Aksi Rehabilitasi & Restorasi TWA Lembah Serelo “Jaga Hutan, Jaga Masa Depan”

Aksi Rehabilitasi & Restorasi TWA Lembah Serelo “Jaga Hutan, Jaga Masa Depan”

GESAHKITA.COM, PALEMBANG —-Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni, Himpala Dharmapala Chakti Universitas Palembang menggelar aksi konservasi di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Lembah Serelo. Dengan mengusung tema “Jaga Hutan, Jaga Masa Depan”,

- Advertisement -

kegiatan ini menjadi bentuk nyata kepedulian generasi muda terhadap kelestarian alam di tengah meningkatnya ancaman kerusakan kawasan konservasi.

TWA Lembah Serelo merupakan salah satu kawasan konservasi penting di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Kawasan ini menjadi habitat alami berbagai jenis flora dan fauna endemik, termasuk delapan (8) individu gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang saat ini masih bertahan hidup di dalamnya.

Keberadaan gajah-gajah ini menjadikan TWA Lembah Serelo sebagai kawasan strategis dalam upaya perlindungan satwa liar yang terancam punah. Selain itu, kawasan ini juga memiliki fungsi ekologis vital menjaga ketersediaan air, mengurangi risiko bencana ekologis, dan menopang keseimbangan iklim mikro
bagi masyarakat sekitar.

Namun kondisi TWA Lembah Serelo semakin terdesak akibat dikelilingi aktivitas izin konsesi industri ekstraktif pertambang batubara.

Keberadaan aktivitas pertambangan batubra di sekitar kawasan TWA. Lembah Serelo menjadi tekanan ekologis tersendiri.

Meskipun tidak secara langsung menyebabkan deforestasi di dalam kawasan konservasi, intensitas aktivitas industri di sekelilingnya berpotensi mengganggu kestabilan ekosistem, memperbesar tekanan terhadap keanekaragaman hayati, dan meningkatkan risiko gangguan terhadap habitat satwa liar yang sensitif terhadap perubahan lanskap di sekitarnya.
Melihat urgensi tersebut,

Himpala Dharmapala Chakti melakukan kegiatan penanaman pohon di area-area
kritis dalam kawasan TWA Lembah Serelo. Aksi ini menjadi bagian dari strategi pemulihan ekosistem, serta ruang pembelajaran ekologis bagi kelompok orang muda.

“Menjaga hutan berarti menjaga masa depan kita bersama.  Hutan bukan hanya tempat hidup bagi satwa, tapi juga penyangga kehidupan manusia.”

Kegiatan ini dilakukan secara partisipatif, melibatkan masyarakat dan kelompok orang muda, serta menggunakan bibit pohon lokal yang sesuai dengan karakteristik ekosistem TWA Lembah Serelo.

Melalui pendekatan ini, diharapkan proses rehabilitasi dapat berlangsung secara berkelanjutan dan diterima oleh
komunitas sekitar.

Ketua pelaksana kegiatan, Muhammad Fadli, menyampaikan bahwa ini bukanlah aksi sesaat, melainkan
awal dari gerakan yang lebih luas.

“Semoga ke depan HDC dapat melakukan pemulihan di wilayah-wilayah kritis lainnya di Provinsi Sumatera Selatan. Ini bukan akhir, melainkan awal dari langkah panjang kami dalam menjaga lingkungan,” tegasnya.

Lebih dari sekadar simbolik, aksi konservasi ini merupakan cerminan semangat kolektif dan keberanian
generasi muda dalam menjawab krisis lingkungan.

Ke depan, Himpala Dharmapala Chakti akan terus melanjutkan perjuangan ini melalui pendidikan lingkungan, kampanye kesadaran publik, dan advokasi kebijakan pelestarian alam.

Melalui gerakan “Jaga Hutan, Jaga Masa Depan”, Himpala ingin mengajaknseluruh elemen masyarakat untuk bersatu menjaga hutan sebagai warisan hidup bagi generasi kini dan yang akan datang.(Ril)