Berita hari ini, Situs terpercaya dan terupdate yang menyajikan informasi kabar harian terbaru dan terkini indonesia.
Indeks
pilkada hut ri hut ri

Tim Koalisi Penghapusan Kekerasan Seksual Di Unsri Saat Ini Pertimbangkan Psikologis Korban

PALEMBANG, GESAHKITA COM—Endusan dugaan kasus pelecehan mahasiswi Unsri berawal dari salah satu korban yang curhat di medsos di akun Instagram yang ditanggapi secara beragam pula, malahan ada kesan ditutupi.

Namun begitu hampir benderang nya kasus ini mulai mengerucut dugaan terjadi di Fakultas Ekonomi Unsri oleh oknum dosen diduga cabul, sehingga sejumlah pihak yang merasa prihatin membentuk Tim yang berkoalisi sepakat untuk melakukan upaya lebih tegas lagi dengan Tim Koalisi Penghapusan Kekerasan Seksual di Unsri yang diketua Tim M A Yan Iskandar Z SH MH dan kordinator Sri Lestari Kadaria.

Dihubungi via whatsapp Sri Lestari Kadaria mengatakan pihaknya menduga ada upaya menghalangi dan mengintimidasi para korban untuk melapor ke jalur hukum, sebab itu Tim Koalisi ini harus terbentuk, kata Mantan Direktur Walhi itu, Minggu (05/12/2021)pagi.

“Tim ini terbentuk karena para alumi Ikatan Keluarga Unsri (IKA Unsri)  resah dengan kasus yang sangat memalukan nama besar Unsri.  “Kekerasan Seksual Tidak Boleh Terjadi di Kampus,” imbuhnya.

Karena itu, tim akan mendampingi korban dugaan pencabulan oknum dosen, selama proses hukum berlangsung.

Ada dua hal utama didesak oleh tim ini. Yaitu menonaktifkan oknum pejabat universitas maupun dekan yang diduga menghalangi.

“Kami mendesak pihak kepolisian secara serius mengawal kasus ini hingga proses persidangan. Dan kami akan memberikan pendampingan hukum kepada dua korban mahasiswi serta ada satu alumni,” ujar Ketua Tim M A Yan Iskandar Z SH MH dan kordinator  Sri Lestari Kadariah di depan media, sabtu malam (4/12/2021).

Ditegaskannya juga, “Sudah seharusnya pihak rektorat menonaktifkan oknum dosen yang bersangkutan, dikarenakan saat ini dosen tersebut masih berstatus aktif mengajar dan menjadi pembimbing.  Sehingga mahaiswi lain yang berada dibawah bimbingannya tidak menjadi korban selanjutnya”.

Dia menyebutkan juga, “Saat ini sudah ada 5 mahasiswi bimbingannya yang diduga mengakui dan mengalami kasus pelecehan oleh oknum dosen ini”.

Namun begitu pihaknya masih mempertimbangkan kondisi psikologis korban dan akan melakukan pendekatan dengan korban.(tim/Jl)

 

Tinggalkan Balasan