Berita hari ini, Situs terpercaya dan terupdate yang menyajikan informasi kabar harian terbaru dan terkini indonesia.
Indeks
selamat natal dan tahun baru hut ri
News  

Tolak Politik Uang, Wujudkan Demokrasi Sehat

Tolak Politik Uang, Wujudkan Demokrasi Sehat

PALEMBANG, GESAHKITA COM— Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Sumatera Selatan, Relung Forum bekerja sama dengan Forum Jurnalis Parlemen (FJP) mengadakan diskusi bertema “Strategi Pamungkas Memenangkan Suara Rakyat”. Diskusi ini menyoroti bahaya praktik money politic, yang dinilai sebagai ancaman serius bagi demokrasi.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber dari berbagai latar belakang, yakni Dudi Oskandar, Ketua FJP; Dr. Ade Indra Chaniago, Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan dan Politik (PSKP); dan Rahmat Sandi Iqbal, Direktur Eksekutif Suara Informasi Rakyat Sriwijaya (SIRA). Para narasumber mengungkapkan keprihatinan terhadap maraknya politik uang dalam kontestasi Pilkada, yang kerap digunakan sebagai “senjata” untuk meraih dukungan rakyat.

Media dan Politik Uang: Ancaman Bagi Demokrasi

Ketua FJP, Dudi Oskandar, mengkritisi peran media yang kadang dimanfaatkan oleh calon kepala daerah untuk memengaruhi masyarakat, tetapi dampaknya tidak sebesar pengaruh politik uang.

> “Banyak calon memanfaatkan media mainstream, tetapi praktik money politic justru lebih merusak demokrasi kita. Hal ini harus dihentikan,” tegas Dudi.

Ia juga menekankan pentingnya mendidik masyarakat untuk menolak strategi kotor ini dan memilih calon pemimpin yang memiliki visi serta misi yang jelas untuk membangun daerah.

Pendidikan Politik untuk Pemilih Rasional

Sementara itu, Dr. Ade Indra Chaniago menyoroti dampak politik uang yang mencederai proses demokrasi dan menghalangi terpilihnya pemimpin yang berkualitas.

> “Praktik ini membuat masyarakat memilih berdasarkan iming-iming uang, bukan kompetensi calon. Ini menjadi tantangan besar bagi demokrasi kita,” ungkapnya.

Ade menjelaskan bahwa rendahnya kesadaran politik menjadi salah satu penyebab suburnya politik uang. Ia mengungkapkan bahwa hanya sekitar 10 persen pemilih di Indonesia yang tergolong rasional.

“Pendidikan politik harus menjadi prioritas agar masyarakat bisa memilih dengan cerdas. Jika kesadaran politik meningkat, praktik money politic akan sulit berkembang,” tambahnya.

Pemimpin Bermental Korup dan Bahaya Politik Uang

Rahmat Sandi Iqbal, aktivis antikorupsi, mengungkapkan bahwa politik uang tidak hanya merusak demokrasi, tetapi juga melahirkan pemimpin bermental korup.

“Pemimpin yang lahir dari politik uang hanya akan fokus memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Mereka akan mencari cara untuk mengembalikan modal besar yang dikeluarkan selama kampanye,” jelasnya.

Rahmat juga mengkritik minimnya pendidikan politik yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Ia menilai bahwa tanpa edukasi yang memadai, masyarakat mudah terjebak dalam rayuan politik uang.

“Pendidikan politik harus menjadi tanggung jawab bersama agar masyarakat bisa menolak politik uang dan memilih calon pemimpin berdasarkan integritas serta kompetensi,” tuturnya.

Komitmen Bersama Menjaga Demokrasi

Diskusi ini menegaskan pentingnya komitmen bersama untuk menolak praktik politik uang dalam Pilkada. Para narasumber sepakat bahwa visi, misi, dan program kerja calon kepala daerah harus menjadi pertimbangan utama masyarakat dalam menentukan pilihan.

Sebagai ruang dialog yang aktif, Relung Forum dan FJP berkomitmen untuk terus menghadirkan diskusi strategis guna membuka wawasan masyarakat dan menjaga demokrasi dari ancaman praktik kotor.

>”Diskusi seperti ini penting untuk membangun pemahaman masyarakat agar memilih berdasarkan kompetensi, bukan iming-iming uang. Demokrasi yang sehat harus menjadi tanggung jawab kita bersama,” pungkas Dudi Oskandar.

Diskusi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun demokrasi yang sehat dan menjauhkan Pilkada dari praktik-praktik yang mencederai nilai-nilai keadilan.