idul fitri, dprd kabupaten pasuruan
Opini  

Angin Mendesis Lirih Lalu Pergi Lagi

PALEMBANG, GESAHKITA COM—Angin menangkap pesan pesan  tidak baik semenjak penghujung tahun hingga menapak awal tahun yang sebenarnya sebuah kelaziman bahwa pada penghujung tahun bakal ramai angin angin lain turun bersama sama air dengan segala bentuk dan rupa rupa serta tanda tanda kedatangan mereka pun sudah ada dibenak warga.

Sebut saja Air laut yang diketahui angin bakal meluap luap sehingga akal sehat apa saja ketika suatu hal yang berlebihan sesungguh bakal berakibat tidak baik seperti kata angin air hujan yang datangnya berduyun duyun meluncur sebelum nya tertumpah dari dataran tinggi disana tentu nya mengalir mengarah laut namun terbatasnya kemampuan jua lah  bagi laut untuk menerima nya menjadi sangat terbatas maka disana saling kirim air bersahutan sehingga yang harus menanggungnya tentu anak anak sungai sempit dan makin sempit air pun kata angin meleleh kemana mana bahkan membabi buta seret pengendara motor bikin panic semua warga pun peralatan elektronik rumah tangga sampai sampai rusak dan tidak hidup lagi.

Bukan hanya itu angin juga membaca pesan Jumat barokah para pria dengan memakai sarung memastikan apakah kiriman air yang saling bersahutan masih berlangsung iya tentu saja masih berlangsung namun air kata angin tidak dengan tegah nya mau membasahi sarung rombongan pria itu.

Kemudian Angin juga menangkap pesan bahwa hal hal yang bernuansa orasi  atau  demo dan hak hak mengeluarkan pendapat ternyata masih boleh boleh saja sebab alasan demokrasi sebagai bentuk kebebasan berpendapat yang terbuka secara umum dipublik dan hal itu cukup baik adanya menurut angin.

Lantas terkait isi Orasi nya bebas saja berbentuk apa pun itu yang penting harus mengatongi izin dan izin yang tentu nya semua orang tau termasuk juga angin. Lalu angin menjadi makin sadar sebab angin membaca pesan sekelompok juragan juga berorasi sebab tidak mau kedok derajat tertinggi dimaki katanya saat bicara sama angin dan sontak saja dijawab memang derajat mana yang harus ditinggi tinggikan sebab jika terbukti ada pasal celah loh tapi begitu lah jika memang harus objektif lagi masih banyak hal hal penting untuk kemaslahatan orang banyak bukan untuk kelompok dan pribadi saja diperkaya kata Angin lagi.

Belum berhenti disitu angin juga sayup mendengar anak anak muda bersepakat berkumpul membangun suara suara paduan suara yang juga mirip dengan orasi namun kali ini lirik nya saja berbeda karena ini berbeda tipis dengan perjuangan harga diri yang hampir sama dengan pencundangan dan pehinjakan martabat terendus transaksi ruang tertutup ungkap Angin.

Begitu lah sang angin mampu nya mendesis lirih lalu menelusup dan pergi lagi.(**)

Penulis : Angin

Tinggalkan Balasan