SURABAYA, GESAHKITA COM—Pemerintah Provinsi Jawa Timur optimistis potensi investasi di Jatim ke depan semakin diminati oleh investor asing yang dinilai telah menaruh kepercayaan terhadap Jatim.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Jatim Aris Mukiyono mengatakan di tahun kedua masa pandemi Covid-19, Jatim ternyata masih menjadi surga investasi bagi perusahaan asing atau Penanaman Modal Asing (PMA).
“Kepercayaan investor asing terhadap Jatim ini telah ditunjukkan dengan adanya realisasi investasi PMA pada kuartal III/2021 yang tercatat mencapai Rp5,4 triliun atau tumbuh dibandingkan kuartal II/2021 yang mencapai Rp3,8 triliun,” jelasnya, Jumat (5/11/2021).
Dia menjelaskan profil negara yang melakukan investasi di Jatim pada kuartal III/2021 ini di antaranya adalah Amerika Serikat dengan sektor usaha pertambangan senilai Rp1,4 triliun dan industri makanan Rp0,1 triliun. Selanjutnya, dilakukan oleh Hong Kong dan China dengan sektor industri logam dasar, barang logam dan bukan mesin dan peralatan sebesar Rp1,2 triliun, dan industri mineral non logam sebesar Rp0,04 triliun.
“Setelah itu ada Singapura mengembangkan industri farmasi dengan investasi Rp0,5 triluun dan industri makanan Rp0,3 triliun, lalu ada Jepang industri non logam Rp0,2 triliun, dan industri lainnya Rp0,1 triliun, disusul negara Swiss mengembangkan industri makanan Rp0,5 triliun,” jelasnya.
Namun jika dilihat secara kumulatif dari Januari – September 2021, lanjut Aris, profil negara investor yang berkontribusi yakni Swiss, Singapura, AS, Hong Kong, China serta Belanda dengan sektor usaha telekomunkasi, transportasi dan gudang
Adapun secara total kinerja investasi Jatim pada kuartal III/2021 mencapai Rp18 triliun. Sebanyak Rp5,4 triliun berasal dari PMA dan sisanya merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Nilai PMA tersebut memang turun -17,7 persen jika dibandingkan dengan realiasi pada kuartal III/2020 yang tercapai Rp6,6 triliun. Aris menambahkan Pemprov Jatim akan terus mendorong kinerja investasi baik PMA maupun PMDN terutama pengembangan investasi di luar Ring 1 (di luar Surabaya, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo), agar terjadi pemerataan ekonomi di seluruh Jatim. DPM PTSP Jatim juga memastikan pihaknya siap untuk memfasilitasi kebutuhan investor yang mau menanamkan modalnya di daerah luar Ring 1.
“Kami akan memberikan support agar pengusaha mau mengembangan investasi di Ring 2 dan 3 supaya terjadi penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih luas. Kalau dari sisi perizinan, yang menjadi kewenangan provinsi kami akan bergerak maju, tapi kalau kewenangan pusat kita bantu fasilitasi supaya cepat, dan kalau kewenangan kabupaten, saya yakin kabupaten akan proaktif menyelesaikan perizinan,” jelasnya. Seperti diketahui pada realiasi investasi terutama PMA pada tahun ini sebagian besar masih terdistribusi di daerah Ring 1. Pada kuartal III/2021 tercatat investasi PMA paling banyak dilakukan di Gresik dengan komposisi 40,3 persen atau Rp2,2 triliun, disusul Sidoarjo 22,6 persen atau Rp1,2 triliun, Pasuruan 15,6 persen atau Rp0,8 triliun, Tuban 10,3 persen atau Rp0,6 triliun, Kabupaten Malang 3,5 persen atau Rp0,2 triliun, serta kota/kabupaten lainnya 7,7 persen atau Rp0,4 triliun.
Sedangkan PMDN, sebagian sudah cukup menyebar di luar daerah Ring 1 seperti Kediri, dan Jombang. Meskipun kontribusi investasi PMDN juga masih paling banyak dilakukan di Surabaya, Gresik dan Pasuruan. (pur)