BANYUASIN, GESAHKITA COM–”Mewujudkan (Suatu Daerah atau wilayah) menjadi Bangkit, Adil dan Sejahtera sangat tak begitu asing, di Kabupaten Banyuasin atau kabupaten yang berjuluk Bumi Sedulang Setudung ini.
Namun jika ada yang berani menyebutkan, “Mewujudkan Desa Buana Murti, Berkembang dan Sejahtera” itu la cita cita yang saat ini dijadikan sosok muda penuh semangat juang, berdarah Jawa Timur menjadikan itu sebagai Visi atau pandangan terdepan untuk mengubah keadaan dalam posisi ia sebut terbaring atau terlelap sehingga akan menjadi Bangkit, dan bukan tidak mungkin keadilan juga akan lahir sehingga sejahtera itu tidak hanya menjadi fatamorgana semata.
Khoirul Anwar saat ini sudah menginjak usia 27 tahun, ia pun sangat percaya diri untuk mewujudkan itu semua, berbekal pengalaman dengan melanglang buana dengan menapak bumi nusantara antar pulau, tak kurang 8 tahun sudah ia kecap bagaimana dunia perantauan begitu keras. Dan ia pun mampu melawati itu, tak sedikit gentar bagi dia karena satu motto ia petik dari satu pepatah lama, “Dimana bumi dipijak Disitu Langit dijunjung”
Bukan hanya itu, pedalaman keras pulau tambang dan perkebunan hutan lebat Kalimantan “borneo Island”, ia jelajah bermula hanya terlibat saja menjadi tenaga Operator alat berat.
Kini ia memiliki tekad sangat kuat, tak tahan ia melihat desa kelahiran nya Kecamatan Pulau Rimau, mungkin salah jika mengatakan kanal kanal kebun Kelapa sawit milik keluarga dan handai taulan di kampungnya itu sama seperti puluhan tahun silam, dangkal tak tertata sangat membutuhkan tangan tangan operator alat berat termasuk diri nya, sehingga batang batang bonkol kelapa sawit tidak kekeringan dan meringis di musim panas dan tidak juga meranggas busuk dimusim hujan.
Sesederhana itu bukan,? Kenyataannya berawal dari situ maka munculnya ide pemikiran untuk mensejahterakan Rakyat Buana Murti dengan mencalonkan diri sebagai calon kades di 2021 ini.
Kemudian secara lengkap juga Khoirul Anwar tulis ke media ini bahwa mencapai visi nya itu ia akan terapkan dengan pointer antara lain:
1.transparansi dalam mengelola anggaran Dana desa
2. memprioritaskan pembangunan di segi infrastruktur jalan
3.memprioritaskan pembangunan di segi saluran-saluran air dan navigasi primer
4. Meningkatkan ekonomi masyarakat yg mayoritas petani sawit
5.melaksanakan musyawarah desa guna menyerap aspirasi masyarakat desa sesuai aturan perundang-undangan kementerian desa
“Keadaan desa saat ini sangat jauh tertinggal,saya bisa bicara seperti itu karena dilihat dari segi pembangunan yang sangat jauh tertinggal dari desa lain, baik dari infrastruktur jalan dan infrastruktur sarana prasarana masyarakat desa sangat jauh tertinggal mas,” polos ia tulis juga melalui pesan singkatnya, saat ditanya seperti apa dirinya melihat perkembangan desa nya komparasi dari dahulu dibandingkan dengan saat ini.
Tak sedikit pun rasa keder dari dalam diri putra ke 3 (tiga) dari 5 (lima) bersaudara merupakan pasangan Pak Sodri Asal Jember dan ibu siti salbiah berasal dari Banyuwangi ini, untuk menjajal Kontestasi menjadi orang nomor 1 (satu) di bumi Buana Murti dimana ia dilahirkan dan dibesarkan itu.
Buktinya ketika ditanya motivasi nya dan dilihat dari usia ia masih bisa berbuat apa saja di luar sana, hal mengejutkan mau juga memilih balik ke Kecamatan Pulau Rimau itu.
Tegas ia menjawab karakter khas Jawa timur pun keluar, “Motivasi saya cuma satu,saya lahir di sini mas dan saya pun besar di sini,melihat keadaan desa seperti ini saya sangat prihatin,” ungkapnya blak blakan.
“Apalagi masyarakat desa buana murti ini mayoritas penghasilan nya bergantung dari penghasilan kebun sawit, “sambung nya.
Fakta terasa gampang meluncur namun pahit harus ia katakan sebenarnya, “ Dan sekarang banyak saluran primer dan sekunder yang dibangun di zaman transmigrasi dulu, saat ini menjadi semak bahkan untuk mengalirkan air pun sudah tidak bisa,dampaknya masyarakat menjerit karena kebun sawit mereka rusak bahkan ada yang hampir mati dikarenakan banjir,”ungkap Khoirul Anwar masih dalam wawancara khusus dengan media ini.
Ditanyakan kembali jika pernyataan diatas termasuk cara dirinya menilai pembangunan sedikit berkesan subjective dalam hal ini.
“Bukan begitu juga, Kemajuan itu sudah pasti ada mas, tapi jika dibandingkan dengan desa tetangga ya masih kalah mas,”kata Suami Reni Nurhidayah yang ia nikahi pada 2017 lalu.
Dinilai dirinya nya sangat kritis dalam hal ini, cara pandang inikah merupakan warisan dari orang tua dan Khoirul Anwar membantah hal itu.
“Yang adanya orang tua mengajarkan untuk hidup tolong menolong sesama, karena manusia itu makhluk sosial, yang artinya kita saling membutuhkan. Maka dari itu tolong menolong sangat dianjurkan didalam kehidupan kita sehari hari, “ ucapnya yang ia akui tertanam dari kedua orang tua nya semenjak kanak kanak.
“Dan jika saya terkesan kritis itu hal yang wajar demi kebaikan dan lazim nya disebut orang kritik membangun bukan kritik untuk menjatuhkan, “ kata Khoirul Anwar seraya menyebutkan orang tuanya mewariskan pendidikan berharga untuknya kini ia jadikan nilai nilai moral yang baik.
Pria yang pernah bercita cita ingin menjadi Tentara semenjak kecil namun kandas ini, enggan menyebutkan sosok nya seperti apa dimata teman teman nya karena dia tidak terlalu memperdulikan akan hal itu. Namun begitu, ia berucap syukur tidak pernah berbuat masalah dengan siapa saja.
“Kalau untuk penilaian teman apalagi teman dekat saya kurang paham mas,tapi Alhamdulillah selama ini saya selalu berteman baik pada siapapun dan tidak pernah ada masalah mas,” ujar Khoirul Anwar.
Sambung nya, “karena pada prinsipnya yang terpenting yang kita junjung itu akhlak, apabila akhlak kita baik insya Allah dimanapun kita berada akan bertemu pula dengan orang yang baik,”imbuhnya.
Maka dari dari pada itu juga Pria yang memiliki nama julukan kecil disapa Irul ini, mengaku memang usianya terlalu muda untuk memimpin, namun dengan cara bagaimana lagi jika bercita cita yang belum terwujud itu, “Saya ingin menjadikan hidup saya ini bermanfaat untuk orang lain, baik itu keluarga, tetangga bahkan masyarakat dan itu la keinginan besar saya,”ungkap nya.
Bahkan ia jadikan Motto hidup nya, “ Ilmu yang saya punya dapat saya pergunakan untuk mensejahterakan masyarakat luas”
Maka pantas saja sederet tokoh ia kagumi Presiden Pertama RI Bung Karno ia jadikan tokoh yang ia kagumi, bahkan hafal betul sehingga darah muda nya mengalir ketika mengingat, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, dan beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”.
BERIKUT PETIKAN WAWANCARA SINGKAT DENGAN KHOIRUL ANWAR:
Soal kontestasi Pilkades mungkin dalam satu hal, Anda unggul , mohon maaf besi pun bisa anda taklukan dalam hal ini, namun pemilihan itu selalu jadi pertimbangan untuk memilih bukan soal takluk dan menaklukan, sebab memilih pemimpin masyarakat selalu dikaitkan itu dengan hati Nurani dan pandangan pandangan untuk membangun yang sangat benar anda telah merangkumanya dengan visi dan misi diatas.
Lantas dengan cara bagaimana inovasi Anda tersebut bisa menyentuh hati nurani sehingga sama juga dengan pandangan untuk kemajuan masyarakat?
Ya tentunya dengan Melakukan pendekatan ke tokoh agama,tokoh masyarakat dan para pemuda karang taruna,lalu saya sampaikan apa yang akan saya laksanakan apabila saya diberi amanah untuk menjabat sebagai kepala desa.
Dengan penyampaian yang baik serta dengan dengan bahasa yang mudah dipahami insya Allah mereka paham akan niat baik saya dan tujuan saya membangun desa dan pada prinsipnya visi dan misi saya itu yang saat ini masyarakat butuhkan
Anda berkeinginan kuat calonkan diri pada Pilkades mendatang, orang orang mengenal anda selalu bergelut dengan mesin dan alat berat, sedangkan Tatanan Desa tentu sangat sangat berbeda meski segala sesuatu itu ada sestimatis yang harus diikuti, dari mana anda bisa melihat persamaan antar kedua nya itu (Tata kelola mesin versus tata kelola desa dan masyarakat desa)?
Ya sebenarnya di dalam semua pekerjaan sedikit banyak hampir semua nya karena ada cara cara dan system dan itu sama dengan pekerjaan di bidang pemerintahan desa.
kami selalu mengedepankan hasil yang terbaik,hasil dari apa yang kami buat seperti saat kami ada pekerjaan proyek normalisasi, pembuatan badan jalan dan lain lain.
Dan untuk mencapai hasil yang baik itu kita perlu teknik trik serta skill yang tepat dalam pekerjaan itu.
Begitu pula jika kita terapkan di pemerintahan desa,tanpa skil dan cara pandang yang baik terkadang pembangunan yang dilakukan tidak bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak.
Oleh sebab itu,kita butuh skil yang mumpuni agar setiap pembangunan yang kita laksanakan di desa tidak dianggap percuma.(*)
Teks; Indera Irawan
Editor : Arjeli Sy Jr