Kontroversi Penggunaan Lagu “Bidar Melaju” Tanpa Izin: Fir Azwar Layangkan Protes
PALEMBANG, GESAHKITA COM—- Festival Bidar Tradisional 2024 yang digelar di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) berlangsung meriah, menarik ribuan pengunjung dari berbagai penjuru.
Sebagai bagian dari kalender Karisma Event Nusantara (KEN), ajang ini tidak hanya menjadi perayaan budaya lokal tetapi juga menjadi sorotan nasional.
Namun, di tengah euforia tersebut, muncul kontroversi yang melibatkan lagu “Bidar Melaju,” karya Fir Azwar, yang digunakan tanpa izin dari penciptanya.
Lagu “Bidar Melaju”: Simbol Kebanggaan Palembang
Lagu “Bidar Melaju” diciptakan oleh Fir Azwar, yang juga dikenal sebagai Amanda Maida Lamhati dan merupakan Kepala SMAN 6 Palembang, pada tahun 2020.
Lagu ini menjadi semacam anthem bagi perlombaan bidar, mencerminkan semangat dan kebersamaan masyarakat Palembang. Dinyanyikan oleh Shellyna Salsabilla, Juara III vokal solo di Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tahun 2016, lagu ini mengandung filosofi hidup masyarakat Palembang yang kuat dan kompetitif, sejalan dengan simbolisme perahu bidar yang terus melaju di Sungai Musi.
Proses kreatif lagu ini melibatkan AD Studio untuk aransemennya, serta IRIS Studio untuk pembuatan video musiknya. Fir Azwar merilis lagu ini dengan harapan dapat menambah khazanah lagu-lagu Palembang dan menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai budaya lokal.
Kontroversi Penggunaan Tanpa Izin
Meskipun lagu ini telah menjadi bagian integral dari Festival Bidar 2024, penggunaannya dilakukan tanpa sepengetahuan atau izin dari Fir Azwar. Lagu “Bidar Melaju” diperdengarkan di berbagai platform baik cetak, elektronik, media mainstream, maupun media sosial—tanpa ada upaya untuk meminta izin atau memberitahu penciptanya.
Ismail, seorang peserta Focus Group Discussion (FGD) yang juga merupakan bagian dari Festival Bidar Tradisional 2024, menyayangkan kurangnya etika dan rasa hormat terhadap karya cipta ini.
Fir Azwar, melalui pernyataannya, menegaskan bahwa pengabaian hak cipta seperti ini tidak hanya mencerminkan ketidaksopanan tetapi juga melemahkan semangat penciptaan seni yang seharusnya didorong dan dihargai.
Ia berharap ke depannya, kerjasama antara seniman dan penyelenggara acara dapat dilakukan dengan lebih baik, demi memajukan budaya tanpa mengabaikan hak-hak para pencipta.
Lirik Lagu “Bidar Melaju”
Berikut adalah lirik lagu “Bidar Melaju” yang mencerminkan semangat dan filosofi hidup masyarakat Palembang:
Laju-laju perahu melaju
di tepian musi kita bertemu
bergandeng tangan kita selalu
rianglah hati tiadalah jemu
Riak gelombang seru menyeru
bidar melaju seiring lagu
tiada terpandang di dalam kalbu
bahagianya hati janganlah ragu
Laju la laju. laju la laju
perahu bidar terus melaju
lajula laju. laju la laju
perahu bidar terus melaju
Jakabaring talang betutu
sudah terkenal sejak dahulu
kita seiring kita bersatu
jangan terbuai masa yang lalu
Laju la laju. laju la laju
perahu bidar terus melaju
Laju la laju. laju la laju
perahu bidar terus melaju
Dari gandus sampai bom baru
di bawa ampera perahu berlabuh
kita jalin harapan yang baru
patah satu seribu kan tumbuh
Laju la laju. laju la laju
perahu bidar terus melaju
Laju la laju. laju la laju
perahu bidar terus melaju
Riak gelombang seru menyeru
bidar melaju seiring lagu
tiada terpandang dalamnya kalbu
bahagia hati jangan lah ragu.
Pesan untuk Masa Depan
Di hari berlangsungnya Lomba Bidar di Sungai Musi, lagu “Bidar Melaju” karya Fir Azwar kembali berkumandang, mengiringi semangat para peserta yang berlomba di atas air. Namun, kontroversi ini menjadi pengingat pentingnya menghargai hak cipta dan etika dalam penggunaan karya seni.
Fir Azwar, sebagai pencipta, layak mendapatkan pengakuan dan penghargaan yang sesuai atas kontribusinya dalam menjaga dan melestarikan budaya Palembang. Semoga ke depan, segala bentuk kerjasama antara seniman dan penyelenggara acara dapat dilakukan dengan lebih baik, demi memajukan budaya tanpa mengabaikan hak-hak para pencipta.