seharus nya menjadi pelajaran penting, baik itu untuk dikenang sebagai ciri (Icon) lokalitas kekuatan Bangsa bahkan kaum muda melineal jangan mau kalah semangat dengan para pejuang yang dengan rela berkorban demi Wibawa Bangsa.
Ramlan menyebutkan kehadiran di acara tersebut bahwa dia merasa terpanggil sebab semenjak peristiwa berdarah (1947) silam sepertinya gelorah perjuangan dibiarkan begitu saja. Ramlan tidak ingin milenial buta sejarah.
“Kita harus bergerak kita bangkitkan sejarah perjuangan yang ada di daerah kita ini sebagai ucapan terimakasih kepada mereka (para Pahlawan) maka kita membalasnya dengan mendoakan mereka, menghargai hasil jerih payah mereka dengan kegiatan seperti ini, “Singkatnya.
Senada dengan Arjeli Sy Jr blogger menilai bahwa acara tersebut sangat baik dan sejarah harus diceritakan dengan sejujurnya jangan ada tendensi tertentu sebab mereka para pejuang lah yang harus dihargai setinggi tinggi nya.
Sebab itu bergeraknya warga Palembang hari ini, termasuk para tokoh masyarakat serta kaum komunitas akan menjadi kebangkitan akan Kecintaan semua orang apalagi milenial untuk lebih bersemangat lagi bagaimana mengisi Kemerdekaan dengan hal hal lebih bermanfaat lagi.(irfan)