PALEMBANG, GESAHKITA COM—
***
Seekor kinjang merah
Mengepak-ngepakan sayapnya Menyelusuri batanghari Abab
Ketika musim ayek dalam
Angin selatan telah membawanya ke sungai-sungai kecil di hulunya Bersama perahu kajang dari sungai Ogan
Dikayuh pendayung pendayung tangguh
Penjaja kerajinan tanah liat negeri bende seguguk
**
Di hilir jerambah dekat dermaga Segerombolan budak kecik Riang berenang
Berteriak-teriak…
Oi… perahu Kayuagung datang
Oi… perahu Kayuagung datang
Kitek beli celengan
Seekor kinjang merah
Terbang sepanjang nafas kehidupan. Sekali waktu hinggap di ujung ranting marsepang
mencuri pandang pada senjulung dan seluang
sayap lembutnya bagai baling-baling besi
yang telah menerbangkannya dari Musi ratusan kilometer tanpa jejak menyusuri sungai, lebak dan lopak
Seekor kinjang merah
mengepak ngepakkan sayapnya menjentik jentikkan ujung ekornya di pucuk ayek
memberi salam duka pada beberapa ekor lambak dan lampam
yang tak berdaya terjerat jaring yang dibentang dibawah arus yang bening
Seorang lelaki bertudung anyaman bambu
mengayuh perahu ninggak jaring yang dipasang petang kemarin lambak dan lampam
Pasrah dalam diam
di antara petak perahu yang melaju karena masih ada sengkirai dan bubuh
yang mesti ditinggak satu-satu.
PALI, 23 Januari 1987