Berita hari ini, Situs terpercaya dan terupdate yang menyajikan informasi kabar harian terbaru dan terkini indonesia.
Indeks
selamat natal dan tahun baru hut ri
Asia, News  

Konfrontasi Strategis Tiongkok: Memperluas Pengaruhnya di Asia

Konfrontasi Strategis Tiongkok: Memperluas Pengaruhnya di Asia

JAKARTA, GESAHKITA COM—Tindakan tegas Tiongkok di Asia Tenggara, Taiwan, dan kepulauan Jepang merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk melemahkan pesaing regionalnya dan membangun kontrol yang lebih besar atas wilayah yang disengketakan.

Insiden terkini, seperti pengerahan kapal militer dan penjaga pantai Tiongkok untuk mengusir Filipina dari terumbu karang utama di Laut Cina Selatan, menjadi contoh pendekatan ini.

Taktik China juga meluas ke Taiwan, di mana semakin banyak jet tempur dan kapal angkatan laut China yang bertujuan untuk mempertahankan tekanan konstan di pulau tersebut.

Analis berpendapat bahwa manuver ini dirancang untuk menguji pertahanan, mengumpulkan intelijen, dan pada akhirnya melemahkan tekad lawan seperti Filipina, Taiwan, dan Jepang.

Filipina, yang menghadapi tekanan meningkat dari Tiongkok, telah berupaya menjalin hubungan lebih erat dengan Amerika Serikat, dengan harapan perjanjian pertahanan bersama akan berfungsi sebagai pencegah.

Namun, Tiongkok tampaknya mengandalkan perhatian AS untuk teralihkan oleh krisis global lainnya, seperti konflik Timur Tengah dan tantangan politik dalam negerinya, untuk mendorong agendanya lebih jauh tanpa memicu konfrontasi militer secara langsung.

Taktik China tidak terbatas pada Laut Cina Selatan. Di Laut Cina Timur, Beijing telah meningkatkan ketegangan dengan Jepang dengan mengirim kapal-kapal bersenjata di dekat Kepulauan Senkaku yang disengketakan dan diduga menerbangkan pesawat militer ke wilayah udara Jepang.

Manuver-manuver ini menunjukkan kesediaan China untuk menguji batas-batas dan mengukur respons kekuatan-kekuatan regional dan global.

Strategi terencana Tiongkok bertujuan untuk memperluas pengaruhnya secara bertahap di wilayah yang diperebutkan dengan “mendorong batasan” sambil tetap berada di bawah ambang konflik langsung.

Pendekatan multifaset ini menunjukkan ambisi Tiongkok yang lebih luas untuk membentuk kembali tatanan regional demi kepentingannya, menantang norma-norma internasional, dan menciptakan situasi yang tidak menentu di mana setiap kesalahan dapat menyebabkan konflik yang lebih luas.