hut ri ke-78, 17 agustus 2023, hari kemerdekaan, banner 17 agustus selamat tahun baru islam, tahun baru islam 2023, banner tahun baru islam selamat hari raya, idul fitri 2023, idul fitri 1444h banyuasin bangkit,gerakan bersama masyarakat

Dosen Unsri Open House edukasi pertanian perkotaan di komplek perumahan Jakabaring

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Profesor Ir H Benyamin Lakitan MSc PhD melakukan open house dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dan sebagai upaya diseminasi teknologi budidaya sayuran dan ikan
Pose Bersama Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Profesor Ir H Benyamin Lakitan MSc PhD melakukan open house dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dan sebagai upaya diseminasi teknologi budidaya sayuran dan ikan

“Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Profesor Ir H Benyamin Lakitan MSc PhD melakukan open house dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dan sebagai upaya diseminasi teknologi budidaya sayuran dan ikan”

Dosen Unsri Open House edukasi pertanian perkotaan di komplek perumahan Jakabaring

PALEMBANG, GESAHKiTA COM—Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Profesor Ir H Benyamin Lakitan MSc PhD melakukan ‘Open House’ untuk memberikan penyuluhan dan edukasi
pertanian perkotaan (Urban Farming) di kompleks perumahan TOP 100 Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (30/7/2022).

Open house dihadiri masyarakat umum, ibu-ibu perumahan sekitar kawasan Jakabaring, dan mahasiswa Fakultas Pertanian Unsri Palembang. Open house ini juga dalam rangka pengabdian dosen Fakultas Pertanian Unsri
kepada masyarakat.

Kemudian sebagai upaya diseminasi teknologi budidaya sayuran dan ikan untuk sumber vitamin dan protein tambahan bagi masyarakat urban dengan lahan terbatas.

Kegiatan pengabdian masyarakat itu dipimpin Ketua Prof Ir H. Benyamin Lakitan MSc PhD dengan anggota Dr.Ir.Andi Wijaya MSc, Ir Siti Nurul Aidilfitri MSi, dan Fitra Gustiar SP MSi.

Foto Prof Benyami lagi wawancara dg TVRI masuk ke jugo mang
Prof Ir H Benyamin Lakitan MSc PhD sedang wawancara dengan reporter TVRI

Dosen Unsri Prof Benyamin pada kesempatan itu mengenalkan pengembangan optimalisasi lahan perkarangan yang sempit untuk kegiatan pertanian perkotaan (urban farming) kepada masyarakat di Ibu kota Provinsi Sumatera Selatan itu guna meningkatkan ketahanan pangan masyarakat dengan pola tiga kegiatan dalam satu petak lahan (3 in 1).

“Perkembangan pembangunan di Palembang mengakibatkan lahan untuk budidaya pertanian semakin terbatas, oleh karena itu perlu disiasati dengan pengembangan kegiatan optimalisasi lahan yang tersedia untuk pertanian perkotaan (urban farming),” ujar Profesor Benyamin.

Lahan perkotaan yang luasnya terus berkurang dampak pesatnya pembangunan gedung untuk berbagai aktivitas, perlu disiasati untuk ‘urban farming’ dengan mengoptimalkan lahan yang ada membuat beberapa kegiatan di satu petak lahan.

Menurut mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel pada 2004 itu, awalnya lahan perkarangan rumah yang terbatas hanya dimanfaatkan untuk budidaya ikan, aneka jenis tanaman sayuran dan obat-obatan.

Kemudian dilakukan pengembangan kegiatan dengan cara  sebagian lahan yang ada kolam ikannya digunakan untuk budi daya ikan lele, nila, dan betok yang di atasnya juga dimanfaatkan untuk tanaman sayuran, obat-obatan herbal,  dan cabai dengan teknologi rakit apung memanfaatkan botol bekas dan bambu yang bisa dengan mudah ditemukan di kawasan permukiman.

Kegiatan ‘urban farming’ itu sekarang ini dikembangkan  dengan cara tiga lapis/kegiatan dalam satu tempat (3 in 1) yakni lahan yang ada kolam ikannya digunakan untuk budidaya ikan di atasnya juga dimanfaatkan untuk tanaman sayuran dan cabai dengan teknologi rakit apung dan dibuat kerangka rambat sehingga bisa digunakan untuk budidaya tanaman sayuran seperti oyong dan buah-buahan seperti anggur dan melon yang pertumbuhannya merambat.

Melalui optimalisasi lahan pertanian perkotaan itu, diharapkan lahan yang luasnya terbatas tetap bisa menghasilkan bahan pangan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat bahkan dapat dijual ke tetangga dan pasar sebagai usaha sampingan keluarga.

Masyarakat perkotaan diharapkan dapat mengembangkan budidaya pertanian ‘3 in 1’ di pekarangan rumah meskipun luasnya terbatas dengan membuat kolam ikan dan menanam berbagai jenis sayuran dan tanaman bermanfaat lainnya di atasnya.

Sayuran yang sudah diuji coba dibudidayakan seperti caya, kale, talas, bayam merah, pakcoy, dan ‘swiss chard’ tanaman satu famili dengan bayam, tomat, bayam brazil, serta ada juga ginseng dan porang.

Dengan pengembangan kegiatan pertanian perkotaan diharapkan masyarakat bisa mengurangi ketergantungan pasokan bahan pangan nabati dan hewani dari sentra produksi dari luar daerah yang harganya pada kondisi tertentu melonjak.

Selain itu, manfaat lain mengembangkan ‘urban farming’ yakni meningkatkan kenyamanan dan kesehatan lingkungan, menjaga kesehatan fisik maupun mental, memenuhi asupan nutrisi dan meningkatkan konsumsi sayuran segar, memenuhi kebutuhan keluarga sendiri, dan meningkatkan nilai estetika, kata dosen Unsri yang juga pernah menjabat Sekretaris Kemeterian Ristek pada tahun 2007.(irf)

Tinggalkan Balasan