selamat hari raya, idul fitri 2023, idul fitri 1444h banyuasin bangkit,gerakan bersama masyarakat

Terkait Pasien Meninggal Laka Lantas, Pihak RSUD Genteng Sampaikan Klarifikasi

Terkait Pasien Meninggal Laka Lantas Pihak RSUD Genteng Sampaikan Klarifikasi

BANYUWANGI, GESAHKITACOM—-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Genteng, membantah keras terkait beredarnya informasi pasien Laka Lantas yang meninggal diduga disebabkan oleh lambannya pennganan oleh RSUD dalam merujuk pasien ke rumah sakit rujukan.

Pasien laka lantas tersebut dirujuk ke RSU swasta, sedianya untuk mendapatkan perawatan khusus akibat cidera serius pada otak pasca benturan keras di kepala dalam peristiwa kecelakaan yang dialaminya.

Hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Genteng, Dr.Hj Siti Asiah, M.MRs, melalui humas RSUD Genteng, Dr. Sugiyo Sastro, saat di konfirmasi oleh gesahkita. Com Banyuwangi, Senin (8/5/2023) pagi, di RSUD Genteng.

Sugiyo membeberkan bahwa, merujuk pasien dengan kondisi kritis mengalami injury jaringan otak ditandai pendarahan melalui telinga dan hidung, hanya dapat dilakukan, bila kondisi pasien sudah stabil dan layak untuk dirujuk.

“Pasien harus dalam kondisi transfortable dalam artian kondisi kedaruratan pasien sudah memungkinkan untuk melakukan perjalanan ke rumah sakit rujukan,” ucap Sugiyo.

Lanjut Sugiyo, setelah kondisi pasien sudah memungkinkan untuk dirujuk, barulah pihak RSUD akan mengabarkan kepada keluarga pasien bahwa pasien sudah siap untuk dirujuk, serta harus mendapatkan persetujuan dari keluarga pasien.

Ditanya terkait rentang waktu antara persetujuan yang diberikan oleh keluarga pasien hingga pasien diberangkatkan ke rumah sakit rujukan, Sugiyo menjelaskan pada gesahkita. Com bahwa untuk rentang waktu pihaknya fleksibel.

“Kita fleksibel ya, kalau pasien itu bisa stabil menurut dokter, bisa dilakukan transfortable, sebaik mungkin, sesegera mungkin, dilakukan rujukan,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Hj. Siti Asiah menyampaikan agar bilamana masyarakat membutuhkan klarifikasi kaitannya dengan RSUD Genteng, berharap agar masyarakat mengklarifikasi langsung kepada pihak RSUD Genteng.

“Kalau klarifikasi jangan ke keluarga, klarifikasi itu ke kita, jadi kita bisa menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya. Kalau klarifikasi ke keluarga, ya kan versinya keluarga,” ungkapnya

Hj. Siti Asiah menyayangkan atas pernyataan keluarga pasien yang menyudutkan, menurutnya adalah suatu tindakan yang kurang bijak, sedang meninggalnya pasien di rumah sakit rujukan.

“Meninggale ndek kono kok RSUD Genteng sing di ublek-ublek (Meninggalnya disana kok RSUD Genteng yang di obok-obok, Red),” keluh Hj Siti Asiah dihadapan awak media.

Kembali Hj. Siti Asiah menirukan penjelasan yang sempat diberikan oleh humas RSUD Genteng, bahwa pihaknya tidak akan merujuk sebelum pasien transfortable untuk dirujuk.

“Tidak mungkin pasien belum transfortable untuk dirujuk, kemudian kita rujuk, nanti kita yang disalahkan,” tegasnya.

Hj. Siti Asiah melengkapi penjelasannya, pertimbangan mengapa pasien berinisial AE (42) asal Banyuwangi tersebut, tidak segera dirujuk setelah mendapat persetujuan dari keluarga pasien.

“Merujuk itu kita juga harus komunikasi dengan pihak rumah sakit rujukan, jadi selain pasien sudah transfortable dengan persetujuan keluarga pasien untuk dirujuk, maka kita juga harus menunggu kesiapan dari rumah sakit rujukan,” bebernya.

Melalui Hj. Siti Asiah, RSUD Genteng mengaku bahwa selama ini pihak RSUD Genteng memang belum memiliki alat pemindai otak (CT scan) maupun dokter syaraf.

“Untuk dokter bedah syaraf maupun alat CT scan itu adanya di RSUD Blambangan dan RSU Al-Huda,” pungkasnya.

Semoga RSUD Genteng menjadikan kritik ini sebagai penyemangat untuk terus berbenah dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, dan semoga keluarga pasien yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan.  Innalillahi wa innalillahi Rojiun. (IRW / RD GK)

Tinggalkan Balasan