PALEMBANG, GESAHKITA COM—Meningkatnya aksi mahasiswa yang menolak wacana pemerintah untuk menunda atau memperpanjang masa jabatan Presiden menjadi 3 periode, mendapat banyak perhatiaan dari tokoh yang ada di Indonesia.
Tanggapan datang dari salah satu tokoh politik dan aktivis Sumatera selatan, Suparman Roman, yang menilai bahwa gerakan mahasiswa masih merupakan intelektual yang memiliki idealisme.
” Sebelum berbicara panjang terkait konteks aksi mahasiswa, secara pribadi ternyata sebagai kaum intelektual tidak kehilangan idealismenya”, kata Suparman, Kamis (07/04/2022)
Disebutkannya bahwa, terlepas konteks isue yang dibawa pada saat aksi turun kejalan merupakan resprentasi dari sebuah konsistensi dalam mengawal serta menegakan konstitusi.
Sebagai seorang politikus dan aktivis, Suparman dapat melihat kemurnian dari gerakan aksi mahasiswa dalam menyuarakan demokrasi secara ideal, namun harus tetap berhati – hati ada oknum yang akan menunggangi aksi mereka.
” Jika dilihat pergerakan mahasiswa yang semakin masiv menandakan kemurnian sudut pandang yang sama dalam memandang perkembangan politik, terutama wacana masa jabatan Presiden 3 periode, tapi mahasiswa juga harus mewaspadai dengan penumpang gelap yang berkemungkinan akan memanfaatkan kemurnian aksi mahasiswa demi kepentingan oknum – oknum ini”, tegas Suparman
Lebih jauh Suparman mengimbau kepada pihak yang berkompeten mulai dari legislatif dan Eksekutif baik ditingkat pusat ataupun daerah untuk menjadikan aksi mahasiswa sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
” Diharapakan kepada pihak yang berkompeten dalam mengambil kebijakan seperti legislatif dan eksekutif baik di tingkat pusat dan daerah, agar aksi mahasiswa dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan dala mengambil keputusan, agar tidak terjadi menimbulkan masalah – masalah baru, yang dikhawatirkan dimanfaatkan oleh pihak pihak yang menginginkan perpecahan bangsa ini”, ujar Suparman (Irfan)