Sidoarjo, GESAHKITA – Proyek betonisasi dan pemasangan saluran di ruas Jalan Brigjen Katamso, Berbek–Ngeni, hingga kawasan Waru, Sidoarjo, kembali dikeluhkan masyarakat karena menimbulkan kemacetan panjang pada Jumat (5/12/2025) pagi.
Keluhan ini diperparah oleh kendaraan besar yang melintas, yang membuat arus lalu lintas semakin menyempit.
Wati, salah satu pembaca gesahkita.com, melaporkan, “Jalan Brigjend Katamso menuju Berbek macet panjang, dikarenakan banyak truk kontainer besar dan tinggi yang lewat hingga hampir menyentuh kabel listrik di atas, sedangkan sebelah kiri terdapat galian.”
Pembaca lain juga mengeluhkan lamanya proyek galian yang dinilai tak kunjung selesai. Mereka menyebutkan, saat ini sudah masuk musim hujan sehingga jalan tersisa pun ikut rusak.
Akses jalur alternatif seperti di Jalan Kolonel Sugiono juga mengalami proyek serupa, sehingga membatasi opsi pemecah arus.
Tanggapan Pemkab Sidoarjo: Prioritas Wilayah Industri
Dwi Eko Saptono, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BMSDA) Sidoarjo, membuka suara terkait banyaknya keluhan tersebut.
Dwi Eko mengatakan Pemkab sejak awal menetapkan wilayah utara Sidoarjo sebagai prioritas pembangunan jalan atau betonisasi pada tahun 2025.
“Hal ini dilakukan karena di wilayah Waru dan sekitarnya ini kan wilayah industri Sidoarjo. Sehingga salah satu intervensi kebijakan yang diberikan Pemkab Sidoarjo adalah peningkatan layanan jalan dengan lapis beton atau betonisasi di sana,” ujarnya kepada Awak Media.
Dwi Eko menjelaskan betonisasi dipilih karena jalan di kawasan tersebut cepat rusak akibat beban kendaraan berat. Namun, proses pelaksanaannya tidak bisa dilakukan sekaligus di semua segmen, agar tidak membuat seluruh akses lumpuh.
Untuk Brigjen Katamso, Pemkab memulai pengerjaan dari sisi timur terlebih dahulu karena masih ada akses alternatif yang bisa dipakai masyarakat.
Selain itu, Dwi Eko mengakui kalau kawasan Brigjen Katamso merupakan daerah rawan genangan saat musim hujan.
Itulah sebabnya, pembangunan saluran air atau u-ditch dilakukan bersamaan dengan betonisasi untuk memastikan air dapat mengalir dan tidak merusak jalan baru.
Dwi juga menegaskan pemasangan saluran memang menyita banyak waktu, jauh lebih lama daripada proses pengecoran beton.
Terlebih, di dalam tanah juga terdapat jaringan telepon, PDAM, dan gas yang mempersulit proses pemasangan u-ditch.
Mengenai keluhan galian u-ditch yang belum ditutup, Dwi Eko memastikan pihaknya akan turun mengecek ulang kondisi tersebut. “Memang galian dari u-ditch itu, arahan kami semua itu langsung dirapikan sehingga tidak melimpas ke badan jalan,” jawabnya.
Dwi juga menegaskan bahwa seluruh proyek, termasuk Brigjen Katamso, Berbek–Ngeni, hingga Trosobo, ditargetkan selesai paling lambat akhir Desember 2025 jika tidak ada kendala.
“Target kami ini InsyaAllah ya kalau tidak ada kendala, semoga tidak ada kendala lah, itu sebelum akhir tahun ini sudah selesai semua,” tegasnya.
Dwi Eko juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga atas kemacetan yang terjadi dan berharap masyarakat dapat bersabar selama beberapa minggu ke depan. (PUR)










