Fenomena Nol Bayangan Sumsel Sedang Berlangsung
MUARADUA, GESAHKITA COM—Dikatakan para ahli, Fenomena “Hari nol bayangan” sedang ada di Indonesia. Tahukah Apa maksudnya istilah tersebut. “Hari nol bayangan”adalah hari di mana Matahari tidak membayangi suatu objek pada siang hari, saat matahari berada tepat di puncaknya .
Hari nol bayangan terjadi dua kali dalam setahun untuk tempat antara +23,5 dan -23,5 derajat garis lintang. Tanggalnya akan berbeda untuk berbagai tempat di Bumi . Fenomena ini terjadi ketika deklinasi Matahari menjadi sama dengan garis lintang suatu tempat, kutip dari laman wiki.
Ditulis juga, pada hari tanpa bayangan, ketika matahari melintasi meridian lokal, sinar matahari akan jatuh tepat vertikal ke objek di tanah dan seseorang tidak dapat mengamati bayangannya
Sementara di Wilayah Sumatera Selatan mulai mengalami fenomena alam hari tanpa bayangan dampak dari dinamika kulminasi atau kondisi matahari yang berada tepat di posisi paling tinggi di langit.
Hartanto selaku Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Kenten Palembang di Palembang, mengatakan hari nol (tanpa) bayangan telah dimulai dari Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan OKU Timur hari ini dan akan berakhir di Musi Rawas Utara pada 13 Maret 2012.
“Fenomena ini tidak berdampak langsung terhadap kondisi alam karena memang fenomena normal tahunan,”katanya dilansir antara, Selasa, (09/03/2021)
Ia berujar, “masyarakat dapat menguji fenomena alam tersebut dengan berdiri atau meletakkan benda langsung di bawah sinar matahari sekitar pukul 12.00 WIB atau ketika waktu Shalat Zuhur.
Semua bayangan benda di bawah sinar matahari dipastikan hilang karena posisi matahari tepat berada di atas kepala, kondisi tersebut biasa dimanfaatkan para peneliti untuk mengukur luas bumi.
Untuk di Sumsel sendiri, lanjutnya, Kondisi tanpa bayangan pertama pada 9 Maret 2021 terjadi di OKU Timur (pukul 12.13 WIB) dan OKU Selatan (12.14 WIB).
Disusul pada 10 Maret di Kabupaten OKU (Pukul 12.13 WIB) dan Pagaralam (12.17 WIB), pada 11 Maret di Muara Enim (12.14 WIB), Lahat (12.15 WIB), Tebing Tinggi (12.17 WIB).
Sementara, nanti pada 12 Maret 2021 di OKI (Pukul 12.10 WIB), Ogan Ilir (12.11 WIB), Prabumulih (12.12 WIB), PALI (12.14 WIB), Musi Rawas (12.17 WIB), Lubuklinggau (12.18 WIB).
Kemudian pada 13 Maret terjadi di Kota Palembang (12.10 WIB), Banyuasin (12.11 WIB), Musi Banyuasin (12.14 WIB) dan Muratara (12.17 WIB).
Cirinya juga Disampaikan Hartanto, “ saat matahari berada di posisi paling tinggi maka kondisi panas akan terasa maksimal, sehingga diperkirakan terjadi hujan lokal setelah matahari mencapai titik kulminasi utama atau pada sore harinya,”
Ia kemudian menambuhkan, “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan ketika terjadi kulminasi utama,” (antara/henafri)