selamat natal dan tahun baru hut ri
Edu  

Pikiran yang tenang: Ketika suara hati memudar

Pikiran yang tenang: Ketika suara hati memudar

JAKARTA, GESAHKITA COM—–Anauralia, suatu kondisi yang ditandai dengan “pikiran yang diam,” menantang cara kita memahami pengalaman batin.

Pernahkah Anda merasa merinding ketika anjing menggonggong atau mendengar alunan lagu yang menarik terus menerus di pikiran Anda? Sekarang bayangkan dunia di mana imajinasi pendengaran seperti itu tidak ada.

Penulis staf Earth.com , Rodielon Putol mengurai istilah ini yang dialihkan bahasa nya oleh gesahkita, lanjut membaca dibawah ini.

Bagi individu yang mengalami anauralia, dunia batin yang sunyi ini merupakan realitas mereka pikiran yang bebas dari suara batin atau bunyi imajinasi.

Kondisi yang menarik ini diberi label “anauralia” pada tahun 2021 oleh para peneliti di Waipapa Taumata Rau, Universitas Auckland .

Seiring dengan meningkatnya kesadaran dunia akan anauralia, Universitas Auckland telah memimpin penyelenggaraan konferensi global, “Telinga Pikiran dan Suara Batin.” Tujuannya adalah untuk menyelidiki teka-teki suara yang dibayangkan dalam pikiran.

Sains, seni, dan pikiran yang diam
Konferensi yang akan diselenggarakan pada bulan April 2025 ini akan mempertemukan para ilmuwan, filsuf, musisi, penyair, dan penulis. Para profesional yang beragam ini akan menawarkan perspektif yang berbeda, memberikan pandangan holistik tentang bagaimana pikiran menciptakan suara imajiner .

“Ilmuwan terpesona oleh cara otak membuat – atau tidak membuat – suara imajiner seperti suara hati . Namun bagi penulis, musisi, dan penyair, hal itu dapat menjadi bagian penting dari proses kreatif, sehingga mereka juga memiliki wawasan untuk dibagikan,” kata Profesor Tony Lambert dari Sekolah Psikologi Auckland.

Penulis terkenal seperti Charles Dickens dan Alice Walker mengaku mendengar suara karakter mereka, sementara beberapa pembaca menciptakan suara khas untuk karakter tersebut dalam pikiran mereka.

Bagi individu seperti mahasiswa Universitas Auckland Sang Hyun Kim, yang memiliki pikiran yang tenang, konsep orang lain mendengar suara-suara imajiner terdengar “aneh.”

Spektrum imajinasi pendengaran
Kemampuan otak untuk menciptakan citra pendengaran bervariasi dari orang yang dapat mereproduksi simfoni yang rumit dalam pikirannya hingga orang yang memiliki citra pendengaran yang lebih lemah atau tidak ada sama sekali.

“Pikiran yang sunyi” bisa menjadi kondisi yang membingungkan, terutama jika melibatkan seorang musisi.

Bagaimana seseorang dapat tampil tanpa kemampuan memunculkan suara dalam pikirannya?

“Saya juga tidak mengerti ini,” kata Profesor Lambert. Ia mencatat bahwa musisi tersebut mungkin memiliki representasi musik non-sensorik , mirip dengan perbedaan antara mendengar musik dan melihatnya direpresentasikan sebagai partitur.

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar satu persen penduduk Selandia Baru mengalami anauralia, yang sering disertai dengan kurangnya imajinasi visual suatu kondisi yang disebut aphantasia .

Menariknya, penelitian terkini menunjukkan bahwa pikiran yang tenang mungkin memiliki sisi positif: peningkatan perhatian.

Penelitian perintis dalam imajinasi pendengaran

“Dibandingkan dengan imajinasi visual , imajinasi auditori kurang menarik perhatian dalam penelitian,” kata Profesor Lambert.

Dengan memfokuskan pada area yang belum dieksplorasi ini melalui pendekatan interdisipliner, konferensi ini berjanji menawarkan wawasan yang unik.

Profesor Lambert menjadi tertarik pada topik ini setelah bertemu Adam Zeman, yang menciptakan istilah “afantasia.”

Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang anauralia. Apakah ada orang yang tidak membayangkan suara, musik, atau bunyi lainnya? Seberapa umumkah hal ini? Apa implikasi psikologis dari mengalami dunia batin yang sunyi?

“Kami kini memiliki jawaban yang bagus untuk dua pertanyaan pertama. Pertanyaan terakhir jauh lebih besar, tetapi saya yakin kami telah membuat kemajuan yang pesat,” kata Profesor Lambert.

Dengan Laboratorium Anuralia Universitas dan hibah dari Marsden Fund, penelitian yang sedang berlangsung mencakup studi neuroimaging yang meliputi EEG kepadatan tinggi, pencitraan resonansi magnetik fungsional, dan elektromiografi aktivitas pada otot yang digunakan untuk berbicara.

Menampilkan pembicara utama dari seluruh dunia, konferensi ini akan menyoroti halusinasi verbal auditori dan studi sastra kognitif, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman alam pikiran manusia yang sunyi.

Dampak Anauralia pada kehidupan sehari-hari

Pikiran diam seorang individu dengan anauralia menghadirkan tantangan dan peluang yang unik, terutama dalam bidang kreatif dan profesional.

Sementara beberapa orang mungkin bertanya-tanya bagaimana musisi atau penulis tanpa imajinasi pendengaran menavigasi karya mereka, para peneliti menyarankan bahwa strategi kognitif alternatif mungkin memainkan peran kunci.

Misalnya, individu-individu ini mungkin lebih mengandalkan pola-pola logis, isyarat visual, atau umpan balik sentuhan untuk mencapai tujuan mereka.

Menariknya, tidak adanya suara batin tidak serta merta menghalangi kreativitas. Beberapa seniman dan musisi dengan anauralia melaporkan bahwa pikiran mereka yang tenang memungkinkan mereka mengerjakan proyek tanpa gangguan dari kebisingan mental yang tidak diinginkan, sehingga memungkinkan fokus yang lebih tajam dan metode ekspresi yang tidak konvensional.

Demikian pula, dalam kehidupan sehari-hari, individu dengan anauralia mungkin merasa lebih mudah untuk mempertahankan perhatian dan tetap hadir karena mereka bebas dari gema mental percakapan atau lagu yang berulang-ulang.

Seiring dengan penelitian yang terus mengungkap lebih banyak tentang kondisi ini, penelitian ini menantang gagasan tradisional tentang imajinasi dan kreativitas, menawarkan wawasan berharga tentang keragaman kognisi manusia dan kemampuan beradaptasinya.