Falsafah Permainan Catur
PALEMBANG, GESAHKITA COM-Permainan Catur kerap kali menjadi buah bibir bagi sekelompok orang apa lagi jika itu dikaitkan dengan hal hal berbau strategis, taktik dan kemampuan.
Di mata para pemain catur saat memainkan buah catur baik pada saat dalam posisi bertahan maupun dalam posisi menyerang, para pemain kerap kali gunakan kemampuan dalam membaca buah pikiran lawan.
Serta para pemain catur terus melihat dan memperhatikan dimana langkah langkah nya saat ini dan nanti setelah giliran nya lawan dan kembali lagi ke dia dan hal itu bergilir dan bergulir sesuai aturan.
Selain itu bagi pemain catur sesungguhnya sudah faham betul bagaimana kepiawaian dia meletakan dan menggeser buah catur yang ia mainkan, sebab mulai dari bidak atau budak( wong Palembang sebut, red), Kuda Bahkan Perdana Mentri dan Raja selalu diposisikan dengan cara yang tepat tak salah langkah.
Bukan berarti juga pemain tak pernah salah dalam melangkah. Bukan demikian.
Ada memang dalam kehidupan nyata di luar permainan catur ketika kita salah langkah kita akan memperbaiki dengan atau beralih langkah.
Bagaimana dengan permainan catur itu malah menjadi resiko. Jika itu dalam kehidupan ya kita tinggal meminta maaf dan berdamai. Dalam permainan catur, kita para pemain catur akan merasakan desakan yang mendalam jika kita salah perintah dan menempatkan peran apa yang kita gunakan untuk mendesak atau bertahan
Pemain catur juga dikatakan dan dituntut memiliki ketajaman strategi mengganti pemain, mundur, maju, geser kiri dan kanan, membayangi, memberi umpan bahkan mengorbankan peran dari buah catur yang ia mainkan.
Ya jika mau mengorbankan sebenarnya itu adalah pilihan paling akhir. Tentunya melalui tawar menawar merujuk dalam sebuah keadaan dimana posisi masing ada pada ‘Bergaining Position’ atau posisi tawar.
Bagaimana dengan hal diplomasi dan negosiasi pada permainan ini? Ya bisa..! Karena tidak ada yang tak mungkin pasti akan melahirkan win win solusi. Tinggal bagaimana pihak pemain akan mencari titik temu dan lalu Permainan dilanjutkan lagi.
Kesalahan Kerap Kali Gagalkan Untuk Menang
Pada bagian ini kita akan mengambil perumpamaan dalam dunia kerja yang membatasi usia untuk posisi tertentu, maka instansi atau swasta sangat enggan memilih pegawai nya yang sudah uzur atau tidak begitu kuat secara fisik meski kemampuan analisa dan pengalaman tak ada yang berani membantah pengalaman itu lah yang membentuk pola berfikir dan adu strategi.
Maka tak salah memang pemikiran dan kemampuan intelektualitas seseorang itu pada bagian tertentu diperlukan.
Maka kembali ke permainan catur, sebuah kemapanan dalam melihat apa yang tidak orang pikirkan itu teknik jitu dalam melangkah.
Artinya dalam permainan catur paket komplit permainan ini kita akan tertantang bahkan menjadi pilihan pilihan bahwa sebenarnya kita mau jadi pemain catur yang mengatur buah buah yang kita mainkan atau dengan ambil zona aman saja menjadi buah buah catur itu sendiri.
Toh jika kalah maka pemain lah yang menanggung kekalahan itu sendiri.
Didalam dunia kerja posisi yang paling atas untuk bidang pekerjaan mulai dari direktur hingga para manager nya itu juga sepatut nya sudah mengetahui dan mengecap bagaimana strategi strategi dalam mengatur itu sangat penting adanya.
Kemampuan Managerial dan leadership pertaruhan jadi tolak ukur, actuating, delegating, supervising serta planning membaur manjadi sarapan sehari hari.
Bagaimana juga terkadang kemampuan menekan emosional dan menonjol kan rasional itu kerap kali menjadi dilematis berkepanjangan.
Selain itu jika kita kaitkan dengan para pemimpin kita, tak sedikit juga yang kita terima sebagai rakyat jelata menerima keputusan keputusan yang bernuansa emosional mengabaikan rasional.
Nah dalam bermain catur jika pemain tidak rasional dan mengedepankan emosional , maka jangan salahkan jika posisi terdesak dan tersudut akan menjadi boomerang atas buah kesalahan dalam melangkah itu.
Dan itu masih beruntung bung .! Kita syah syah saja jika menerima kekalahan dalan permainan Catur.
Itukan kan hanya permainan, ya jika kalah dan bubar. Maka buah buah catur itu bisa kita susun lagi dan main lagi dan begitu lah seterusnya.
Bagaimana dalam kehidupan yang nyata baik kita sebagai mahluk individu dan organisasi? Bagaimana peran kita dalam melangkah dan mengarungi kehidupan ini, mau melangkah seperti apa? Anda boleh memilih dan bahkan jika mau dengan rendah hati introspeksi anda itu apa? Anda saja yang menyimpulkan..! (*)
Arjeli Sy Jr, Jurnalis dan Content Writer