Palembang,Gesahkita.com – Berkembanganya provinsi Sumatera Selatan selama 10 tahun ini, terutama soal investasi di bidang pertambangan seperti Batubara tentunya menjadi perhatian khusus bagi semua pihak.
Tidak hanya menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), Investasi Batubara harusnya menjadi modal mengembangkan wilayah menjadi lebih maju.
Memang harus diakui semenjak investasi di bidang terbuka, banyak investor asing yang berminat kembali masuk ke Indonesia termasuk provinsi Sumatera Selatan karena dianggap menjadi alternatif baru masyarakat mendapatkan pekerjaan.
Namun tidak dipungkiri, meski mendapatkan royalti dari dunia usaha tersebut, tapi sepertinya banyak pihak mulai mengabaikan dampak lain terhadap kehidupan terutama soal ekositim yang mulai rusak.
Melihat semakin abai dengan ekosistim, Ir Suparman Romans sebagai ketua DPW Pekat IB mulai angkat bicara terkait hal tersebut.
” Tentunya kita menyambut baik dengan adanya investasi yang saat ini mulai melirik wilayah Sumatera Selatan 10 tahun terakhir, terutama investasi di bidang pertambangan seperti Batubara”, kata Ir Suparman Romansa seusai menggelar rapat koordinasi Musyawarah Wilayah DPW Pekat IB, Rabu (07/05/2025)
Dilanjutkannya, Tetapi perlu diingat bahwa ada dampak negatif yang terkadang diabaikan begitu saja, baik itu dari pemerintah ataupun para investor yaitu menyoal ekosistim bagi mahluk hidup disekitar wilayah tersebut.
Dalam pengamatannya (Suparman Romans), mengatakan bahwa banyaknya pertambang telah banyak mengorbankan ekosistim seperti penggudulan hutan.
” Tidak hanya merusak infrastruktur, pada faktanya hutan dan wilayah tempat masyarakat menjadi korban pembangunan suatu pertambangan ataupun smelter (Tempat Industri) Batubara, dan itu sepertinya sangat tidak bijaksana”, tegas Ir Suparman Romans
” Melihat yang terjadi seperti ini, tentunya DPW Pekat IB tidak akan tinggal diam saja, kritik dan tindakan akan diambil demi kepentingan bersama”, beber Suparman Romana Ketua DPW Pekat IB Sumatera Selatan
Tetapi dikesempatan ini pun Suparman menjelaskan bahwa kritik dan tindakan yang akan diambil oleh DPW Pekat IB haruslah elegan, konstruktif dan solutif.
” Mengingat ini merupakan kepentingan bersama sebagai organisasi yang menjadi kontrol sosial pastinya akan melakukan tindakan – tindakan dengan cara elegean, konstruktif dan solutif serta pastinya berkoordinasi dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah hingga para investor”, tegas Ir Suparman Romans
Menutup perbincangannya Ir Suparman Romans sekali lagi mengingatkan agar pemerintah dan para investor lebih memperhatikan ekosistim dalam melakukan pembangunan.
” Yang jelas kami (DPW Pekat IB) mengingatkan semua pihak mulai dari pemerintah dan investor untuk lebih memperhatikan ekosistim dan masyarakat sekitar, jika ingin melakukan pembangunan jangan sampai ada masyarakat berteriak ataupun terdzalimi akibat hal tersebut”, tandas Ir Suparman Romans Ketua DPW Pekat IB Sumatera Selatan (Irfan)