Pertemuan Ketahanan Pangan ASEAN ke-43: Indonesia Desak ASEAN Antisipasi Krisis Pangan Global
BOGOR, GESAHKITA COM—- Pertemuan Dewan Cadangan Ketahanan Pangan ASEAN (AFSRB) ke-43 yang diselenggarakan oleh Indonesia pada 7-8 Juni 2023 telah membahas ketahanan pangan sebagai salah satu perhatian negara-negara Asia Tenggara sejak dunia menghadapi ancaman krisis pangan global akibat perubahan iklim, fenomena El Nino, dan konflik geopolitik.
Pertemuan AFSRB ke-43 yang diselenggarakan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat ini dihadiri oleh perwakilan seluruh negara anggota ASEAN, Sekretariat ASEAN, Sekretariat AFSRB, Sekretariat Cadangan Beras Darurat ASEAN Plus Three (APTERR), dan Informasi Ketahanan Pangan ASEAN Sekretariat Sistem (AFSIS).
“Kita harus mengambil tindakan nyata untuk mengatasi potensi krisis pangan global, termasuk berbagai risiko lain yang mengancam sistem pangan,” kata Kepala Badan Pangan Nasional (BKN) Arief Prasetyo Adi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan stabilitas, ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan stok pangan yang bijaksana di wilayah tersebut.
Salah satu upaya untuk mengatasi dinamika ketahanan pangan dan gizi adalah dengan memperkuat komitmen negara-negara anggota ASEAN melalui pembentukan ASEAN Leaders’ Declaration tentang ketahanan pangan. Diharapkan dapat disahkan oleh para pemimpin negara anggota ASEAN pada KTT ASEAN ke-43 yang dijadwalkan akan diselenggarakan di Jakarta pada September 2023.
ASEAN Leaders’ Declaration on Strengthening Food Security and Nutrition in Time of Crises merupakan salah satu Priority Economic Deliverables (PEDs) keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 sekaligus menjadi topik dalam pertemuan AFSRB ke-43.
Dokumen tersebut akan mendorong terbentuknya mekanisme kerjasama antar berbagai institusi domestik negara-negara anggota ASEAN di bidang pertanian, perdagangan, keuangan, dan transportasi untuk memperkuat ketahanan pangan di kawasan. Mekanisme kerja sama juga bertujuan untuk memperkuat rantai pasokan regional dan pertanian berkelanjutan.
Selain deklarasi, pertemuan tersebut juga menyoroti isu pangan terkini di masing-masing negara anggota, sehingga permasalahan tersebut dapat diselesaikan melalui kerjasama regional. Perwakilan dari masing-masing negara Asia Tenggara akan melaporkan ketersediaan komoditas pangan, dan forum tersebut akan menentukan sumber pangan mana dan berapa banyak yang harus dicadangkan.
Seperti dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri RI, konflik Rusia-Ukraina yang terus berlangsung telah mengganggu rantai pasok global yang mengakibatkan kenaikan harga pangan hingga 30 persen. Kondisi tersebut juga berdampak pada negara-negara anggota ASEAN. Tingkat inflasi rata-rata di negara-negara mencapai 15 persen pada tahun 2023 sejauh ini.
NFA sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia mengembangkan sistem cadangan dan distribusi pangan nasional untuk mengantisipasi potensi krisis pangan global. Badan ini mengembangkan kerjasama dengan kementerian dan lembaga terkait, BUMN, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, asosiasi pertanian dan petani, dan sektor swasta serta pemangku kepentingan internasional.