BANYUASIN, GESAHKITA.COM-Hewan ternak jenis kerbau milik warga di Desa Rambutan dan Desa Tanah Lembak Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin tiba – tiba mati mendadak yang diperkirakan/diduga akibat diserang Penyakit Septicemia Epizootica (SE).
Kapolres Banyuasin AKBP Ferly Rosa Putra SIK melalui Kapolsek Rambutan AKP Mudjiono mengatakan, bahwa
aampai saat ini hewan ternak yang mati terdapat 14 ekor yaitu kerbau di Desa Durian Gadis, dan 8 ekor dari Desa Rambutan dan Desa Tanah Lembak.
Kapolsek Rambutan menyebut, penyebabnya diduga karena penyakit yang disebabkan Septicemia Epizootica yang mana ciri – cirinya Gejala Ngorok,pada stadium awal/terminal gejala klinis penyakit SE menunjukkan gejala ngorok (mendengkur) pada hewan ternak. Di sampingnya adanya pembengkakan ataupun busung di daerah mandi bular (Rahang) ternak dan leher bagian bawah.
Kebanyakan wabah ini timbul pada saat musiman, terutama pada musim penghujan atau peralihan pada musim kemarau ke musim penghujan. Di samping itu faktor predisposisi seperti imun ternak yang sedang lemah, faktor stres, kelelahan dan juga transportasi dapat menjadikan faktor penularan infeksi penyakit SE.
Menurut Kapolsek Rambutan, Penularan lainnya juga dapat terjadi melalui ekskreta (air liur, Kemih dan feses/kotoran) ternak, serta lalu lintas ternak sebagai penyebaran awalnya yang di duga dari daerah atau kabupaten lain yang lebih dulu terkena serangan SE karena lokasi atau daerah/Desa yang berseberangan.
Dijelaskan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Banyuasin, yang dipegang oleh Suroso dan PPL Disbunnak Rambutan Windu, untuk menghindari hewan ternak lainnya tertular dengan mengisolasi hewan yang masih sehat dan memberikannya vaksin, Pencegahannya lebih ke vaksinasi, kata dia.
“Mengingat secara kompartemen wilayah untuk isolasi ternak kerbau di Kecamatan Rambutan yang dominan dilepasliarkan atau dipelihara secara lepas, tidak hanya di dalam kandang, menjadi tidak memungkinkan untuk dilakukan isolasi,” tambah dia.
Tim dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banyuasin, didampingi dengan Personil Polsek Rambutan melaksanakan raksasa pencegahan dan penanggulangan wabah penyakit yang diduga SE tersebut dengan cara mendatangi beberapa Desa di Kecamatan Rambutan.
Selasa, 30 April 2024, sekitar jam 11.00 WIB, kegiatan pemberian vaksin jenis *SEPTIVET diberikan kepada ternak di Desa Tanah Lembak dan Desa Rambutan.”Pemberian vaksin dilakukan pada malam hari, sewaktu kerbau pulang ke kandang, karena dipelihara dengan lepas liar, pemberian vaksin jenis SEPTIVET diberikan kepada tiap hewan sebanyal 2 ml, dan pelaksanaan vaksin tetap berlanjut sampai hari ini,” jelas dia.
Menurut Kapolsek Rambutan, total ternak yang mati mendadak pada hari Minggu dan Senin, 28 & 29 April 2024 adalah sebanyak 8 ekor milik kolan. Kemudian kerbau milik Emi sebanyak 3 ekor, Srinanti, Eki sebanyak 2 ekor dan Benu. “Terhadap ternak yang mati telah dilakukan penguburan di Desa Rambutan dan Desa Tanah Lembak,” imbuh dia.
“Diduga wabah penyakit SE ditularkan oleh hewan kerbau yang mati diduga terjangkit penyakit di Desa Kuro Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI yang sengaja dibuang oleh pemiliknya ke sungai dan melintas di sungai Tanah Lembak, Desa Pulau Parang, Desa Durian Gadis dan Desa Baru Kecamatan Rambutan,” terang dia.
Kapolsek Rambutan AKP Mudjiono, juga menyebut, bahwa ditemukan terdapat ± 6 ekor kerbau yang telah mati hanyut di sungai di Desa Pulau Parang, pada hari Selasa, 16 April 2024, yang diperkirakan/diduga dibuang oleh pemiliknya dari daerah Desa Kuro Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI.
“Diprediksi penyakit Septicemia Epizootica (SE), akan terus menyebar jika pihak Pemerintah Kabupaten Banyuasin tidak cepat mengambil langkah antisipasi, dengan memberikan vaksin kepada ternak di wilayah/Desa yang terdampak,” pungkas dia. (Adm)
(Adm)