Membangun Kesadaran Publik Menuju Energi Berkeadilan
PALEMBANG, GESAHKITA COM—Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang, bekerja sama dengan Institute for Essential Services Reform (IESR) dan Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ), bertempat di Guns Cafe selasa 20/2/24 mendeklarasikan terbentuknya “Jejaring Jurnalis Transisi Energi (JTE) Sumatera Selatan (Sumsel)” dalam upaya meningkatkan kesadaran publik terkait transisi energi melalui karya jurnalistik berkualitas.
Membentuk Opini Publik Melalui Jurnalisme Berkualitas
Ketua AJI Palembang, M. Fajar Wiko, menegaskan bahwa Jejaring JTE Sumsel memiliki peran krusial dalam membentuk opini publik mengenai transisi energi. Para jurnalis yang tergabung di dalamnya diharapkan mampu mengidentifikasi tantangan dan peluang seputar energi terbarukan serta mengkomunikasikan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan secara efektif kepada masyarakat.
“Fokus kami adalah memberikan informasi yang akurat dan mendalam terkait isu transisi energi, sehingga dapat membangun pemahaman yang lebih baik di kalangan publik,” ujar Fajar Wiko
Tantangan dan Peluang dalam Transisi Energi
Marlistya Citraningrum, Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan IESR, menjelaskan bahwa transisi energi memiliki kontekstualitas yang beragam di tingkat daerah. Ia menyoroti tren global penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara, yang juga terjadi di Indonesia melalui rencana Just Energy Transition Partnership (JETP).
“Peralihan ke sistem energi terbarukan membutuhkan strategi yang bijak, terutama di daerah-daerah penghasil batubara. Dampaknya tidak hanya ekonomi, namun juga berkaitan dengan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat setempat,” papar Marlistya.
Peran Penting Media dalam Transisi Energi
Dr. Abdul Bashir, akademisi Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, menekankan bahwa media memiliki peran krusial dalam menyampaikan informasi, berkomunikasi, dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait transisi energi. Bashir menegaskan perlunya media memberikan informasi yang akurat dan sesuai dengan fakta.
“Pemberitaan yang baik dapat menjadi katalisator perubahan. Media memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi yang mendalam dan mendidik agar masyarakat lebih memahami urgensi transisi energi,” tambahnya.
Potensi Energi Terbarukan di Sumsel
Aryansyah, Kepala Bidang Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan, menyampaikan bahwa provinsi ini memiliki potensi energi terbarukan sekitar 21.032 MW. Dengan kapasitas terpasang energi terbarukan mencapai sekitar 4.70%, pihaknya berupaya mendorong pemanfaatan energi bersih yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
“Pemanfaatan energi terbarukan perlu terus dikembangkan. Strategi kami melibatkan eksplorasi potensi energi baru, pemanfaatan energi surya, air, panas bumi, serta konservasi dan diversifikasi energi,” ungkap Aryansyah.
Mendorong Kesadaran Lingkungan Melalui Media Lokal
Wakil Pimpinan Redaksi Tribun Sumsel, Prawira Maulana, mengakui bahwa pemberitaan terkait lingkungan, khususnya transisi energi, masih belum memadai dalam media lokal. Ia berharap bahwa Jejaring Jurnalis Transisi Energi Sumsel dapat menjadi pionir dalam meningkatkan kesadaran dan fokus liputan terhadap isu lingkungan.
“Momen ini dapat menjadi titik awal bagi media lokal untuk lebih peduli terhadap isu transisi energi. Dengan dukungan jejaring ini, diharapkan liputan media dapat menjadi lebih mendalam dan relevan,” ujar Prawira Maulana.
Dengan deklarasi Jejaring JTE Sumsel ini, diharapkan para jurnalis dapat berperan aktif dalam menyebarkan informasi yang akurat, menyuarakan isu-isu transisi energi, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam menciptakan energi yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan di Sumatera Selatan.