Palembang,Gesahkita.com – Swasembada beras yang digaungkan oleh Presiden Prabowo, untuk menciptakan ketahanan pangan sepertinya hanya sebuah harapan kosong bagi masyarakat.
Pasalnya hanya dalam waktu 2 Minggu harga beras naik sebesar Rp 20 Ribu Perkarung isi 20 Kilogram, sehingga menimbulkan lonjakan harga ditingkat pengecer.
Dengan kenaikan harga tersebut tidak hanya memberatkan masyarakat sebagai konsumen tetapi para pedagang karena tidak enak menjual dengan harga yang cukup tinggi akibat kenaikan harga yang dianggap menggila.
Seperti yang oleh Dayat salah satu pedagang di kota Palembang yang merasa keberatan atas kenaikan harga beras selama 2 Minggu terakhir.
” Tentunya kami sebagai pedagang merasa kecewa dan keberatan dengan kenaikan harga beras yang sangat tinggi hanya dalam waktu 2 Minggu terakhir”, kata Dayat,Rabu malam (14/05/2025)
Dilanjutkannya, Meskipun beras merupakan makanan pokok masyarakat, faktanya dengan kenaikan ini menurunkan daya beli masyarakat hingga 35 persen.
Bahkan dalam kesempatan ini,Dayat pun menyebutkan merek – merek beras yang naik secara signifikan seperti Nemo dan Topi Koki
” Harga – harga yang naik seperti Nemo yang tadinya harga Rp 272 ribu kini menjadi Rp. 292 Ribu dan untuk Topi Koki dari Rp 273 ribu menjadi Rp Rp 293 Ribu untuk setiap karung berisi 20 Kilogram dalam waktu 2 Minggu”, beber Dayat
Dengan kenaikan ini,tentunya menjadi pertanyaan besar tidak hanya bagi Dayat sebagai pedagang tetapi juga seluruh masyarakat tentang program Swasembada beras program Presiden Prabowo yang dianggap tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
” Sebagai pedagang dan masyarakat tentunya kami mulai mempertanyakan tentang program swasembada beras dari Presiden, karena fakta di masyarakat sangat tidak sesuai program tersebut, kalau begini terus kasihan msyarakat karena daya beli yang menurun”, ujar Dayat
Menutup perbicangannya Dayat mengharapkan Presiden Prabowo harus mengambil tindakan dan melihat fakta di lapangan.
” Sebagai pedagang sekaligus masyarakat pastinya mengharapkan Presiden segera turun tangan mengambil tindakan karena faktanya masyarakat sedang mengalami kesulitan dengan kenaikan harga beras yang cukup tinggi”, tandas Dayat (Irfan)