Mahasiswa Banyuwangi Usia 24 Tahun Tewas Gantung Diri
BANYUWANGI, GESAHKITA COM—Peristiwa bunuh diri bukan sekali atau dua kali saja menghiasi media massa artinya hampir tiap minggu peristiwa terbilang tragis ini terjadi.
Dilansir dari beberapa situs para ahli berpendapat, bahwa bunuh diri lebih banyak disebabkan oleh gabungan berbagai faktor bio-psiko-sosial yang kompleks, artinya nya juga bukan karena penyebab tunggal.
Dijelaskan bahwa apabila dilihat dari Faktor biologis banyak melibatkan bagaimana tubuh manusia bereaksi atas kondisi fisiologis, biokimiawi, dan genetik.
Sedangkan Faktor psikologis berfokus pada kesadaran pikiran, kondisi kejiwaan, perasaan, dan rasa percaya tentang dunia dari seseorang yang melakukan/mencoba bunuh diri.
Kemudian juga pada Faktor sosial banyak terkait dengan lingkungan, interaksi dengan orang lain, atau hubungan sosial. Faktor yang lebih luas dalam masyarakat seperti situasi politik, ekonomi, dan budaya juga mempengaruhi terjadinya bunuh diri.
Di Kabaputen Banyuwangi sekitar Jalan Rinjani, Kelurahan Singotrunan, Kec. Banyuwangi seorang mahasiswa di salah satu kampus di Banyuwangi di temukan tewas bunuh diri dengan cara menggantung diri.
Diberitakan Isnu Ramadani Wibowo usia 24 tahun ini sebelum mengakhiri hidupnya sempat menulis diatas secarik kertas bertuliskan permohonan ma’af telah membebani orang tua, Selasa (21/3/2023).
Korban pertama ditemukan tewas di kamarnya oleh Isnayah ibunya sendiri dan Wiwik Indahwati tetangga korban yang rumahnya bersebelahan.
Sekira jam 15.30 Wib, saksi Isnayah mendapati korban meninggal dunia dengan cara gantung diri menggunakan tali plastik warna hijau yang diikatkan di kayu atap rumah kamar dengan leher terikat, dan ujung tali mengikat beban barbel.
Masih menurut berita beredar bahwa saksi berteriak meminta tolong dan memanggil saksi yang rumahnya berada di sebelah rumah korban.
Tidak lama waktu berselan, warga sekitar pun berdatangan dan memberikan pertolongan, namun korban telah tidak bisa diselamatkan.
Salah satu warga pun langsung menghubungi Polsek Banyuwangi.
Para petugas gabungan yang terdiri dari AKP Kusmin, S.H, Kapolsek Banyuwangi., IPDA Wijoyo, SH, Kanit Reskrim., AIPDA Dodyk A dan BRIPKA Rofiq, SPKT., AIPDA Ranu Asworo, SH., BRIPKA Rudy Ansyah, SH dan AIPDA Hendri Kurniawan, SH, Anggota Reskrim., Unit Identifikasi Polresta Banyuwangi.
Juga turut menyaksikan Ketua RT., Lurah Singotrunan., Dian Rosalinda Widiastutiek, Petugas kesehatan dari PKM Singotrunan dan Relawan Rapi Banyuwangi.
Kemudian Petugas gabungan melakukan Identifikasi dan olah TKP, sementara Tenaga Medis Puskesmas Singotrunan melakukan pemeriksaan luar korban.
Setelah itu petugas Polsek Banyuwangi bersama Tim Relawan meng-Evakuasi korban ke RSUD Blambangan untuk di lakukan visum at repertum luar.
Dari hasil pemeriksaan dokter, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan luar selain jeratan pada leher. Kemaluan mengeluarkan mani dan dubur mengeluarkan kotoran serta lidah tergigit menjulur keluar, atas kejadian tersebut keluarga telah mengikhlaskan sebagai musibah yang harus diterima, dan keluarga menolak untuk dilakukan Autopsi mayat dan tidak akan melakukan penuntutan hukum kepada pihak manapun.
Selanjutnya jenazah diserahkan kepada keluarga untuk di rawat dan dikebumikan malam ini juga.
Dalam kejadian tersebut, petugas gabungan telah mengamankan alat bukti Baju dan celana korban, Seutas tali plastik warna hijau, Beban barbel dan Secarik kertas terdapat tulisan permohonan maaf telah membebani orang tua.