SURABAYA, GESAHKITA COM—Terselenggaranya infrastruktur jalan dan jembatan yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama dalam suksesnya pertumbuhan ekonomi di sebuah wilayah, tak terkecuali di Jawa Timur.
Hal ini dibuktikan dengan diusungnya program “Jatim Akses” dalam Nawa Bhakti Satya yang merupakan sembilan janji kerja Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa serta Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak dalam pengabdiannya memuliakan masyarakat Jatim pada Tahun 2019-2024.
Dalam implementasinya, terdapat sejumlah tantangan dan hambatan dalam pengelolaan infrastruktur jalan dan jembatan yang harus dihadapi oleh pemerintah.
Salah satunya karena pengelolaan tersebut membutuhkan kesamaan pola pikir alias mindset, serta sinergi yang solid yang melibatkan para pemangku kebijakan atau stakeholder terkait, baik di tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota.
Di tingkat provinsi, sinergi tersebut melibatkan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun OPD Kabupaten/Kota yang berhubungan langsung dengan pelayanan pengguna jalan atau lalu lintas, dalam rangka penyelesaian permasalahan pengelolaan jalan provinsi serta mewujudkan jalan provinsi yang handal yang mampu menjamin kenyamanan serta kemananan dan keselamatan pengguna jalan.
Sinergi antar para stakeholder tersebut sangat vital, sebab kinerja Jalan Provinsi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik Internal maupun Eksternal.
Untuk faktor internal, yaitu umur rencana Jalan Provinsi yang telah habis bahkan terlampaui, kemudian keterbatasan anggaran untuk penanganan jalan provinsi sesuai kebutuhan lapangan.
Adapun faktor eksternal yaitu terdapat komposisi lalu lintas yang tidak standar (ODOL) yang dilayani jalan provinsi sehingga mengakibatkan kerusakan dini jalan provinsi, terdapat genangan air pada jalan provinsi akibat saluran maupun sungai yang over toping, serta kerusakan dini akibat kondisi cuaca yang ekstrim.
Kendala kinerja penanganan jalan provinsi tersebut berdampak negatif pada kondisi kemantapan jalan provinsi, berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga Prov. Jatim, sepanjang 3 (tiga) tahun kebelakang terjadi penurunan kondisi sebagai akibat dari permasalahan-permasalahan pengelolaan jalan dan jembatan. Hal tersebut bisa dilihat pada Tabel 1.1 berikut.

Penurunan kondisi kemantapan Jalan Provinsi yang pada dasarnya mengakibatkan penurunan tingkat pelayanan maupun kinerja, disebabkan oleh kerusakan yang terus menerus sebagai akibat dari kondisi eksisting jalan yang telah mencapai umur rencana, bahkan habis umur rencananya ditambah dengan peningkatan jumlah kendaraan, utamanya kendaraan berat, dan konfigurasi kendaraan yang tidak standar, serta kondisi alam yang ekstrim, disamping hal tersebut juga diperburuk dengan drainase jalan yang tidak terintegrasi baik dengan system drainase, saluran maupun sungai serta perilaku masyarakat yang kurang tertib, terutama dalam hal membuang sampah yang mengakibatnya timbulnya genangan pada jalan provinsi.
Berangkat dari fakta tersebut,
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga Jatim meluncurkan inovasi Road Care for Integrated Collaboration System atau yang disingkat “Road Care”.
Inovasi dini diluncurkan guna mewujudkan layanan infrastruktur, khususnya jalan dan jembatan yang lebih efektif, efisien, mantap, handal, serta terintegrasi,
Inovasi tersebut diresmikan secara langsung oleh Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Dr. Wahid Wahyudi, ST, M.MT, bertempat di ruangan Road Care Room Center lantai 2 Gedung Kepegawaian DPU Bina Marga Jatim, Jl. Gayung Kebonsari No. 167 Surabaya, Kamis (2/6) pagi.
Sebagai pilot project implementasi Road Care, Kepala DPU Bina Marga Jatim, Edy Tambeng Widjaja, S.T, M.Si menerapkannya pada 5 (lima) ruas Jalan Provinsi di Kabupaten Jember yang melayani industri bahan baku insfrastruktur, Agro Industri serta Industri lainnya.
Kelima ruas tersebut adalah Batas Kabupaten Lumajang – Kencong ( nomor ruas 202 ), Kencong – Kasian ( nomor ruas 203 ), Kasian – Puger ( nomor ruas 204 ), Kasian – Balung ( nomor ruas 205 ), serta Balung – Rambipuji ( nomor ruas 206 ). Berikut disampaikan kondisi eksisting pilot project pada focus perubahan sebagaimana pada table 1.2 berikut
Tabel 1.2. Rekapitulasi Kondisi Eksisting Ruas Jalan pada Fokus Perubahan

Dengan melibatkan peran serta aktif terhadap OPD terkait dalam melakukan kolaborasi, maka diharapkan akan terjadi peningkatan pelayanan kinerja jalan provinsi. Di tingkat OPD Prov. Jatim misalnya, pengendalian lalu lintas khususnya lalu lintas berat oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur untuk mengendalikan tingkat kerusakan jalan akibat repetisi dan kapasitas kendaraan.
Kemudian dalam rangka pengendalian terhadap aliran air pada jalan provinsi, dilakukan kolaborasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) guna mengendalikan aliran air menjadi suatu system drainase terpadu yang baik.
Selain itu, guna menjaga agar kerusakan alam tidak terjadi maka Bersama-sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dapat dilakukan kegiatan pengendalian tanaman utamanya pada lereng dan tebing jalan provinsi serta mewujudkan green infrastructure.
Kemudian di tingkat OPD Pemerintah Kabupaten Jember, juga diharapkan peran (DPU) Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Jember dalam rangka pengaturan dan pengelolaan akses Jalan Kabupaten menuju Jalan Provinsi, serta mengendalikan aliran air menjadi suatu system drainase terpadu yang baik.
Muaranya, dengan terkendalinya seluruh permasalahan yang timbul, maka pengelolaan Jalan Provinsi akan dapat dilaksanakan dengan effektif dan effisien meskipun dengan pembiayaan yang terbatas. Kemudian yang tidak kalah penting, kolaborasi dengan Bappeda Prov. Jatim untuk kebutuhan pembiayaan pengelolaan jalan dan jembatan provinsi hasil dari networking collaborating system dapat terpenuhi, sehingga pelayanan optimal serta pengelolaan jalan dan jembatan provinsi yang effektif dan effisien dapat terwujud.
Melihat respon positif para stakeholder saat pelaksanaan pilot project kelima ruas jalan milik provinsi tersebut diatas, Kepala Dinas PU Bina Marga Jatim, Edy Tambeng kian optimis untuk memperluas jangkauan Road Care ke seluruh kabupaten/kota di Jatim agar target terwujudnya peningkatan kinerja Jalan dan Jembatan Provinsi yang mantap dan handal dengan pelayanan yang optimal kepada pengguna Jalan, serta Konektivitas antar Wilayah di Provinsi Jawa Timur yang memadai dapat terwujud. (BM News).









