MUARADUA, GESAHKITA COM–Liburan natal dan tahun baru tentunya bakal menjadi momentum tahunan untuk meraup rezeki bagi usaha yang terkait dengan sektor pendukung usaha wisata.
Hal itu hanya bisa didapat hanya setahun sekali saja, mungkin hal itu wajar jika momentum ini pastinya sangat ditunggu tunggu dan dinanti nanti bagi pelaku usaha baik itu usaha kecil maupun usaha kecil menengah di seputar tempat usaha wisata.
Namun kali ini impian itu tak akan terwujud, bahkan akan bermuara kepada kerugian bagi kelompok pelaku UMKM yang selalu mengais rezeki di seputar Danau Ranau, Oku Selatan.
Dari pantauan gesahkita Oku Selatan, di penghujung tahun 2020 dan menyambut tahun baru 2021 dan akhir pekan panjang (long weekend) lonjakan pengunjung untuk berwisata di Danau Ranau baik itu dari lokal maupun dari berbagai daerah dari luar daerah Sumatera Selatan terus mengalir dan mengalami peningkatan yang signifikan.
Sebelumnya Pemerintah Daerah Ogan Komering Ulu Selatan telah mewanti wanti bahkan telah menyiapkan Protokes Kesehatan terlihat diberbagai Chek Poin pintu masuk telah diterapkan.
Kendati itu, tampak nya situasi yang cepat berubah ubah, baik itu kebijakan Prokes Kabupaten Oku Selatan sendiri yang membuat langkah terkesan lebih tegas.
Hal itu dilakukan dalam rangka melindungi segenap masyarakat yang berada di sekitar lokasi wisata Danau Ranau dari penyebaran virus Covid 19.
Pada 1 Januari 2021 Pemkab Oku Selatan menggelar rapat terbatas dan akhirnya hasil kesepakatan bersama sesuai dengan surat edaran (SE) satgas penanganan COVID-19 no:360/215/SATGAS/OKUS/2020 tentang Protokol Kesehatan yang berbunyi “S𝗲𝗹𝘂𝗿𝘂𝗵 𝗱𝗲𝘀𝘁𝗶𝗻𝗮𝘀𝗶 𝗽𝗮𝗿𝗶𝘄𝗶𝘀𝗮𝘁𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗱𝗶 𝘄𝗶𝗹𝗮𝘆𝗮𝗵 𝗢𝗞𝗨 𝗦𝗲𝗹𝗮𝘁𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗻𝗽𝗮 𝘁𝗲𝗿𝗸𝗲𝗰𝘂𝗮𝗹𝗶 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗱𝗶𝘁𝘂𝘁𝘂𝗽 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝘀𝗲𝗺𝗲𝗻𝘁𝗮𝗿𝗮 𝘄𝗮𝗸𝘁𝘂 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝘀𝗶𝘁𝘂𝗮𝘀𝗶 𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗸𝗲𝗺𝗯𝗮𝗹𝗶 𝘁𝗲𝗿𝗸𝗲𝗻𝗱𝗮𝗹𝗶”.
Hal ini juga ternyata menuai pro-kontra di masyarakat dari berbagai kalangan menjadi tersentak dan kaget semua pihak juga memberi reaksi hingga viral di media sosial akan kebijakan penutupan wisata Danau Ranau tersebut.
Sutaryo (45), salah satu pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang menjalankan usaha nya berjualan dan mengelolah tempat makan dan minum di Seputar Danau Ranau mengungkapkan akan kekecewaan nya terhadap situasi dadakan yang melarang dan menutup tempat Wisata yang lahir dari Surat Edaran Satgas tersebut.
Munurut Pria yang mengaku membiayai hidup dan menyekolahkan anak nya itu dari tempat usaha itu bahwa Penutupan mendadak terhadap tempat Wisata hari ini menunjukkan tidak ada Koordinasi yang baik antara Penegak Hukum dan Pemerintah Daerah.
“Kalau mereka melakukan Koordinasi tentunya aturan itu dibuat jauh hari sebelumnya, supaya masyarakat baik di dalam Daerah maupun Luar Daerah mengetahui bahwa semua tempat wisata didutup,” ketus nya.
Dia pun mengaku kasihan sama para pengunjung yang datang dari tempat jauh sampai ratusan kilo meter dan menempuh waktu berjam jam untuk sampai kesitu dan ketika datang harus terpaksa menerima kekecewaan tempat wisata Danau Ranau tutup.
“Jangan dadakan seperti ini, kasihan masyarakat yang jauh jauh datang, sampai di tempat tujuan harus balik lagi, ini kan seperti Jebakkan namanya,” Sutaryo berujar.
Terkait usaha nya yang mendadak loyo akibat surat edaran itu dirinya mengaku setengah Shock (kaget) sebab bahan bahan yang harus disiapkan sedemikan rupa menyambut lonjakan pengunjung wisata Danau Ranau itu kini harus menanggung rugi akibat expired (kadar luasa) dan membusuk tak bisa tahan lama.
“Terus terang saja, saya bersama sama para pedagang disini dipastikan merugi akibat belanjaan banyak bakalan tidak digunakan dan ini artinya seperti lebih buruk dari hari hari biasa pengunjuk bakal tidak ada yang makan dan minum di tempat ini,” bebernya.
Dari pantauan hari ini, Sabtu, (02/01/2021) suasana usaha UMKM makanan dan minuman seputar tempat Wisata Danau Ranau menjadi sepi pengunjung dan hampir tidak ada yang berani datang. Usaha UMKM bisa dikatakan lumpuh.
“Kalau begini kami merugi siapa yang mau tanggung jawab kerugian kami,”pungkas nya Aryo.(Dedy)