Edaran Kemenkes Terkait Virus Marburg
BANYUWANGI, GESAHKITA COM–– Peringatan kepada warga untuk mewaspadai penularan penyakit yang disebabkan virus Marburg. Meski belum ditemukannya kasus di Banyuwangi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi menggalakkan kewaspadaan dan melakukan antisipasi penularan penyakit yang berasal dari Guinea Ekuatorial di Benua Afrika tersebut.
Berdasarkan informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang telah mengeluarkan surat edaran (SE) terkait virus Marburg. Yakni surat edaran nomor HK.02.02/C/853/2023 tentang Kewaspadaan terhadap Penyakit Virus Marburg.
Dalam SE tersebut dijelaskan bahwa penyakit virus Marburg merupakan penyakit demam berdarah yang jarang terjadi dan disebabkan akibat virus Marburg yang satu famili dengan virus Ebola
Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi virus tersebut. Manifestasi klinis berupa demam tinggi, sakit kepala, serta gejala saluran pencernaan, seperti mual, muntah, nyeri perut, dan diare.
Penyakit virus Marburg ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) di Guinea Ekuatorial tepatnya di Provinsi Kie Ntem. Pada 7 Februari tercatat ada sembilan kematian dan 16 kasus suspek di daerah tersebut.
Sedangkan di Indonesia pada tanggal 20 Februari telah melakukan penilaian risiko cepat (rapid risk assessment). Meski hasil penilaian tersebut menunjukkan risiko kasus penyakit virus Marburg di Indonesia rendah, kewaspadaan terhadap virus tersebut tetap dilakukan.
Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengungkapkan, kelelawar yang menjadi inang alami virus Marburg yaitu Rousettus aegyptiacus bukan merupakan spesies asli Indonesia dan belum ditemukan di Indonesia. Namun, Indonesia masuk jalur mobilisasi hewan tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Banyuwangi Amir Hidayat menyatakan, hingga tanggal (26/4/2023) belum ada temuan kasus di Bumi Blambangan. Meski demikian, kewaspadaan dan antisipasi terus digalakkan. ”Sudah ada warning, tapi belum ada laporan di Banyuwangi. Kita diminta waspada karena ada atau belum ditemukan kasus di Banyuwangi,” pungkasnya
Pewarta Iwan
Editor Indra