PALEMBANG, GESAHKITA COM—- – Palembang merupakan ibu kota Provinsi Sumatera selatan dan menjadi salah satu kota tertua yang berada di Indonesia.
Pada 17 Juni 2022 usia kota Palembang memasuki 1339 tahun, kota yang digadang – gadang merupakan salah satu kota tersibuk di Indonesia, karena menjadi sentral berbagai macam industri dan perdagangan.
Jika dilihat dari potensi ekonomi yang ada seharusnya kehidupan masyarakatnya berada di tingkat ekonomi kelas menengah ke atas, namun pada faktanya Palembang saat ini menjadi salah satu kota termiskin di Indonesia.
Hal ini dibuktikan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret 2021 yang menegaskan bahwa jumlah penduduk miskin di Palembang mencapai 194,12 ribu jiwa meningkat 11,51 ribu dari tahun 2020.
Tidak hanya melihat dari data BPS saat ini secara kasat mata pun bisa dilihat dari semakin banyaknya anak jalanan dan pengemis yang tersebar di beberapa lampu merah di kota Palembang.
Dengan fakta kemiskinan yang begitu jelas di kota Palembang, mengundang keprihatinan M.Arfani salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Palembang dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F
Dalam wawancaranya M. Arfani mengatakan keprihatinanya melihat semakin banyaknya anak dibawah umur yang berada di lampu merah sebagai pengamen ataupun pengemis.
” Memasuki usianya yang ke 1339 tahun, kota Palembang ternyata masih meninggalkan permasalahan sosial yang begitu besar termasuk kemiskinan, hal dibuktikan dari data BPS juga semakin banyaknya anak dibawah umur dan gelandangan yang semakin tersebar di lampu merah serta beberapa sudut kota Palembang”, kata Arfani
Diakui Pria yang akrab disapa Fani memang terkait Anak Jalanan (Anjal), gelandangan atau pengemis sudah menjadi permasalahan tanpa solusi di kota Palembang, karena kurangnya keseriusan Pemerintah kota dalam menangani hal tersebut.
” Permasalahan Anjal, Pengemis dan gelandangan sudah menjadi permasalahan tanpa solusi di kota Palembang, karena kurangnya keseriusan pemerintah kota dalam menangani hal tersebut”,tegas Arfani
Dalam kesempatan ini juga Arfani sedikit mengomentari tentang pemerintah kota yang hanya melakukan penangkapan dan pendataan saja kepada mereka dan bisa dianggap sebagai pencitaraan.
” Seharusnya pemerintah tidak hanya melakukan penangkapan dan pendataan saja kepada para Anjal dan pengemis tanpa ada jalan keluar yang nyata, ini juga bisa dianggap sebagai pencitaraan saja,” ucap Arfani
Diakhir perbincangannya Arfani meminta agar pemerintah kota Palembang melalui dinas sosial (Dinsos) mampu bekerjasama dengan banyak pihak termasuk kementrian sosial (Kemensos) dengan harapan mampu menangani masalah anjal dan gelandangan dengan bijaksana.
” Diharapkan pemerintah kota Palembang melalui dinas sosialnya (Dinsos) mampu bekerjasam dengan banyak pihak termasuk kementrian sosial (Kemensos) dengan harapan mampu menangani masalah anjal dan gelandangan dengan cepat serta bijaksana”, tutup Arfani (Irfan)