hut ri ke-78, 17 agustus 2023, hari kemerdekaan, banner 17 agustus selamat tahun baru islam, tahun baru islam 2023, banner tahun baru islam selamat hari raya, idul fitri 2023, idul fitri 1444h banyuasin bangkit,gerakan bersama masyarakat
Asia, World  

Asia Tenggara Berubah Menjadi Kuda Pacu Ekonomi

G20 Poses Moment Pinterest credited

JAKARTA, GESAHKITA COM—–Presiden Ronald Reagan pernah menyatakan bahwa kesejahteraan ekonomi masyarakat berasal dari “sektor swasta yang kuat”. Pernyataan ini tidak pernah lebih benar.

Perekonomian global kita, dan khususnya Uni Eropa (UE), saat ini menghadapi serangkaian tantangan jangka panjang. Dari masalah rantai pasokan hingga penciptaan lapangan kerja di dunia otomatis, pertanyaan besar diajukan.

Dan meskipun pemerintah tergoda untuk mencari jawaban, solusi sebenarnya terletak pada pengusaha dan wanita.

Begitu ungkap Arsjad Rasjid, Chair, ASEAN Business Advisory Council dalam laman euronews dan menurutnya Pengambil risiko, pengusaha, dan investor yang inovasinya akan memberi makan miliaran warga dunia yang lapar dan penemuannya akan menggerakkan ekonomi, terus menyalakan lampu, dan memurnikan perairan kita.

Sektor swasta adalah kuda pacu, sedangkan sektor publik adalah joki
Mereka yang mencari solusi ini tidak mengambil jalan yang mudah. Mereka mengambil jalan yang tidak terlalu terinjak, lebih sulit. Seperti kata pepatah Jawa kuno, “Masalah bukanlah penghalang, melainkan jalan menuju kesempurnaan.”

Memang, hubungan ideal antara sektor publik dan swasta mirip dengan kuda dan jokinya.

Agar ekonomi global tumbuh dan berinovasi secara inklusif, sektor swasta harus seperti kuda pacu; cepat, gesit, bertenaga, produktif, dan gratis.

Sektor publik, di sisi lain, harus dipandang sebagai joki; ringan, ramping dan efisien. Memang, jika pengendara terlalu kembung, terlalu berat, atau terlalu tidak efisien, ia akan membebani kecepatan, kebebasan, dan kreativitas kuda jantan.

Dengan hampir seratus juta usaha kecil dan menengah, yang merupakan 97% dari bisnis di kawasan ini, kami adalah sarang kreativitas yang ramai.

Namun ketika kedua sektor tersebut selaras dengan sempurna, beroperasi bersama-sama menuju tujuan bersama, tidak ada batasan untuk apa yang dapat dicapai.

Dinamika seperti itu terlihat jelas di wilayah saya, Asia Tenggara. Dengan hampir seratus juta usaha kecil dan menengah, yang merupakan 97% dari bisnis di kawasan ini, kami adalah sarang kreativitas yang ramai.

Usaha kecil ini, seperti rekan-rekan mereka di Eropa, mewujudkan semangat perusahaan pasar bebas yang menggerakkan ekonomi sehari-hari.

Dari pertanian kecil hingga warung makan, usaha kecil menyumbang lebih dari 60% PDB Indonesia dan menyerap 97% tenaga kerja yang luar biasa.

Brussels harus memperhatikan
Namun, nilai intrinsik bisnis ini untuk rantai pasokan global masih menunggu untuk dibuka.

Dan dengan sumber daya alam kawasan ini (termasuk lebih dari setengah nikel dunia), tenaga kerja terampil yang sangat banyak, dan pertanian yang beragam dan kaya, ASEAN memiliki potensi untuk menjadi rantai pasokan baru dunia. Ketegangan geopolitik antara AS dan China semakin memperburuk peluang ini, dan para pembuat keputusan UE harus memperhatikannya.

Sebagai ketua Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ASEAN-BAC), selain peran saya sebagai ketua Kamar Dagang Indonesia, saya merasa terhormat melihat bagaimana sektor swasta telah memimpin dalam mendorong pertumbuhan dan inovasi.

Dengan transformasi digital yang cepat, dari pembayaran hingga gig economy, kami menyaksikan betapa padatnya ekonomi yang berkembang pesat dapat memanfaatkan otomatisasi dan digitalisasi.

Tali pengikat antara keamanan energi dan transisi keberlanjutan yang ambisius
Akan tetapi, ke depan, negara-negara – seperti negara saya sendiri Indonesia – menghadapi dilema mendasar yang akan menentukan kehidupan warga negara kita untuk generasi mendatang.

Kita diminta untuk berjalan di atas tali antara keamanan energi tanpa kompromi dan transisi ambisius menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Indonesia telah membuat komitmen yang berani namun realistis untuk tujuan nol bersihnya, tetapi akan membutuhkan bauran energi yang beragam, termasuk pasang surut, panas bumi, matahari, dan, tentu saja, pendekatan bertahap terhadap bahan bakar fosil selama beberapa dekade ke depan untuk mempertahankan tujuan pertumbuhannya.

Namun, ketika berbicara tentang manufaktur dan konsumsi kendaraan listrik (EV), tidak ada nuansa seperti itu. Indonesia memiliki semua bahan untuk menjadi ‘pasokan dan permintaan’ di seluruh rantai pasokan dan bahkan menyediakan pasar itu sendiri.

Teknologi baru, peluang baru
Tentu saja, elemen penting dalam membangun rantai pasokan ini adalah teknologi. Inovasi seperti kecerdasan buatan dan otomatisasi mengubah realitas bagi miliaran orang di seluruh dunia.

Industri, bangsa, bahkan individu yang gagal beradaptasi akan tertinggal. Kabar baiknya adalah bahwa pekerjaan akan tersedia. Teknologi baru menghadirkan peluang baru.

Salah satu contohnya di ASEAN adalah inisiatif Kode QR kami untuk membangun sistem pembayaran digital umum lintas batas, memberdayakan platform tekfin dan digital untuk menghubungkan lebih banyak pemberi pinjaman dan bisnis, memberi pemilik usaha kecil akses ke dana alternatif.

Hanya keberanian dan kreativitas inovatif dari sektor swasta yang bebas dan gesit yang dapat menyelesaikan tantangan yang ada di depan. Jadi pesan untuk pembuat kebijakan global sudah jelas: bebaskan kuda jantan.

 

Tinggalkan Balasan