PALEMBANG,GESAHKITA.COM – Dari arti tata bahasa Koalisi merupakan kumpulan orang atau organisasi dari berbagai kepentingan yang berkumpul demi mencapai satu tujuan.
Meski begitu Koalisi memiliki sifat yang tidak mengingat atau hanya bersifat sementara, memang dengan berkoalisi kekuatan kelompok akan menjadi lebih besar dan masiv.
Istilah koalisi memang sering kita dengar menjelang pesta Demokrasi di Indonesia yaitu Pemilihan Umum (Pemilu), terutama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Adapun dampak yang ditimbulkan sebuah koalisi saling melengkapi ada baik dan buruk, sisi baiknya koalisi menjadikan kumpulan partai ini menjadi terlihat seperti lebih besar dibandingkan partai lainnya, namun Koalisi ini juga ternyata memiliki dampak yang cukup buruk salah satunya partai yang merasa dominan seolah menjadi penentu sebuah keputusan.
Seperti saat ini banyak partai politik berlomba mendirikan koalisi berharap menjadi pemenang dalam Pemilu serentak nantinya.
Dari awal tahun 2022, Koalisi yang terbangun pertama kali adalah antara Nasdem, PKS dan Demokrat yang mengusung Anies Baswedan sebagai ikon calon Presiden yang dan sempet terhembus isu bahwa Agus Harimurti Yudhoyono sebagai wakil Presiden mendampingi Anies.
Miliki semangat yang sama ke-3 partai ini pada awalnya selalu kompak dalam mencitrakan Anies sebagai calon Presiden, semuanya berjalan lancar hingga secara mengejutkan Nasdem memutuskan untuk meminang Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB sebagai Calon Wakil Presiden mendampingi Anies Baswedan.
Tentu saja keputusan ini tidak hanya masyarakat merasa aneh, tetapi juga menimbulkan kekecewaan bagi partai Demokrat yang sejak awal konsisten menjalankan visi dan misi koalisi tersebut.
Wajar jika selama partai Demokrat merasa kecewa atas keputusan sepihak Nasdem tersebut, karena selama ini tenaga dan pikiran terfokus mengkampanyekan Anies dibalas pahit oleh Nasdem.
Lalu bagaimana reaksi pengurus partai Demokrat dan kader didaerah termasuk di kota Palembang menanggapi, atas pembelotan Nasdem terhadap Demokrat yang memilih pasangan diluar dari Koalisi yang terbangun.
Seperti yang dikatakan Yudha Pratomo Mahyuddin Ketua DPC Demokrat kota Palembang, dirinya mengatakan bahwa saat ini dirinya menganggap apa yang terjadi merupakan dinamika didalam dunia politik.
” Kita cukup kaget mendengar kabar bahwa secara gamblang Nasdem menunjuk Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil Presiden mendampingi Anies pada Pilpres 2024″, kata Yudha, Seusai mendengar arahan dari DPP Demokrat, Kamis malam (31/08/2023)

Dilanjutkannya, Yang kami sebagai kader Demokrat pastinya menganggap bahwa ini merupakan dinamika politik yang sudah sering terjadi, hanya saja cukup disayangkan Demokrat selama ini konsisten menjalankan kesepakatan di koalisi ternyata dicederai oleh keputusan Nasdem.
Terkait langkah yang akan diambil oleh kepengurusan Kader Demokrat kota Palembang, Yudha Pratomo Mahyuddin juga menjelaskan hanya akan menunggu instruksi dari DPP Demokrat.
” Kami bersama kepengurusan DPC Demokrat kota Palembang lainnya, saat ini sedang menunggu instruksi dari DPP Demokrat terkait langkah selanjutnya, yang jelas kita di daerah tetap fokus pada Pemilihan Legislatif (Pileg) kota Palembang sembari menunggu perkembangan dari DPP Demokrat”, tegas Yudha Pratomo
Disinggung Soal kemungkinan Demokrat akan memilih berkoalisi dengan Gerindra Cs, ataupun PDI Perjuangan bahkan membuat koalisi baru Yudha hanya menjelaskan bahwa setiap kemungkinan didalam dunia politik semuanya bisa terjadi.
” Kalau soal bergabung ataupun membuat koalisi baru semuanya bisa terjadi mengingat dinamika politik yang selalu berjalan sesuai dengan kebutuhan dan keadaanya, jadi sebagai kader Demokrat kami menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Demokrat”, ujarnya

Mengakhiri perbincangannya Yudha Pratomo Mahyuddin sebagai ketua DPC Demokrat kota Palembang mengimbau kepada kader tidak perlu terlalu reaktif, terkait pecahnya koalisi dengan Nasdem karena itu merupakan hal biasa.
” Untuk kader Demokrat pastinya kita mengimbau tidak usah terlalu reaktif menanggapi pecahnya koalisi dengan Nasdem, karena itu merupakan hal biasa”, tutup Yudha Pratomo Mahyuddin Ketua DPC Demokrat Palembang (Irfan)