Apresiasi Peresmian Website Pusako Melayu Sumsel, Sultan Palembang Dukung Setiap Upaya Pelestarian Naskah Kuno
PALEMBANG, GESAHKITA COM—-
Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M Kn mengakui pelestarian naskah kuno termasuk di Palembang dan di Sumsel sangat penting dan bermanfaat.
SMB IV mendukung setiap upaya yang dilakukan berbagai pihak untuk melestarikan dan menjaga naskah kuno ini agar terus terjaga dan bisa di pelajari semua pihak.
“ Apalagi keberadaan website Pusako Melayu Sumsel atau Pustaka Digital Naskah Kuno Melayu Sumatera Selatan sangat diperlukan dan menjadi bagian bagi kita semua, “ katanya disela-sela sosialisasi dan peluncuran dan peresmian website Pusako Melayu Sumsel atau Pustaka Digital Naskah Kuno Melayu Sumatera Selatan di Hotel The Zuri Palembang, Rabu (4/9).
Selain itu SMB IV menilai kenapa orang dulu menuliskan sesuatu dalam naskah atau manuskrip karena ingin supaya kelak di baca dan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi anak cucu kedepan.
“ Kita mendukung setiap upaya pelestarian naskah kuno dan selama ini kami di Kesultanan Palembang Darussalam juga telah melakukan hal tersebut,” katanya.
Hadir diantaranya Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M Kn didampingi Dato’ Pangeran Suryo Kemas Ari Panji, Pangeran Yudo Heri Mastari Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya Kementrian Riset dan Tehnologi RI dan Direktur Fasilitasi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementrian Keuangan RI, Kepala dinas Perpustakaan baik dari Provinsi Sumsel dan Kota dan Kabupaten di Sumsel, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Oman Faturahman Mhum, Ketua Umum Masyarakat Penaskahan Nusantara Dr Munawar Kholil Mhum , Ketua Masyarakat Penaskahan Nusantara Komisariat Sumsel sekaligus penerima manfaat Dana Indonesiana Dr Nyimas Umi Kalsum Mhum.
Sedangkan Nafa Rahmadani yang melaporkan hasil kegiatan mengatakan, tujuan kegiatan untuk menyelenggarakan kegiatan yang mana sebagai langkah melakukan sosialisasi dan peluncuran dan peresmian website Pusako Melayu Sumsel atau Pustaka Digital Naskah Kuno Melayu Sumatera Selatan.
Dimana karya ini diusung langsung oleh Dr Nyimas Umi Kalsum Mhum didukung program Dana Indonesiana katagori penciptaan karya kreatif dan inovatif tahun 2024.
“ Rangkaian kegiatan hari ini akan kita laksanakan sosialisasi website dan bincang-bincang terkait dengan tujuan kebudayaan khususnya pelestarian naskah-naskah kuno,” katanya.
Kegiatan ini menurutnya memang diketuai pribadi dan perorangan Dr Nyimas Umi Kalsum beserta tim dimana Umi mengusung dan mendesain domain khusus dan menjadikan website ini database naskah kuno melayu khusus Sumsel.
“ Kegiatan ini juga dilakukan inventarisasi dan indentifikasi naskah dibeberapa tempat yaitu di Perpusnas RI, Arsip Nasional Indonesia.
“ Kita melakukan digitalisasi secara mandiri juga di kota Palembang selama 14 hari dan terakhir di kabupaten Muara Enim kita lakukan digitalisasi secara mandiri selama 4 hari,” katanya.
Dan naskah yang sudah pihaknya kumpulkan dan digitalisasi mandiri lebih dari 50 naskah ,” katanya
Hasil digitalisasi dan inventarisasi ini nantinya akan menjadi output dan hasil yang akan dimasukkan dalam website milik pihaknya dimana untuk mempermudah akses para peneliti, akademisi , mahasiswa dan seluruh masyarakat yang konsen dengan naskah kuno.
Ketua Umum Masyarakat Penaskahan Nusantara Dr Munawar Kholil Mhum mengatakan, saat ini Indonesia mewarisi warisan tertulis yang jumlahnya relatif banyak.
“ Data yang sampai saat ini sudah terkonformasi bersumber dari katalog naskah dan sebagainya lebih dari 134 ribu naskah kuno atau manuskrip seluruh dunia tetapi tentu jumlah itu masih sangat sedikit dan dirinya yakin apa yang dikerjakan teman-teman para peneliti, para peminat naskah kuno seluruh Indonesia yang sampai saat ini masih terus bergerak , berkerja termasuk yang dikerjakan Prof Omar Faturahman misalnya, seperti yang dikerjakan oleh ibu Nyimas Umi Kalsum,” katanya.
Menurutnya banyak manuskrip yang disimpan oleh para pemilik naskah sebagai pewaris dari leluhurnya, orangtuanya ada dikomunitas adat yang belum terdata , terdokumentasi oleh kita.
Dan lebih 70 persen lebih atau 82 ribu manuskrip banyak di Indonesia termasuk di beberapa lembaga, Perpusnas RI sekitar 12 ribu lebih.
“ Yang di masyarakat jumlahnya menjadi Pr kita bersama untuk memunculkan tenaga-tenaga militant yang punya semangat untuk terus mencari , mengeksplorasi dan mengumpulkan dan mendigitalisasi sampai dilakukan ibu Umi membuat website ini membawa dampak luar biasa terutama generasi penerus ,” katanya.