Apakah itu cinta sejati? Ataukah rasa takut akan kesepian atau kehilangan seseorang?
JAKARTA, GESAHKITA COM—-Beberapa orang akhirnya memaksakan hubungan dengan orang yang salah karena takut atau kesepian. Penting bagi individu untuk merasa bahwa mereka dapat menjadi diri mereka yang sebenarnya dengan pasangannya.
Mark Travers Ph.D menjadikan tema ini hal menarik menjadi pembahasan pada laman Psychology Today. Seperti diketahui ia merupakan seorang psikolog Amerika dengan gelar dari Cornell University dan University of Colorado Boulder.
Menurut dia Kebutuhan akan persahabatan terus-menerus dan kecenderungan untuk mudah cemburu adalah dua tanda bahaya dalam hubungan.
Ada perbedaan besar antara berusaha menemukan pasangan romantis dan memaksakan suatu hubungan. Terkadang, karena tergesa-gesa untuk menemukan seseorang, kita melupakan perbedaan ini. Hal ini dapat menyebabkan kita melihat kembali romansa masa lalu dan bertanya-tanya bagaimana kita “melewatkan tanda-tandanya” atau akhirnya menjalin hubungan dengan seseorang yang jelas-jelas salah bagi kita.
Triknya adalah bisa membedakannya pada saat itu, bukan bertahun-tahun kemudian. Meskipun ini mungkin lebih mudah bagi sebagian orang daripada yang lain, kita semua bisa menjadi lebih baik dalam mengukur potensi minat romantis baru.
Berikut adalah tiga pertanyaan untuk ditanyakan pada diri sendiri untuk membantu Anda membedakan hubungan berdasarkan cinta sejati versus hubungan berdasarkan tekanan untuk menemukan seseorang atau rasa takut sendirian.
- Apakah Anda merasa bisa menjadi diri-sejati Anda?
Salah satu tanda paling jelas dari hubungan berbasis rasa takut adalah tidak bertingkah seperti diri Anda sendiri. Ketakutan Anda kehilangan pasangan mendorong Anda untuk terlibat dalam perilaku yang menyenangkan hubungan, seperti mengubah aspek kepribadian Anda atau mengorbankan nilai-nilai Anda untuk menghindari pembalasan atau penilaian dari pasangan Anda.
Karena Anda selalu khawatir kehilangan pasangan, semua yang Anda lakukan menjadi tindakan menjaga apa yang Anda miliki di antara satu sama lain, bukan cara untuk benar-benar menikmati waktu yang Anda habiskan bersama.
Ketika Anda terus-menerus mencoba menyesuaikan diri dengan ekspektasi orang lain terhadap Anda, Anda mengabaikan keinginan dan kebutuhan Anda sendiri, yang dapat menyebabkan perasaan tidak puas dan kehilangan identitas .
Hubungan yang sehat ditandai dengan usaha kedua pasangan untuk menjaga individualitasnya sekaligus saling mendukung dalam hubungan tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa menjaga keseimbangan yang sehat antara kedekatan dan otonomi dalam hubungan romantis penting untuk keharmonisan hubungan. Hubungan cenderung memburuk ketika satu atau lebih hal berikut terjadi:
- Salah satu pasangan mencoba untuk mempengaruhi dan memantau sikap pasangannya
- Satu pasangan bertindak tanpa daya dan kesulitan mengatasi situasi yang menantang
- Satu pasangan menyerang batas diri yang lain
- Apakah Anda perlu selalu bersama mereka untuk bahagia?
Ya, Anda seharusnya menemukan kebahagiaan bersama orang-orang yang benar-benar Anda cintai. Namun, bagi sebagian orang, kegembiraan itu menjadi upaya untuk menghindari rasa takut akan kesepian yang melumpuhkan .
Jika Anda merasa hampa saat pasangan Anda tidak ada, sampai pada titik di mana Anda percaya bahwa Anda tidak mampu bahagia tanpanya, itu mungkin menunjukkan ketakutan Anda akan kehilangan orang tersebut daripada mencintai orang tersebut.
Meskipun mendambakan waktu berkualitas dengan pasangan Anda sehat dan disarankan untuk pertumbuhan hubungan, mengharapkan pasangan Anda menghabiskan seluruh waktu luangnya dengan Anda dapat berarti bahwa hubungan Anda didorong oleh rasa takut kehilangan pasangan.
Mengapa Hubungan Penting
Hal lain yang perlu ditanyakan pada diri sendiri adalah apakah Anda lebih suka bergaul dengan pasangan sendirian atau bersama orang lain. Jika Anda merasa sulit untuk “berbagi” pasangan Anda di lingkungan sosial, ini mungkin juga menunjukkan bahwa Anda terlalu bergantung pada pasangan Anda untuk mendapatkan perhatian dan kebahagiaan.
- Apakah Anda mudah cemburu?
Kecemburuan adalah tanda lain bahwa hubungan Anda dikendalikan oleh rasa takut kehilangan dan kekurangan Anda sendiri.
Menurut penelitian , kecemburuan sesekali dalam hubungan adalah normal dan dapat dilihat sebagai kekuatan positif karena mengingatkan pasangan untuk tidak meremehkan satu sama lain. Kecemburuan mempertinggi emosi dan membuat momen intim menjadi lebih bergairah.
Janji Cinta yang Belum Terpenuhi
Sebaliknya, kecemburuan yang intens atau tidak rasional berakar pada ketakutan kita akan pengabaian. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat kepercayaan yang lebih rendah pada pasangan dapat menyebabkan individu dengan gaya keterikatan cemas menjadi cemburu, mengintip barang-barang milik pasangan, dan menjadi kasar secara psikologis .
Ketidakamanan, dalam pengertian yang lebih umum, dapat menyebabkan kita menjadi paranoid tentang kehilangan pasangan kita. Mereka dapat menimbulkan toksisitas yang dapat menyebabkan keretakan dalam suatu hubungan.
Kesimpulan
Tergesa-gesa membuat pemborosan, terutama dalam hubungan. Ketika Anda merasa sangat membutuhkan pasangan, Anda mungkin akan terburu-buru mengambil keputusan sebelum waktunya.
Menunggu waktu yang tepat untuk menjalin hubungan, meskipun menantang, dapat membawa kita menuju kemitraan berdasarkan cinta sejati dan minat yang sama, bukan kesepian atau ketakutan menjadi lajang.
Psychology Today ALIH BAHASA GESAHKITA COM