Kenangan Nostalgia Cenderung Menjadi Lebih Pahit-Manis Seiring Berjalannya Waktu
JAKARTA, GESAHKITA COM—-Kenangan nostalgia cenderung menjadi lebih pahit-manis seiring berjalannya waktu, seperti yang dilaporkan dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Cognition & Emotion .
Nostalgia digambarkan sebagai kerinduan sentimental terhadap masa lalu. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa refleksi nostalgia dapat meningkatkan manfaat psikologis seperti keterhubungan sosial, keberlanjutan diri, dan optimisme.
Namun, meskipun nostalgia biasanya dipandang positif, nostalgia juga diwarnai dengan kesedihan, dan sedikit yang diketahui tentang bagaimana tanda emosionalnya berubah seiring waktu.
Tim Wildschut dan rekan-rekannya meneliti apakah afek (emosi) yang terkait dengan kenangan nostalgia memudar atau meningkat seiring waktu, dan bagaimana lintasan temporal ini berbeda dari jenis kenangan lainnya.
Para peneliti menyelidiki pertanyaan ini menggunakan kerangka kerja yang dikenal sebagai Fading Affect Bias, yang menunjukkan bahwa emosi negatif biasanya lebih memudar daripada emosi positif ketika orang mengingat peristiwa masa lalu.
Tim melakukan dua eksperimen untuk melihat apakah peristiwa nostalgia mengikuti pola ini atau apakah peristiwa tersebut menunjukkan lintasan yang berbeda khususnya, apakah peristiwa nostalgia menjadi kurang positif dan lebih negatif seiring berjalannya waktu, dan bagaimana perubahan ini berhubungan dengan emosi tertentu seperti penyesalan atau kesepian.
Dalam Eksperimen 1, 199 mahasiswa tingkat akhir secara acak ditugaskan untuk merenungkan peristiwa yang bersifat nostalgia atau biasa. Setelah mengingat peristiwa tersebut, peserta menilai seberapa positif dan negatif perasaan mereka pada saat peristiwa itu terjadi dan pada saat mengingatnya. Mereka juga menyelesaikan skala yang menilai enam manfaat psikologis (misalnya, keterhubungan sosial, makna hidup). Semua prosedur diselesaikan secara daring.
Dalam Eksperimen 2, 197 pekerja MTurk ditugaskan untuk mengingat kembali peristiwa yang bersifat nostalgia atau netral secara afektif. Peserta kembali menilai emosi mereka pada saat peristiwa tersebut terjadi dan saat mengingat kembali, termasuk tidak hanya afek positif dan negatif secara umum tetapi juga 13 emosi terpisah (misalnya, rasa syukur, penyesalan, kesepian). Tujuannya adalah untuk menilai bagaimana emosi terpisah ini berubah seiring waktu dan apakah emosi tersebut membantu menjelaskan perubahan afek secara keseluruhan.
Dalam kedua percobaan, memori nostalgia menyimpang dari pola Fading Affect Bias yang umum. Alih-alih menjadi lebih netral secara emosional, peristiwa nostalgia justru menjadi kurang positif dan lebih negatif seiring berjalannya waktu. Dalam Percobaan 1, peristiwa nostalgia menunjukkan penurunan signifikan dalam afek positif dan peningkatan afek negatif dari kejadian hingga ingatan, sedangkan peristiwa biasa hanya menunjukkan penurunan afek negatif, yang konsisten dengan Fading Affect Bias. Memori nostalgia juga tetap lebih positif daripada memori biasa secara keseluruhan, terutama pada saat peristiwa tersebut terjadi, dan kepositifan ini merupakan mediator yang masuk akal dari manfaat psikologis yang terkait dengan nostalgia.
Percobaan 2 mereplikasi temuan ini dengan kelompok kontrol peristiwa netral. Peristiwa nostalgia kembali menunjukkan memudarnya afek positif dan meningkatnya afek negatif seiring berjalannya waktu, tidak seperti peristiwa netral. Analisis mediasi menunjukkan bahwa perubahan emosional dalam ingatan nostalgia dikaitkan dengan peningkatan emosi tertentu.
Secara khusus, peningkatan penyesalan dikaitkan dengan penurunan afek positif, sementara peningkatan kesepian memediasi peningkatan afek negatif. Menariknya, rasa syukur meningkat seiring berjalannya waktu dan merupakan pengecualian penting dari tren memudarnya secara umum, yang menyoroti kompleksitas nostalgia.
Para penulis mencatat bahwa kedua penelitian tersebut bergantung pada laporan diri retrospektif, yang mungkin dipengaruhi oleh bias memori. Meskipun desain seperti itu umum dalam bidang penelitian ini, penilaian prospektif dapat memperkuat temuan di masa mendatang.
psycopost alih bahasa gesahkita