Asia Tenggara Menanggapi Tarif Trump
JAKARTA, GESAHKITA COM—-
Tarif yang diberlakukan pemerintahan Trump terhadap China dan kebijakan perdagangan timbal balik akan menyebabkan negara-negara Asia Tenggara mencari mitra dagang alternatif dan meningkatkan pengaruh China di kawasan tersebut.
Putaran tarif terbaru yang diberlakukan pemerintahan Trump memiliki banyak implikasi signifikan bagi Asia Tenggara baik positif maupun negatif.
Pertama, tarif Trump terhadap Tiongkok, yang dapat menyebabkan kekacauan di kalangan produsen mobil AS yang sangat bergantung pada suku cadang dan teknologi Tiongkok, dapat menyebabkan mereka mencari suku cadang penting dari negara-negara Asia lain yang berpengalaman dalam pembuatan suku cadang mobil.
Thailand adalah pilihan yang paling jelas bagi perusahaan mobil AS, karena telah memantapkan dirinya sebagai “Detroit”-nya Asia. Wilayah di sebelah timur Bangkok telah menjadi jaringan pabrik suku cadang yang saling terkait erat, dekat dengan pelabuhan keberangkatan, dan mampu mengirimkan suku cadang dalam jumlah besar ke luar negeri.
Di bidang lain, komitmen Trump terhadap tarif dan keengganan untuk mendorong stabilitas perdagangan di Asia dapat menyebabkan negara-negara Asia, serta Australia, Selandia Baru, dan banyak kawasan berkembang, semakin bergantung pada barang dan teknologi Tiongkok jauh melampaui manufaktur otomotif.
Ketidakstabilan dalam lingkungan perdagangan global dan ketakutan di antara perusahaan-perusahaan di banyak kawasan tentang ketidakpastian kebijakan perdagangan AS di masa depan memungkinkan Tiongkok menampilkan dirinya sebagai mitra dagang yang andal dan canggih.
Tiongkok semakin mendominasi pasar di banyak kawasan untuk kendaraan listrik, telepon pintar, teknologi baterai, dan bidang serupa lainnya, serta teknologi lama. Mengingat peluang pesaing utamanya tampak tidak stabil dalam menangani perdagangan bilateral dan multilateral, Tiongkok pasti akan berusaha untuk meningkatkan perdagangan keluarnya ke hampir semua tempat di dunia kecuali Amerika Serikat.
