BANYUASIN, GESAHKITA COM – Pada tahun 2015 lalu, menjadi catatan terburuk dalam sejarah kebencanaan di Kabupaten Banyuasin dimana kebakaran hutan dan lahan terjadi secara umum di Provinsi Sumatera Selatan, maka Kabupaten Banyuasin merupakan penyumbang terbesar bencana kabut asap, sehingga mengancam semua sektor termasuk sektor kesehatan, pendidikan, transportasi, dan perekonomian.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Banyuasin H Askolani SH MH dalam sambutannya bertepatan dengan hari pertama masuk kerja setelah libur hari raya Idul Fitri 1442 H.
Bupati H AskolanI dalam hal ini memimpin langsung apel gabungan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Senin (17/05/ 2021) di lapangan upacara Kantor Bupati Banyuasin.
Terkait Bencana Kebakaran hutan tersebut, masih dalam sambutannya itu, H Askolani menyampaikan apa yang menjadi arahan dari Pemerintah Pusat tentang pengendalian Karhutlah (Kebakaran Hutan dan Lahan) yaitu terdapat 6 langkah prioritas yang perlu dilakukan.
“Pertama, mengedepankan upaya pencegahan dengan cara pendeteksian dini, monitoring areal rawan hotspot dan pemantauan kondisi harian dilapangan,” kata Bupati
“bagian Kedua, Infrastruktur monitoring dan pengawasan harus sampai tingkat bawah,”lanjutnya.
“Kemudian yang Ketiga, sambungnya, “Mencari solusi yang permanen agar korporasi dalam masyarakat membuka lahan dengan tidak membakar, “tegasnya.
“Pada bagian keempat, kata Bupati, “ Penataan ekosistem gambut dalam kawasan hidrologi harus terus dilanjutkan, “ungkap nya.
“kermudian pada bagian kelima disebut Bupati Askolani, “ Jangan biarkan api membesar,”tegasnya.
Serta bagian keenam, “Langkah penegakan hukum dilakukan tanpa kompromi,”ucap Bupati dalam sambutanya itu.
Lebih lanjut Bupati Banyuasin itu juga menyebutkan, “Dengan adanya himbauan dari bapak Presiden kita diminta untuk waspada bencana karhutlah yang ada di Kabupaten Banyuasin karena pengalaman yang lalu Banyuasin penyumbang asap terbesar di Sumatera Selatan,”jelasnya.
Bakan hanya itu dalam kesempatan itu juga Bupati H Askolani mengingatkan dan perlunya kewaspadaan dari masyarakat akan adanya “bahaya Lanina” yang biasa nya terjadi di daerah garis khatulistiwa
“Jadi Selain Karhutlah kami juga mengingatkan Angin Panas Lanina menjadi ancaman bagi kita semua, maka kita harus tetap waspada, “kata Bupati.
Selain itu Bupati juga meminta semua masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19 dan selalu mematuhi Protokol Kesehatan dan menjalankan 5 M.
“Mengingat perkembangan covid-19 saat ini cukup menghawatirkan terutama disekitar daerah perbatasan kota Palembang yang merupakan zona merah. Untuk itu, mari sama-sama kita mematuhi protokol kesehatan dengan menjalankan 5M baik diluar rumah maupun di perkantoran. Jika kita menjaga kedisiplinan tersebut insyaallah situasi akan kembali normal seperti sedia kala”, tutupnya. (Ril)