GESAHKITA – Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat menurunkan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini sebesar 0,25%, menempatkannya pada kisaran 3,50% hingga 3,75%. Level ini menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Kamis (11/12/2025).

Ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui adanya perpecahan di antara pembuat kebijakan mengenai prioritas, yaitu menyeimbangkan pasar kerja yang melemah dengan ancaman kenaikan harga (inflasi).

- Advertisement -

Powell menyatakan The Fed berada di posisi yang tepat untuk menunggu dan melihat dampak dari tiga pemotongan suku bunga terhadap ekonomi AS.

Bank sentral akan mencermati data yang masuk menjelang pertemuan Januari, sambil mengakui bahwa mereka menghadapi situasi sulit karena “tidak bisa melakukan dua hal sekaligus” (menanggulangi inflasi dan pengangguran).

Di sisi lain, Presiden Donald Trump mengkritik keputusan tersebut, menyebut The Fed seharusnya “setidaknya menggandakan” pemotongan suku bunga dan AS seharusnya memiliki suku bunga terendah di dunia.

Perpecahan internal terlihat jelas saat tiga pejabat Fed menyatakan dissent (perbedaan pendapat) resmi:

  • Stephen Miran memilih pemotongan yang lebih besar (0,5%).

  • Austan Goolsbee dan Jeffrey Schmid memilih mempertahankan suku bunga.

Saat ini, The Fed cenderung lebih mengutamakan kekhawatiran tentang pasar tenaga kerja yang melambat—di mana tingkat pengangguran sempat naik menjadi 4,4% pada September—daripada kekhawatiran inflasi, meskipun inflasi masih di atas target 2% The Fed.