PALEMBANG, GESAHKITA COM—Islam telah memberi arahan kepada kita tentang tatanan bagaimana beretika dalam bernegara, sebagai warga Negara dan bahkan dalam organisasi terkecil pun itu.
Tatanan dan ajaran dimaksud yakni pada rukun Islam ke 2 (dua) yang wajib hukum nya bagi umat Islam adalah shalat 5 (lima) waktu.
Sedangkan etika nya terhadap sesama manusia (hablu minna naas) salah satunya bagaimana tata cara dan etika shalat berjemaah saat menghadap tuhan nya (Allah SWT).
Hal tersebut diungkapkan Muhammad Arfani Anggota DPRD Kota Palembang, Fraksi PKB saat ditemui dikediaman nya, Selasa, (15/034/2022).
Arfani menjelaskan bahwa hal hal beretika tersebut kerab dibahas dalam segala bidang entah itu pergaulan sehari hari atau pun ketika seseorang menjadi bagian dari sebuah institusi dan organisasi.
Arfani tidak membantah sisi buruk “idiomatic Bunglon” yang bisa berubah ubah warna, atau ada pengungakapan “Bermuka Dua belas” akan tetapi yang perlu diperhatikan “ Proses Cepat Beradaptasi” serta bisa cepat membaca keadaan itu lebih bisa membentuk diri seseorang itu cepat diterima dalam berbagai pergaulan.
“Hal ini menjadi kunci penting Insyallah segala nya bakal menjadi mudah, “kata Arfani di hadapan beberapa anak muda yang juga sedang mengadakan diskusi dan bincang ringan tersebut.
Arfani juga mengingatkan dalam dakwah nya Para Nabi dan Rosullah yang kerab menghadapi tantangan di tengah masyarakat, namun Rosul kata Fani tidak mundur dan bahkan Islam semakin besar hingga saat ini.
Sebab itu la dalam konteks beretika dalam pergaulan ini, Arfani mengingatkan bahwa guru terbaik itu adalah pengalaman itu sendiri, maka dari itu anak muda jangan segan dan sungkan untuk menimbah pengalaman apa saja, sehingga dengan pengalaman itu lah yang membawa seseorang itu bisa menjadi andalan dalam segala pergaulan.
Arfani yang semenjak remaja dirinya paling tidak suka hanya berpangku tangan. Dia juga mengaku banyak belajar dari semua orang yang menurutnya bisa dia jadikan contoh sebagai panutan dalam hidup sehingga kepercayaan terhadap dirinya dengan sendirinya akan tumbuh (tidak banyak mengecewakan).
“Sebisa mungkin kita harus menjaga jangan sampai kita mencoreng nama kita sendiri, yang ruginya kita sendiri, “kata Fani ketika ditanya seberapa penting kepercayaan itu perlu dibangun.
Arfani memberi contoh yakni pada suatu saat dirinya diberi target untuk menyelesaikan suatu proyek makalah presentasi dan seseorang itu hanya memberi tengat 3 (tiga ) hari.
“ Saya rela kan 1 (satu) hari 1(satu) malam tidak tidur Alhamdullilah tuntas, “ imbuhnya.
Contoh tersebut menurut Fani jika dikaitkan dengan Etika dan etos kerja tentu akan melahirkan kepercayaan. “Dan Dengan begitu kita dipercaya dan menjadi andalan dalam sebuah pergaulan dan lingkuangan apa pun itu, “urainya.
Ditanya Ke Arfani yang notabene saat ini merupakan anggota DPRD kota Palembang akan kah masih berlaku etika dan kepercayaan yang dimaksud sebab masyarakat menilai sebagai wakil rakyat dengan fungsi dan tugas tugas berat.
Dijelaskan nya bahwa yang nama nya etika itu mau menjadi apa pun itu tetap berlaku, sebab ada hal hal keberaturan, ketaat serta koridor dan rambu rambu termasuk juga tata krama.
“Saya merupakan anggota biasa dan saya tetap hormat sama ketua saya termasuk juga di komisi sama seperti hal nya ketika kita shalat berjemaah, kita menuruti gerak gerik Imam saat shalat dan tidak boleh mendahului, “cetus nya.
Etika dan Beretika tersebut berlaku dalam tatanan pemerintahan. Dia mengambil perumpamaan Pemkot Palembang, bahwa yang tertinggi yakni Wali Kota serta ada wakil nya.
“Baru la untuk urusan tertentu tugas dan fungsi Sekretaris Daerah, hal yang sama dengan hal nya setingkat Gubernur dan yang lebih tinggi pun presiden, “kata Arfani masih dalam bincang ringan dihadapan anak muda juga merupakan pengurus DPC PKB Kota Palembang.
Maka dari itu Arfani yang juga mengingatkan jika anak muda harus jangan lengah dengan keadaan saat ini yang era nya serba kompetitif . Bahwa etika itu bagian terpenting dalam membangun kepercayaan sehingga tumbuh la di diri kita menjadi sosok yang disukai (tidak Dimusuhi).
“Kalu baso kito tu e lajulah, ngecik ke balak ( tidak perduli tidak mempersoalkan hal kecil, red), “canda nya.
Pesan berusaha dan berdoa lagi lagi dia suarakan meski tidak secara langsung, namun dia mengaku mengalami naik turun nya kehidupan adalah irama harus diamabil hikmah sebab pada saat seseorang itu dalam keadan turun itu akibat kesalahan kita sendiri dan harus sadar akan hal itu.
“Cepat cepat lah sadar diri dan Jangan tinggalkan shalat sunnah taubat setelah mengerjakan shalat 5 (lima) waktu, lalu meminta soal dikabulkan hanya masalah waktu dan niat,“singkatnya.(irfan)