PALEMBANG, GESAHKITA COM–Zaman Gus Dur di era kepemimpinan orde baru itu kerab mengangkat soal demokrasi yakni politik yang menonjol Tapi itu semua untuk kepentingan bangsa dan negara.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua DPW PKB Sumsel Ramlan Holdan dalam haul ke 12 Gus Dur dengan tema “Menghidupkan Kembali Gus Dur” bertempat di Pondok Pesantren Aulia Cendikia, Kamis (20/1).
Ramlan yang juga merupakan aktivis IAIN Raden Fatah Palembang (UIN Raden Fatah Palembang saat ini) mengatakan bahwa. “Pihaknya ingin menghidupkan apa yang telah diwariskan Gus Dur baik itu gagasan pemikiran dalam kontek kebersamaan, kebangsaan perlu ditauladani.
” Apa yang diwariskan beliau dalam kontek keberagaman, toleransi perlu diteladani. Sehingga Insya Allah lahir sosok Gus Dur yang lain,” kata Ramlan dalam sambutan dihadapan para hadirin sekaligus sebagai Narasumber dalam kegiatan tersebut.
Turut hadir sejumlah tokoh Sumsel antara lain, Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe, Ketua PSMTI Sumsel Kurmin Halim SH, Ketua IPTI Sumsel Hardi SH, Pimpinan Ponpes Aulia Cendikia, KH Hendra Zainuddin MPDi, Pemerhati Sosial Sumsel Bagindo Togar BB, dan hadir Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R M Fauwaz Diradja SH Mkn, Ketua PBNU KH Amiruddin Nahrawi.
Ramlan mengakui adanya tantangan ketika Gus Dur melontarkan ide ide nya pada masa dahulu, Jika dibandingkan dengan zaman sekarang.
Namun begitu, Gus Dur lantas tidak mundur sejengkal tanah pun sebab apa yang dia perjuangkan dan suarakan secara Islami yang menganut Ahlul Sunnah Wal jamaah, Jelas jelas bahwa Agama Islam Rahmatan Lil ‘Alamiin (Islam yang memberi Rahmat Kepada semua Alam).
“Warisan Gus Dur bisa kita tauladani bersama sama. Harapan kita ide, gagasan Gus Dur, nilai nilai toleransi, kebersamaan, saling menghargai itu kita jaga, ” katanya.
Ramlan berharap Haul Gus Dur ini memberi pencerahan kepada kelompok milenial agar memahami siapa sosok Gus Dur, Sehingga nilai nilai kebangsaan serta bangkitnya nilai Demokrasi diera dia itu seperti apa “ Apa apa saja dia sudah perbuat untuk kepentingan bangsa ini yang tentu sangat bernilai sehingga jangan sampai apa yang dia (Gus Dur) ajarkan jangan sampai hilang.
Sementara itu, Ketua PBNU KH Amiruddin Nahrawi mengatakan, PKB ini adalah lahir dari NU. “Disitu ada NU, maka juga ada PKB. NU dan PKB sejajar, nyawa NU bersama PKB,” katanya.
Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe menambahkan, dengan dilaksanakannya haul Gus Dur ke 12 ini, diharapkan generasi muda memahami sosok Gus Dur yang senantiasa menjaga kebersamaan. “Kebersamaan itu bisa muncul dari generasi muda, ” katanya.
Ketua PSMTI Sumsel Kurmin Halim SH menambahkan , pihaknya sangat bahagia diundang dalam haul Gus Dur ke 12.
Bagi orang Tionghoa Gus Dur seperti dewa. Berkat Gus Dur ada Kepres nomor 6 tahun 2000 yang menghilangkan diskriminasi terhadap orang Tionghoa. Kemudian ada Kepres nomor 9 tahun 2001 yang memberikan kesempatan hari Raya Imlek bagi orang Tionghoa.
“Beliau tokoh pluralisme bagi kami. Kebersamaan dijunjung tinggi.Bagi kami orang Tionghoa, Gus Dur seperti orang tua kami. Berkat beliau, kami bebas berinteraksi, bebas mengimplementasikan agama kami. Saat imlek kami boleh menggelar barongsai,” katanya. (agk/irf)