PALEMBANG,GESAHKITA.COM – Eddy Santana Putra mantan Walikota Palembang periode 2003 – 2013, kini jadi kuda hitam dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumsel periode 2024 – 2029
PDI Perjuangan yang memiliki 9 kursi di parlemen, dengan total suara sah sebanyak 543.067, melebihi batas minimal suara sesuai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yakni 371.188 suara, yang pada detik – detik pendaftaran memang menjadi kunci kursi penting yang diminati oleh beberapa wilayah, akhirnya menjatuhkan pilihannya kepada pasangan Eddy Santana dan Rizky Aprilia
Dengan Majunya Eddy Santana, pastinya merubah kontelasi politik bahkan berkemungkinan menjadi pilihan utama di dalam Pemilihan Gubernur nanti.
Pastinya seperti kandidat lain keikutsertaan dalam kontestasi Pilkada Sumatera Selatan membawa visi dan misi untuk membangun Sumatera Selatan.
” Tentunya majunya kami dalam kontestasi Pilkada Sumsel tidak hanya tangan kosong dalam genggaman ini kami telah mempersiapkan beberapa program pro rakyat, dan pastinya Kami pun bertekad menjadikan Sumsel lebih baik, era baru, harapan baru, dan pemimpin baru,” kata Eddy Santana Putra, seusai melakukan pendaftaran di KPU Sumsel, Rabu (28/08/2024)
Sementara ditempat yang sama Calon Wakil Gubernur Sumatera Selatan Rizky Aprilia menambahkan,bahwa tidak akan mempermasalahakan nomor urut yang akan didapat nantinya.
” Setelah mendaftar di KPU pastinya tinggal melalui tahapan lagi untuk mendapatkan nomor urut, dan terkait hal tersebut kami tidak akan mempermasalahkan nomor urut yang akan di dapatkan nantinya”, Ujar Rizky Aprilia
Ditempat yang berbeda Arjeli salah satu pengamat media dan sosial Sumatera Selatan, mengatakan pasangan Eddy Santana merupakan ancaman besar bagi kandidat lainnya di kontestasi Pilkada Sumsel
” Akhirnya setelah dinanti banyak pihak, Eddy Santana Putra Sah maju dalam Pilkada Sumsel, dan pastinya merubah peta politik serta menjadi ancaman tersendiri bagi 2 kandidat lainnya “, ungkap Arjeli.
Dalam kesempatan ini Arjeli mengungkapkan alasan Eddy Santana menjadi ancaman bagi 2 kandidat lainnya.
” Ada beberapa faktor penting yang menjadikan Edy Santana ancaman besar HDCU dan Matahati dalam kontestasi Pilkada Sumsel, seperti track record yang sangat baik membangun kota Palembang, massa pendukung yang cukup komitmen, dan sebagai peserta pastinya telah mempersiapkan kekuatan finansial “, beber Arjeli
Bahkan Arjeli mengutarakan pendapatnya, bahwa akan ada pendukung dari 2 kandidat lainnya berpindah memberikan dukungannya.
” Selain jadi kuda hitam di catur perpolitikan Pilkada, bersatunya pendukung ESP yang selama ini tercecer akibat menunggu kepastian memilih untuk berteduh sementara di kandidat lain, namun dengan secara sahnya ESP maju dalam Pilkada Sumsel kemungkinan besar kepada pangkuannya “, urai Arjeli.
Menutup perbincangannya Arjeli menyampaikan bahwa kontestasi Pilkada baik Sumsel ataupun kota Palembang karena pertarungan ini merupakan tokoh politik yang cukup besar, bahkan bisa dikatakan terafiliasi satu dengan yang lain.
” Ini pertarungan 3 pendekar, yang pastinya terafeliasi dengan Pilwako Palembang (Paket), HDCU bersama Yudha Bahar, ESP dan Rizky Aprilia dengan Fitrianti bersama Nandriani, Matahati yang terhubung dari awal dengan pasangan Ratu Dewa Prima Salam, dengan adanya kemungkinan tersebut dapat memperbesar peluang untuk menang dalam kontestasi Pilkada serentak di Sumatera Selatan periode 2024 – 2029″, tutup Arjeli (Irfan)
